#Tantanganharike-350 ##Tantanganmenulismediaguru

Syahira kembali mengamati suasana kota di malam hari. Ekspektasinya tentang kota ujung pandang sebelum berangkat sama sekali tidak terlihat.

"Mana taman kotanya yang ditumbuhi bunga-bunga indah? Mana lampu-lampu kota yang kerlap kerlip dan memukau. Mana gedung-gedung megah pencakar langit? Kalau cuma begini kota Palopo juga ada."

Syahira merasa pemandangan kota tidak ada yang istimewa. Yang disaksikan langsung netranya biasa-biasa saja. Tidak ada yang menggodanya untuk tinggal lebih lama.

Syahira berpikir di desa justru lebih indah. Gunung yang berjejer dan hamparan sawah yang hijau sangat menawan hati. Sore hari bermain bola kasti yang terbuat dari daun kelapa. Keheningan malam terasa syahdu dengan nyanyian suara jangkrik. Walau sedikit menyeramkan bila terdengar lolongan anjing di malam hari.

Syahira justru tergoda dengan keindahan kampungnya padahal raganya berada di tengah kota Ujung Pandang. Pikirannya terhalau ke desa di bawah kaki gunung.

Lamunan Syahira yang sempat menembus desa buyar ketika kakaknya menghentikan becak.

"Stop Daeng."

Syahira turun. Dia semakin kebingungan. Matanya tajam memplototi suasana. Sepanjang jalan dia melihat tenda-tenda berjejer layaknya perkemahan. Ada tenda biru,orange,dan warna yang lain.

"Tempat apa ini kak? Kenapa tidak membawaku ke pantai Losari? Aku tidak mau disini."

Syahira kecewa. Dia keberatan karena keinginannya untuk menikmati indahnya pantai Losari tidak dikabulkan kakaknya.

"Hust jangan ribut. Malu didengar orang. Ayo masuk."

Syahira semakin tidak mengerti. Kakaknya justru mengajak masuk ke dalam tenda. Tenda yang berwarna biru. Setelah masuk,Syahira baru menyadari ternyata tenda itu tempat makan.

Next

Luwu Utara,30 Maret 2021