Popon Siti Mariah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
HATI YANG TERSAYAT #2# DAY 15

HATI YANG TERSAYAT #2# DAY 15

Gina duduk tak berdaya melihat Jodi bergegas pulang sesaat setelah menerima telpon, katanya itu telpon dari ayahnya yang memintanya agar segera pulang. Sebagai orang yang sangat dekat dengan Jodi dirinya sangat kenal dengan kondisi keluarga kekasihnya itu, termasuk bagaimana Jodi akan lari tergopoh-gopoh menghadapi titah sang ayah. Khususnya menyangkut kesehatan sang mama yang memiliki riwayat gangguan fungsi jantung itu. Juga, Gina paham mengapa Jodi menikahi Zarima ...itu semata karena alasan kesehatan mamanya Jodi.

Namun demikian, tetap saja dia merasa kecewa karenanya....dan sekarang, dengan sikap Jodi seperti itu ,kekecewaannya bertambah lagi. Yah...sebetulnya Gina kenal betul sifat Jodi yang sangat memuja mamanya dan sangat memperhatikan kebahagiaan hati mamanya itu. Itupun, tak urung Gina sempat merasa bangga juga. Mengapa tidak....karena Jodi berani menentang perjodohan dirinya demi mempertahankan cinta mereka berdua. Sayangnya, kondisi sang mama yang demikian menghawatirkan membuat Jodi terpaksa mengalah dan tak berani membantah lagi.

Kini, dia hanya duduk diam antara merasa nelangsa dan sekaligus marah pada situasi yang menimpa dirinya. Belum juga reda masalah pernikahan Jodi, sekarang tambah marah karena merasa dicuekin pula.

“Arrrrgggghhhhh.....”dia menggeram..membuat pramusaji yang datang membawa pesanan menjadi kaget mendapai pengunjung cafe nya mengaum seperti macan lapar....

“Mbak....ini...sillakan...”

“ Apaaa.... ? “

“ Ok , taro aja...makasih...” Ketuuuus sekali....udah gitu, gak nunggu si pramusaji selesai membereskan hidangannya...Gina langsung nyambar Choco matcha latte nya, kemudian menyeruput hampir habis....Pramusaji itu Cuma berbisik dalam hati,....mbak nih marah atau lapar ya...xixi. Gina nya sendiri malah tercenung...matanya menatap kosong....perlahan ,butiran bening menyembul dari balik mata indahnya.....jatuh terurai di pipinya...sungguh nelangsa melihatnya.

Tiba-tiba...

“Mbak Gina....? “

“ Dokter Ichsan...? “ dan Gina pun sibuk menyeka air matanya dengan tissue....tapi hal itu tidak mampu menyembunyikan wajahnya yang menjadi sembab. Wajah sembab dengan hidung sedikit merah gitu malah membuat Gina yang cantik semakin nampak menggemaskan....dokter Ichsan mengutuki hatinya yang selalu bergetar setiap melihat wajah cantik Gina. Tak boleh...bisik hatinya keras.

“ Mbak Gina habis shopping....? Tapi, mengapa ....? “ Gina menggeleng sambil senyum sekilas, tapi dokter ichsan....yang biasa merawat mamanya Jodi menangkap bahwa Gina sedang dalam kondisi tidak baik. Sebagai orang dekat keluarga pak Dahlan, tentu dokter Ichsan sudah beberapa kali bertemu dengan Gina, terutama saat Gina mengunjungi mamanya jodi saat dirawat di rumah sakit. Mamanya Jodi memang sering dirawat di rumah sakit tempat dokter itu bertugas. Selain itu , dia sudah menjadi dokter keluarga dan sering dipanggil ke rumah kalau kondisinya mendesak.

“ Mbak Gina....ada yang bisa saya bantu...? “

“Gakpapa dok....”

“ Boleh saya temani mbak...? “

“ Kalau ada yang bisa saya bantu, katakan saja mbak Gina....kita kan bukan orang lain...”

“ Saya.....”

Pada dasarnya mereka berdua memang sudah kenal lama, karena sama-sama memiliki hubungan dekat dengan keluarga Dahlan. Tapi tentu saja hanya hubungan formal. Namun demikian, cukup sering bertegur sapa....dan dokter Ichsan mengetahui bahwa gadis itu calon menantu keluarga Dahlan. Sampai saat itu dia belum tahu perkembangan yang baru, bahwa Jodi sudah menikahi wanita lain.

“ Jodi......”

Dengan terbata-bata Gina bercerita apa yang membuatnya gundah, walau tidak secara rinci dia menceritakan juga mengenai Jodi , termasuk kejadian Jodi bergegas pergi karena ditelpon padahal dia sedang sedih.

“ Oh...ya, tadi saya papasan saat mau keluar dari rumah pak Dahlan mbak,...Bu Dahlan kambuh lagi....”

Akhirnya, obrolanpun semakin lancar dan akrab.... Sekarang dokter ichsan mengerti bahwa Gina sedang patah hati. Yah...walaupun hubungannya dengan Jodi tidak putus, tapi sekarang terganjal oleh Zarima....dan juga kondisi ibunya.

Ternyata, selain sebagai dokter yang telaten dan bertangan dingin, dokter Ichsan pun pandai menghibur , sehingga lambat laun Gina bisa senyum lebih lebar dan keringlah sudah air matanya.

“ Nah , sekarang sudah baikan kan....? Mau saya antar pulang...?”

“Tidak usah dokter, saya bawa mobil sendiri kok...”

Merekapun berpisah, tapi seblumnya saling tukar no telpon....dokter Ichsan menawarkan diri seandainya Gina butuh teman untuk ngobrol.....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Akhirnya bu...aslina abdi katagihan. Ngantosan kumaha akhir ceritana. Kadang meni sok hoyong ngiring nyarekan ka cep Jodi sareng neng Gina. Hadeuh....

07 Feb
Balas

Hihihihi.....

08 Feb

Keren

07 Feb
Balas

Alhamdulillah........

07 Feb

Completed

07 Feb
Balas

Hehe

07 Feb



search

New Post