Dua hari yang lalu saya sudah bahagia sekali karena bisa mencapai hari ke 30. Alhamdulillah bisa konsisten menulis selama 30 hari. Rasanya kepengeeen sekali bilang ke semua orang bahwa aku berhasil! Namun saat lihat postingan teman-teman mengenai cara pengambilan sertifikat itu harus copy link tulisan setiap hari, aku lihat dong artikel saya. Eh ternyataaaa tgl 24 Januari ada duaaa! Sedangkan tanggal 23 nya bolong.

Saya ingat-ingat, saat itu ketika sedang membimbing study tour ke Jogya. Suasana perjalanan membuat saya susah menulis dan mempostingnya. Pas sudah berada di hotel baru bisa, itupun sudah larut karena sebelumnya kami jalan-jalan di Malioboro.

Sekitar pk 23 an baru saya bisa nulis itupun melalui perenungan dulu, tidak ada ide. Yang ada cuma kisah lucu mie godog saja, ya sudah saya tulis tentang mie godog. Eh ternyata sinyal itu, dan juga sistem, tak selamanya bersahabat. Alhasil, tulisan malam itu jatuh di tanggal berikutnya.

Setelah saya tanya-tanya pada yang bisa...akhirnya saya mengubah nomor-nomor hari. Hari ke 10 jadi hari ke 1, hari ke 12 jadi hari ke 2...dan seterusnya. Jatuh-jatuhnya, hari ini, yang seharusnya menjadi hari ke 32 ini....malah jadi hari ke 23. Masih ada 7 hari lagi yang harus saya hadapi untuk mencapai step 1, 30 hari !

Apakah saya menyesal? Tentu saja. Namun yang lebih banyak adalah pelajaran berharga dari kejadian ini. Seharusnya, tidak menunda-nunda pekerjaan karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi lima menit yang akan datang.

Yang saya rasakan setelah mengikuti tantangan ini, lebih banyak hal positig nya tentu saja. Ada kesenangan tersendiri ketika selesai satu postingan, ketika tulisan ada yang baca dan ketika hari-hari menuju hari ke 30 itu berangsur mendekat.

Kalaupun hari ini saya belum bisa dikatakan sukses 30 hari menulis dan mendapatkan sertifikat, akan tetapi sesungguhnya saya sudah menulis selama 30 hari. Tentu saja itu sangat berguna.

Yang pertama, selama mengikuti tantangan ini serasa punya wahana untuk menyalurkan energi saya yang kadang ada energi negatifnya. Yang kedua, saya merasakan lebih lancar mengolah kalimat dibanding sebelumnya. Yang ketiga, ini paling asyik, bisa berkomunikasi dengan teman-teman dari berbagai daerah yang sebelumnya tidak saling kenal.

Alhamdulillah atas semua kebaikan ini.