Popon Siti Mariah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengais serpihan hati#1# day 16

Mengais serpihan hati#1# day 16

Sesungguhnya, kalau saja diperhatikan lebih dekat, Zarima nampak sangat merana walau kelihatan langkahnya mantaf memasuki pintu stasiun. Harapan dan rencana akan membelajarkan diri memasuki dunia pernikahan, dengan belajar mencintai dan mengabdi kepada sang imam tiba-tiba hancur porak poranda. Imam yang diharapkan bahu membahu membangun impian bersama, sama-sama saling mengenal dan menghormati hak dan kewajiban masing-masing. Kini harapan itu mendadak sirna melalui rentetan kejadian dua hari ini yang bagaikan teror kejutan.

Kini, yang ada bukan saja hati yang luka, tapi juga harga diri yang meronta. Tidak, aku bukan pengemis cinta. Aku tak butuh mahligai palsu....dia berdesis. Kalaupun, pernikahan adalah ibadah panjang pembuka pintu surga bagi siapa yang lulus menjalaninya, dia yakin pintu surga lainnya masih bisa dibuka dengan cara lain.

Aku pulang.......

" Zarimaa....? "

" Zarima sayang, mau kemana....mengapa sendirian? Kenapa kamu nak...? "

" Wak....? "

Terkejut Zarima ketika tiba-tiba lengannya dipegang erat oleh seorang wanita.....yang ternyata adalah Wak Nunung dan Wak Mamat..... Wak Rahmat ini tak lain dari kakaknya pak Dahlan mertuanya. Mereka berdua, juga hadir di pernikahan Zarima dan Jodi.

" Mengapa uwak ada disini? Mau kemana? "

" Kamu yang mau kemana nak....? Kami memang baru saja tiba dari Bandung. Kemarin uwak tidak langsung pulang, sehabis dari nikahan kalian uwak pergi ke rumah saudara wak Nunung di Lembang.... "

" Saya..... "

Pak Rahmat mafhum adanya sesuatu yang tidak beres dengan pengantin sehari ini. Oleh karenanya, dia tidak membiarkan Zarima meneruskan bicara....dia meraih Zarima kedalam pelukannya. Zarima tergetar hebat dalam pelukan orang tua itu, bedah dalam tangisan. Kesedihannya terlalu mengguncang.

" Zarima, lebih baik kita duduk disana.....ayo bu... " ajak pak Rahmat kepada istri dan ponakan barunya. Mereka berjalan beriringan....

Jalanan mendadak terasa mendadak lebih macet dari biasanya dirasa Jodi dan mang Darso. Akhirnya sampai juga di statsiun. Tanpa menoleh Jodi meloncat keluar dari mobil dan berlari....terdengar pengumuman bahwa kereta Parahiyangan menuju Bandung akan segera berangkat.

" Zarimaaa.....! " Jodi berteriak putus asa... Wajahnya nampak putus asa, nyaris hampir nangis. Mang Darso menghampiri terengah-engah...

" Den..... Naik aja Den.... " suaranya terputus-putus nafasnya menderu, dada tuanya dipaksa berlari sekencang itu.

" Bayar diatas saja Deeeen..... cepaaat.... Semoga ada tempat duduk.....hayooooh..... Nih bawa....! " Mang Darso menyodorkan sampul coklat tebal kepada majikan kesayangannya yang kini sedang kebingungan itu.

Tidak ada kesempatan untuk membantah ataupun berpikir jernih kereta sudah mulai berjalan..... Dia lompat ke arah pintu yang hampir tertutup rapat .

" Zarima.....! Zarimaaa..... "

Tanpa peduli orang-orang yang heran melihatnya dia terus berjalan menyusuri gerbong sambil teriak-teriak ,celingukan tengok kanan kiri. Seorang petugas menghampiri memintanya agar duduk di kursi yang kebetulan kosong.....

" Ada yang bisa dibantu pak....? "

Diluar, mang Darso masih bisa melihat tuannya masuk kereta. Sungguh kasihan kamu Den.... Semoga bisa bertemu dengan non Zarima sebelum non sampai ke rumah ibunya dan melaporkan semuanya. Gak kebayang bagaimana gonjang-ganjingnya kalau sampai ibunya non mendapati putrinya tersakiti dan pulang.....

" Ya Allah.....pertemukan kedua majikan hamba yang sudah resmi menjadi suami istri itu. Lindungilah pernikahan mereka dari kehancuran.....karuniakan cinta diantara mereka, jadikan pernikahan yang sakinah mawaddah warahmah ya Allah..... "

" Segeralah karuniakan keturunan kepada mereka... "

Mang Darso menarik nafas panjang sambil melangkah menuju mobil. Dirabanya sakunya, dia tersenyum puas bisa membekali majikannya itu dengan uang yang cukup. Dia paham kebiasaan Jodi yang jarang sekali membawa uang cash cukup. Oleh karena itu dia serahkan sampul tebal itu. Dia tidak tahu berapa jumlahnya, dia hanya tahu itu uang....dia dapatkan dari Zarima, yang menitipkannya tadi sebelum pamit pergi.

Kereta itu, sudah berjalan menjauh meninggalkan orang-orang yang masih lalu lalang dengan segala urusan masing-masing. Orang-orang dari berbagai tempat, dengan tujuan yang berbeda-beda.....orang-orang dengan suasana hati yang berbeda pula.

Meninggalkan tiga orang, yang masih asyik ngobrol di Lounge stasiun itu.

Pak Rahmat dan Bu Nunung, akhirnya berhasil mencegah Zarima pulang ke Bandung, setelah keduanya memberikan pemahaman tentang segala kemungkinan apabila Zarima menemui ibunya dalam keadaan misuh-misuh.

" Kamu, gak usah pulang ke rumah Jodi nak. Kalau kamu masih butuh menenangkan diri, nginap di rumah uwak saja....sampai hatimu sejuk lagi..."

" Ya wak.... "

" Biar uwak telpon Jodi ya, takutnya....dia langsung nelpon ibumu lagi.... "

Zarima mengangguk walau dihatinya sangsi, dengan sikap Jodi seperti itu.....paling dia akan cuek saja. Paling dia sedang melanjutkan bersenang-senang dengan Gina...

" Assalamualaikum..... Jodiiii.... Ini wak Mamat.... "

" Kamu lagi dimana ini.... Uwak ada kabar buat kamu... "

" Appaaaaaa.......?? "

Pak Rahmat melotot sesaat seperti sangat kaget.... Tapi kemudian dia malah tertawa terbahak-bahak. Zarima dan istrinya keheranan dan bertanya ada apa, tidak juga dia kasih penjelasan. Malah, dia angkat lagi ponselnya itu dan bicara lagi sambil masih ketawa-ketawa....

" Jodiiii.....hahahaha.....Jodiiii.....! "

--------------------------------------------------------------------------------------------

Sudah ah capek....hihi

Lanjutkan besok aja yaaaa..... 😁😁😁

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ditunggu bu

08 Feb
Balas

Apanya yang ditungguuu.....?

08 Feb



search

New Post