Day 4: Long Black feat Gula Merah.
Hari ini bikin gundah, sudah malam gini belum dapat ide. Apaaa yang harus saya tulis. Padahal, jiwa ini sudah mantaf untuk menuntaskan tantangan 30 hari menulis, bahkan maunya sampai 60 atau bahkan 90 hari. Tapi walau gundah, tetap ada secercah harapan pasti akan bisa menulis apa saja walau di injury time mungkin. Yang membuat saya berbesar hati juga, karena dalam tantangan ini tidak ada penjurian secara langsung terhadap hasil tulisan. Tantangannya bukan menulis bagus selama 30 hari, tapi menulis selama 30 hari saja.
Saya sendiri sangat enjoy dengan keikutsertaan disini, sama sekali tidak ada beban. Walau saya lihat tulisannya teman-teman banyak yang bagus, malah hampir semua bagus, ah biarlah tulisan saya begini -begini saja.
Sampai saat ini saya tidak mempersoalkan apakah tulisan saya ada yang baca atau tidak. Saya tekankan dalam hati bahwa tugas saya menulis saja.
Kembali ke persoalan ketiadaan ide hari ini, saya ngeluh ke suami bahwa hari ini saya belum nulis. Sang penguasa bumi saya itu kemudian mengajak saya untuk hang out mencari kopi sambil mencari inspirasi. Maka, disinilah kami, nongkrong di kedai kopi Boehoen Sumedang.
Tapi.... Saya gak habis pikir....gak paham juga, bagaimana para penulis kawakan itu katanya suka pergi ke tempat tertentu biar dapat inspirasi. Atau nongkrong-nongkrong ngabisin bercangkir-cangkir kopi untuk menangguk ide. Lah saya....sudah sejam duduk ngadepin secangkir Long Black, gak dapat ide apapun.
Yang ada, saya aduk -aduk tuh kopi...hingga aromanya memutar - mutar di ujung hidung menari menggoda menjanjikan rasa.
Rasa Long Black ini lebih damai dengan lidah saya, pahitnya tidak terlalu kuat seperti espresso. Ya memang, Long Black kan lebih encer dari espresso. Jadi prinsipnya, Long black itu espresso double soot, espresso yang diencerkan.
Mengenai aroma dan rasa, itu tergantung kepada jenis dan kualitas kopi. Kopi arabica ada rasa asam-asamnya, robusta tidak. Kopi arabica yang ditanam di dataran tinggi akan beraroma lebih kuat dibanding yang tumbuh di dataran rendah.
Aroma kuat juga keluar dari kopi segar, yang baru diglinder sesaat sebelum diseduh. Mungkin itu sebabnya, di kedai kopi Boehoen ini, stok mereka adalah biji kopi bukan kopi bubuk seperti di rumah saya...he he
Si om baristanya itu akan menakar atau menimbang kopi setiap ada tamu yang memesan, kemudian diglinder masuk mesin untuk dicampur dengan air sesuai takaran.
Hasilnya....?
Ini dia secangkir Long Black feat gula merah.....mantaaaaaf.
Ide nya heiii ide nyaaa...?
Ya ini.


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar