Pispian Rahman

Guru...

Selengkapnya
Navigasi Web
RENUNGAN SEORANG GURU MUSIK
Peserta didik sedang latihan musik iringan Tari Melayu

RENUNGAN SEORANG GURU MUSIK

Ketika saya meminta peserta didik untuk membaca buku pelajarannya, tentang semua pengertian musik, menurut pendapat beberapa orang di dalam teks bacaan mereka, lalu, saya menyampaikan bahwa; saya telah membuat kisi kisi soal ujian mereka, dimana; mereka harus dapat menyebutkan defenisi musik menurut pendapat para ahli. maka, sebagian besar peserta didik pun mulai memejamkan mata, sementara yang lainnya, mulai komat-kamit sambil melihat langit-langit kelas seolah menghitung sesuatu, demi untuk menghafal defenisi-defenisi itu. ( saya sadar bahwa apa yang saya lakukan tidak memberikan mereka apa-selain ingatan yg akan mereka lupa.)

Kemudian, saya mengatakan pada mereka, bahwa; orang-orang yang berpendapat itu, adalah; para pakar musik, para ahli, para filsuf dan para akademisi yang ternama. (saya sadar bahwa apa yang saya katakan itu telah membuat mereka menjadi orang yang tak berdaya, seakan-akan mereka tak mampu bepikir apa-apa, yang secara tak langsung saya telah membunuh pemikiran kritis mereka.)

Setelah 30 menit kemudian, saya meminta mereka untuk menyiapkan selembar kertas, untuk menulis jawaban atas pertanyaan tes mereka tentang defenisi musik, menurut: orang-orang tersebut. saya pun senang, mereka dengan sangat tepat menjawabnya tanpa meninggalkan satu kata pun. bahkan mereka bisa mengingat, dimana orang itu lahir, apa pekerjaannya dan tahun berapa mereka lahir. mereka benar-benar berhasil menjawab semua pertanyaan yg saya berikan. sampai-sampai saya memuji mereka dengan prestasinya. (Kini saya sadar bahwa apa saya lakukan bersama peserta didik saya di ruang kelas, masih terlalu dangkal, tak banyak bisa merubah pemikiran mereka dan semua pujian hanya makna basa-basi untuk menghargai usaha yang mungkin nanti tak memberi kesan apa-apa. karena bagaimana mungkin mereka dapat menghadapi dan memecahkan masalah- masalah hidup yang nanti akan mereka hadapi. kalau saya hanya menjadikan mereka penghafal ulung seolah seperti jam weker yang siap mengeluarkan bunyi alarm sesuai pengaturan si Empunya

Harusnya saya mengajarkan, dan membiasakan mereka bagaimana memecahkan sebuah masalah, meyakinkan mereka menumbuhkan kepercayaan diri mereka, bahwa mereka juga ahli seperti orang-orang atau para ahli seperti di buku buku itu. sehingga nanti di masa depannya mereka akan mampu mencari problem solving hidupnya sendiri bahkan pemecah masalah di dalam masyarakat dan bangsanya.

Bagaimana caranya…?Harusnya dulu dalam ruang kelas, saya meminta mereka menutup semua buku pelajarannya terlebih dahulu tentang pendapat-pendapat para ahli itu. Seterusnya saya mengajak mereka untuk mengingat tentang pertunjukan musik baik di televisi, internet maupun secara langsung yang pernah mereka tonton atau saksikan, atau saya ajak peserta didik untuk menyaksikan video dan audio pertunjukan musik depan kelas secara bersama dan seksama. Setelah mereka selesai menceritakan pengalaman atau menyaksikannya, saya yakinkan mereka, bahwa; kalian akan mendefenisikan musik menurut pemikiran kalian terlebih dulu, dan memastikan bahwa defenisi yang akan kalian rumuskan menjadi sebuah kalimat tidak akan jauh berbeda bahkan sangat mungkin sama dengan apa yang di katakan orang-orang dan para ahli itu. kenapa? karena kita yakin semua ilmu pengetahuan berdasarkan fakta-fakta (faktual) dan empiris (pengalaman). Pada saat itu, harusnya pertanyaan yang saya lemparkan itu adalah, “Apa pengertian musik menurut pendapat Kalian” , maka saya beri waktu mereka agar satu persatu mencoba menjawab pertanyaan tersebut, dengan dan berdasarkan kepolosan, dari fakta dan pengalaman hidup mereka. si A. menjawab. “Bunyi Pak”, lalu si B akan menjawab, “Enak didengar pak” , Si C menjawab “Roma Irama” si D menjawab. “menyanyi yang di atur”, si E. bunyi yang kadang cepat kadang lambat, pak” lalu si F. “bunyi melengking dan ngebass” kemudian si G. “susunan bunyi hasil buatan pemusik, pak” dan lain lain, .. .yang di iringi gelak -tawa, karena melihat cara temannya yang terlihat dan terkesan asal dan lucu.Sesungguhnyan kepolosan mereka, terselip fakta fakta yang belum dikonsepsi dengan susunan kalimat yang matang karena memang spontan, namun setidaknya mereka punya sudut pandang benar menurut mereka. Nah. Setelah semua peserta didik mengeluarkan apa pendapat mereka, saya hanya tinggal meminta mereka untuk berdiskusi menyusun kalimat yang tepat untuk menggabungkan atau merangkum semua pendapat dan dapat terwakili semua pendapat teman, temannya, maka saya yakin peserta didik hebat saya paling tidak akan bisa, menuliskan, Musik adalah : “Bunyi yang diatur oleh manusia (roma irama) yang memiliki cepat atau lambat (tempo) dan melengking dan ngebass (tinggi rendah bunyi/nada) sehingga orang lain enak mendengarnya (audiens).

Maka betapa bangganya mereka, bahwa; ternyata setelah membuka buku teks pelajaran mereka, sudah sangat dekat atau hampir sama dengan pendapat para ahli itu, dan saya yakin mereka menyadari perlu merevisi beberapa kata dan kalimat yang lebih tepat. Mereka akan percaya diri dengan pemikiran dan pendapatnya.maka sesungguhny mereka telah menjadi pemecah masalahnya sendiri. maka sejak saat itu saya sadar dan harus terus belajar untuk merevolusi pembelajaran di ruang kelas sehingga dapat bermakna bagi Peserta didik nantinya dengan tidak memberikan materi pelajaran dalam bentuk final terlebih dahulu. Saya meyakini bahwa; peserta didik membutuhkan guru yang dapat menjadi inspirator mereka, dengan terus mencari cara dalam memberikan materi pelajaran yang penuh inspiratif.

Saya menulis ini karena terinspirasi oleh Jerome S.Bruner seorang ahli psikologi (1915) dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, Ia menjadi sangat terkenal karena dia lebih peduli terhadap proses belajar dari pada hasil belajar, metode yang digunakannya adalah metode Penemuan (discovery learning). Discovery learning dari Bruner merupakan model pengajaran yang dikembangkan berdasarkan pada pandangan kognitif tentang pembelajaran dan prinsip-prinsip konstruktivitas.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post