Tantangan hari ke 18 saya hampir gagal. Kebetulan, di rumah ada saudara yang nginap. Karena ini jarang terjadi maka kami asyik bercengkrama sampai malam. Pas ingat belum menulis untuk tantangan hari ke 18 saya langsung ambil HP dan melihat waktu : 23.35. Hanya 25 menit yang tersisa. Berusaha untuk tidak panik, saya menyingkir masuk kamar dan mulai buka HP.

Karena belum ada ide, terlebih dahulu saya periksa koleksi poto di galeri. Setiap poto saya bayangkan kemungkinan bisa diceritakan apa. Saya pilih satu poto yang menurut saya bisa dipake sebagai ilustrasi sebuah cerita. Kebetulan poto yang saya pilih adalah poto anak-anak yang sedang membaca. Kemudian, saya buka Gurusiana, kilk upload poto, klik galeri untuk memeriksa kesesuaian ukuran poto : belum sesuai.

Tanpa log out saya kembali buka galeri, cari poto tadi kemudian edit krop : kecilkan ukuran. Kembali buka Gurusiana. Karena tadi tidak log out maka jendela yang terbuka adalah jendela upload poto. Saya klik, muncul pilihan, saya klik galeri kemudian pilih poto yang sudah dikrop tadi , potopun muncul.

Kemudian skroll ke bawah, pilih kategori saya pilih kolom (sebetulnya saya selalu tidak yakin) , kemudian pilih judul dan mulai menulis. Saya tulis mengenani minat baca anak-anak di desa saya yang luar biasa. Saya hanya tulis bebrapa alinea saja, sambil sesekali lirik waktu di bagian atas HP. Menit demi menit terasa bergerak dengan cepat, padahal itu tulisan ada saja yang harus dihapus dan ketik ulang. Ada yang salah ketik, atau ada kalimat yang terasa janggal atau pilihan diksi yang tidak pas

Akhirnya, tulisan itu bisa tayang pas di pk 00.00 sambil agak gemetaran saya berdo'a semoga semua admin baik dan mau menerima tulisan saya walau diwaktu yang mepet. Oh ya....sebetulnya saya mulai publish itu di angka 23.57....saya ada feeling takut jaringan error. Ternyata betul, pas saya klik publish itu tidak respon. Sampai saya 3kali klik, baru sukses..... Tapi jadi muncul 3 kali, maka sayapun sibuk menghapusi yang dua, disisakan satu.

Sungguh kebiasaan menunda-nunda pekerjaan itu sangatlah jelek dan merepotkan diri sendiri. Semoga, kedepannya ini tidak terualang lagi, hingga hari ke 90. Semoga juga esok dan seterusnya selalu ada ide cemerlang dan kemampuan untuk mengembangkan ide tersebut menjadi sebuah tulisan yang bermakna dan menarik untuk dibaca. Semoga, terlaksana salah satu impian saya : menulis buku yang dibaca banyak orang.