Popon Siti Mariah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kuperjuangkan cintamu #day 19

Kuperjuangkan cintamu #day 19

Zarima tercekat mendengar kalimat terakhir Jodi. Ingin sekali dia menghambur ke pangkuan suaminya itu. Tapi, kesadarannya bahwa Jodi masih ragu, tidak tegas menentukan sikap telah menghalanginya dari langkah itu. Selain itu, masih juga dirasa perih hatinya mengingat perlakuan Jodi kemarin, juga gusarnya saat mengingat kembali bayangan kedua makhluq itu bermesraan di Mall, bagaimana dengan lantangnya Gina mengatakan bahwa mereka berdua sepakat bahwa pernikahan Jodi dengan Zarima hanyalah bohongan belaka. Karena semua itu batin Zarima kembali bergolak,harga dirinya berontak. Walau tak hendak membalaskan dendam, namun setidaknya tidaklah perlu bermudah-mudah menerima penyerahan diri laki-laki plin-plan ini.

" Bagaimana akan ada cinta dalam sehari dua kang... Bagaimana pula ada bahagia jika hati terbagi dua...? "

" Mengenai perasaan Gina, yah tentu saya paham kang, jikalau itu menjadi dasar pijakan keputusan akang, maka kembalilah kepadanya. Raihlah kebahagiaan kalian kang,....jangan pikirkan aku "

"Maafkan kalau aku terdengar tak etis....jujur saja, tidak akan menjadikan aku merana jika akang memutuskan untuk kita berpisah. Apalagi kalau akan hawatir tentang jodohku...itu salah. Bukan karena sesungguhnya banyak pria yang mendekatiku kalau aku mantaf untuk berpisah, namun lebih karena aku tak sudi mengabdi kepada orang yang menyediakan hatinya untuk orang lain..."

" Tapi, bukankah kamu sadar bahwa memang pernikahan kita ini paksaan orang tua? Kan harusnya kamu paham juga bahwa hatiku tidak punya cinta untukmu? Maafkan aku Zarima, seperti katamu mana mungkin ada cinta dalam sehari dua...? "

" Yang tidak ada cinta itu bukan cuma dihati akang, juga dihatiku. Namun bedanya, aku punya tekad mantaf untuk menjalani pernikahan ini dengan benar... Sedangkan akang, berniat membuat pernikahan ini sebuah lelucon. Itu saaaangat beda akang, beda bangeet..."

" Dan sekarang, karena akang masih saja mundur maju seperti ini, sepertinya aku mantaf akan mundur dari kehidupan akang... "

" Bagaimana dengan mama, Zarima.... " Jodi memelas...

" Apakah benar mama akang akan sehat dengan pernikahan kita kang? Apakah saya harus menanggung derita menjadi istri bohongan demi mama akang? Terus...apa yang akan akang korbankan untuk mamamu, dan juga buat aku....? "

" Tentu saja akang jangan menambah sakit hatinya Gina, tapi kan bisa akang bicara tegas bahwa hubungan kalian terpaksa harus diakhiri... "

" Bisakah akang tegas kepada Gina... ?"

Tiba-tiba pak Rahmat muncul disamping mereka, dan berujar :

" Zarima benar Jodi, kamu tidak bisa memberatkan kondisi mamamu kepada Zarima....sedangkan kamu masih memikirkan Gina..."

" Kepada Rima juga uwak ingin berpesan, kamu jangan terlalu cepat ambil keputusan nak. Terutama harapan uwak, kamu jangan pulang ke Bandung karena ibumu pasti tersinggung dan sakit hati oleh Jodi. Dan kalau orang tua yang sakit hati atau marah, sembuhnya lama. Bisa jadi, kalian sudah berbaikan tapi ibumu masih belum bisa menerima.....nanti kamu yang repot... "

" Jadi saya harus bagainana wak...? Kan uwak lihat sendiri bagaimana kang Jodi....sampai kapan saya akan mendapat kejelasan? "

" Kamu sendiri punya keinginan nak... ?" Pak Rahmat bertanya pada Zarima.

" Saya maunya kang Jodi tegas wak. Tadi dia bilang menghendaki saya tetap menjadi istrinya, tapi dia tidak bisa tegas meninggalkan Gina. Ya....kalau saya sih tidak mau wak.....kalau kang Jodi tidak bisa meninggalkan Gina, ya saya akan mundur... "

" Masuk akal nak...."

" Tapi uwak melihat itikad baikmu, walau kamu tahu kalian tidak saling cinta toh kamu mau menjalani tugas sebagai istri. Uwak hanya minta lanjutkan itu sedikit lagi nak.... "

" Sementara kamu Jodi, sekarang tegas ya, mau memilih Zarima berarti meninggalkan Gina, atau memilih Gina, berarti tidak boleh menahan Zarima...? "

" Tadi aku sudah bilang wak.... "

" Ya, tapi kamu masih meriasaukan perasaan Gina..... " pak Rahmat memotong.

" Sekarang gini aja, mudah2an kalian bisa menerima saran uwak. Kalian pulang ke rumah, itung-itung coolling down.... Tapi, kalian, terutama Jodi harus berpikir cermat tapi cepat....tidak boleh kamu menggantung Rima ataupun Gina.... "

" Kamu setuju nak.... ?" Kembali, wak Mama bertanya kepada menantunya....

" Akan saya coba wak, tapi dengan batasan waktu sekuat saya. Mungkin besok atau lusa saya akan memutuskan.....tergantung kepada sikap kang Jodi.. "

" Alhamdulillah..... " malah Jodi yang sigap mengucap hamdalah....kemudian dia raih tangan Rima untuk pulang,bahkan tak mengindahkan uwa Nunung yang nyuruh sarapan.

" Mari Den..... "

Ternyata Mang Darso sudah menjemput.....dasaaar orang tua iniii.....ngerti aja.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Siiip, lanjut bu

12 Feb
Balas

Done!

13 Feb

Lanjut bu...

11 Feb
Balas

Keheulaaaa...... Hihi

11 Feb



search

New Post