Ibu adalah sosok yang terhebat, bagaimana dia harus berjuang untuk anak-anaknya. Dalam keadaan apapun ibu selalu tegar. Ketulusan cinta, kasih sayang dan pengorbanannya yang tak lekang oleh waktu untuk anaknya. Itu yang aku rasakan dari sosok ibu. Bagaimana ibu selalu sabar merawatku. Meski tidak semua keinginanku dapat terpenuhi tapi aku bahagia juga bangga akan keluargaku.

Ibu harus membanting tulang sendiri, sejak ayahku menjadi korban PHK massal. Dan beban ibu makin berat ketika ayah jatuh sakit akibat gagal ginjal. Tak kulihat kesedihan pada raut muka ibu, meski kadang kudengar isakan di tengah malam. Ibu hanya bertutur dengan sang pemilik alam menutupi semua kesedihan dan kesakitannya dari aku yang belum bisa membantu.

Kulihat tangis ibu pecah. Ketegarannya jatuh juga, saat ayah menghembuskan nafas terakhirnya. Aku hanya menatap wajah ibu yang selalu merangkulku. Membayangkan ibu akan kembali tegar meski hatinya sedih dan rapuh karena kehilangan separuh jiwanya. Ternyata aku salah. Ibu terpuruk dalam duka. Kadang tak sadar arah hidup hingga berbuat salah. Kini aku menjadi kepala keluarga meski usiaku belum dewasa. Satu yang kuharap ibu kembali tersenyum dan sehat sediakala.