PRANOTO HADI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MULAI LAGI

Misteri Pemakan Bayi

Tengah malam situasi semakin runyam, Bidan menggendongmu, ia masih menenangkan diri, karena kamu tidak menangis. Perawat keluar masuk ruangan persalinan, entah apa yang ia bawa. Ibumu masih pinsan di atas kasur rumah sakit, aku dituntun keluar oleh salah satu perawat. Aku ingat saat itu aku lagsung duduk di tikar karet, bulekmu Yati memberikan air putih sambil berbicara untuk menenangkanku. Banyak suara keluar dari mulut bulekmu, sambil mengelus pundakku. Begitu banyak kata-kata yang ia keluarkan tapi kata-katanya tak dapat ku mengerti. Kira-kira satu jam kemudian aku mendengar teriakan ibumu, lalu beberapa menit kemudian aku juga mendengar suara tangisan, itu kamu Le (jw).

Bulek Yati lagsung menerobos brigade perawat, aku dengar suara keras saling sahut-menyahut di dalam. Sepertinya suara-suara itu sedang memertahankan egosentris mereka masing-masing. Ia membawamu keluar dalam keadaan menangis, dengan tenaga yang tersisa aku meraihmu dari gendongan bulekmu. Ia tidak memberikanmu, ia berkata mau membawamu untuk dimandikan di tempat pemandian bayi rumah sakit. Aku bilang jangan! Ini terlalu larut, besok pagi saja. Ia bilang “tidak apa-apa dulu ibu memandikanku di sana, kata ibu airnya hangat. Walapun saat itu rumah sakit ini belum berdiri, tapi aku rasa berdirinya rumah sakit tidak mengubah kehangatan air dari sumber itu.” Saat bulek Yati bilang seperti itu tangisanmu berhenti, jadi aku tak bisa menahannya. Ia membalik badan, terus berjalan menuju tempat pemandian bayi.

***

Sambil berjalan Yati memandang bayi yang digendong dan berkata “Kebanyakan anak menangis saat ia dilahirkan, tapi kenapa pertama kali melihat dunia kamu terdiam nak? Orang tuamu sedang sedih melihatmu terdiam. Apa yang kamu lihat nak?” Bulan purnama sedang menyinari bumi, angin bertiup lembut. Yati melangkahkan kakinya dengan hati-hati, sendirian ia menuju pamandian bayi. Tidak lama berjalan tempat pemandian bayi sudah terlihat, ia mengawasi tempat pemandian tersebut dengan pelan. Sinar purnama menyinari air kolam, air tampak bergelombang, suara air bergemericik, dan suara binatang malam menambah indah lantunan malam.

Hembusan angin malam yang dingin membuat bulu kudu Yati berdiri, ia menarik nafas yang dalam lalu mengeluarkannya pelan-pelan untuk menenangkan diri. Kakinya yang beralaskan sandal jepit menginjak katak (“ceeet” suara katak diinjak) “aduh! Apa yang aku injak ini? Oh ternyata hanya katak” ia melihat bayi yang ia gendong sedang tertidur. Ia melanjutkan langkahnya, kini ia tiba pada tangga menurun di samping kolam pemandian bayi. Matanya mengarah pada tangga menurun, sambil menginjak anak tangga satupersatu. Sampai di bawah, ia melihat air kolam dan tampak ikan-ikan kecil bergerumun. “betapa jernih air ini, sampai-sampai cahaya bulan sampai ke dasar kolam.”

Yati menendang-nendang air kolam, memastikan bahwa di kolam tersebut tidak terdapat hewan yang berbahaya. “ternyata benar apa yang ibu ceritakan padaku waktu itu, air tempat pemandian bayi ini terasa hangat. Walaupun ini tengah malam tapi airnya tetap hangat, kamu tidak akan kedinginan Le. Diam ya bulek akan memandikanmu nak.” Yati jongkok, memandang wajah bayi yang ia masukkan ke dalam air kolam dengan pelan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut...salam literasiFollback punyaku ya

17 Sep
Balas

Iya, siap saya follow back

18 Sep

Siiipp...jadi ikutan tahan napas lhoo

18 Sep
Balas

Ha ha iya, terima kasih

18 Sep

Lanjut....masih penasaran

17 Sep
Balas

Siap pak

18 Sep

Ditunggu kelanjutannya....

17 Sep
Balas

Iya bu

18 Sep

Mantab Pak Hadi. Keren. Semangat berliterasi, semoga sukses selalu. Amin.

17 Sep
Balas

Amiin terima kasih doanya

18 Sep

Jos pak

18 Sep
Balas

Terima kasih pak

18 Sep



search

New Post