Membaca

Katanya buku itu jendela dunia, dan membaca adalah engselnya. Kalau kita tidak tahu cara membuka engselnya maka jendela tidak dapat terbuka. Lalu bagaimanakah cara membuka engsel yang baik dan benar? karena salah cara membuka engsel misalnya dengan palu atau dengan obeng malah merusak jendela.

Jadi bagaimana cara membaca yang baik? apakah dengan bersuara? ataukah tanpa bunyi seperti di dalam hati. Ada banyak cara membaca yang ditawarkan di internet dari mulai speed reading (membaca cepat), skimming (membaca secara menyapu atau seperti kerja mesin scanner, lalu membaca pelan-pelan dihayati dan dipahami.

Ada juga cara membaca keras-keras dan diulang-ulang. berkesan membeo. Guru berkata A, siswa menirukan A. Bila kita masuk ke perpustakaan, maka ada rambu atau marka larangan berisik. Nah membaca keras di sini termasuk juga kategori berisik. Kalau dalam fim Ada Apa Dengan Cinta, bisa dilempar pinsil sama Rangga. Namun membaca keras ternyata diperlukan dalam metode menyunting suatu naskah. Dengan dibaca berbunyi keras, kita bisa tahu tanda baca atau jeda kalimat yang tidak pas. Editor bisa mengetahui kalimat mana yang terlalu panjang dan melelahkan.

Penelitian baru - baru ini membaca keras justru sangat dianjurkan, itulah kenapa para hafidz Quran melatih diri dengan membaca keras tidak dalam hati. Karena metode membaca keras ini untuk memperudah hapalan dan memperkuat daya ingat.

Jadi cara membaca manakah yang anda akan pilih?

Apapun caranya, yang penting, setelah membeli buku sebaiknya dibaca. Jangan cuma dibuat pajangan atau ditumpuk dan dimakan rayap.

selamat membaca