GTK PAUD dan DIKMAS di Pontianak Tahun 2018

Langkah Kakiku Kini di Bumi Khatulistiwa

Ide untuk bertandang ke penjuru negeri ini tidak datang begitu saja melesak kedalam otakku. Semenjak sekolah menengah, aku sudah tahu tentang Indonesia dari buku pelajaran sejarah. Pelajaran sejarah yang diajarkan ketika itu begitu menjemukan bagi murid-murid sekolah menengah yang menganggap kemahiran bermatematika dan berfisika sebagai lambang kejeniusan. Meskipun demikian, secara antimainstream, aku menyukai pelajaran sejarah karena bagiku mempelajari peradaban umat manusia dimasa lampau ibarat memasuki alam lain dengan nuansa berbeda. “Suatu saat, aku akan mengunjungi pelosok negeri ini untuk membuktikan kebenaran dan keindahan sejarah”, niat itu pernah terbersit didalam hati remajaku. Sebuah niat yang kelak akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Hari terus merangkak maju. Waktu melipat dengan sangat cepat. Perjalanan takdir membawa diriku bertandang ke Pontianak untuk melanjutkan perjuangan mencerdaskan anak bangsa di kampung halamanku. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di bumi Khatulistiwa ini, aku sudah jatuh cinta. Benarlah kabar yang aku dengar dari para musafir, bahwa Pontianak sangat recommended untuk dijajah oleh para pengejar ilmu dan pejalan berkantong cekak. Zaman telah merawat sebagian kota ini dan membiarkan keagungan budaya dan tradisi lama hidup berdampingan dengan budaya urban kaum modern. Selain sarat akan sejarah dan budaya, Kota yang di lalui aliran sungai Kapuas, merupakan sungai terpanjang di Indonesia ini yang beragam memberikan nilai lebih, kenapa daerah ini menjadi sangat dikenal diseantero nusantara bahkan dunia. Biaya hidup yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain, menjadikan Pontianak benar-benar surga yang sempurna untuk para pengelana.