Prima Puri Har Ayu

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Hafalan untuk Azmia

"Hari Senin, ibu akan uji hafalan masing-masing ya nak. Nah, jangan lupa untuk murojaah hafalan di rumah ya! Sampai bertemu di hari Senin, sehat-sehat semua," sambil memberi kode untuk berbaris, tanda pembelajaran telah usai.

Kalimat bu guru tadi terus berkelebat di pikiran Mia. Sesampainya di rumah, ia terduduk lesu di depan pintu sambil membuka sepatunya. Membaca salam pun ia lafazkan separuh hati dengan nada lelah. Setelah meletakkan tas sekolah di rak, ia beranjak menuju kamar bunda. Di balik celah pintu yang sedikit terbuka, Mia bisa melihat jelas, bunda masih terbaring lemah dengan selang inpus di tangannya. Sekali lagi perkataan bu Erni tadi menghantui pikirannya, dan kini air mukanya benar-benar putus asa.

Ingin ia masuk ke dalam kamar dan membangunkan bunda. Ia ingin bercerita bahwa Senin esok akan ada ujian hafalan. Meskipun bunda sedikit garang, tapi tetap saja ia merindukan masa-masa belajar dengan sang bunda. Akhirnya, sapaan lembut namun lirih keluar dari bibir mungilnya, "Bunda bangun. Bunda". Namun, masih belum ada jawaban yang keluar dari mulut bunda. Ia ambil tasbih yang biasa bunda pakai untuk berzikir dan meletakkan ke dalam genggaman bunda. Mia tak kuasa menahan tangis, kemudian berlari kecil ke kamarnya.

Di atas tempat tidur, Mia menangis sejadi-jadinya. Sesaat ia ingat satu keinginan yang ia sampaikan kepada bunda.

"Bunda, kakak ingin ke Mekkah. Kata bu Erni, Mekkah itu rumahnya Allah. Kakak mau ke sana ya bunda" ucapnya dengan polos.

"Ia nak, insyaAllah. Doakan kita diberi rezeki buat ke sana ya nak. Satu lagi. Kakak juga harus semangat murojaah hafalan, supaya kakak bisa berdoa nanti di sana, " jawab bunda sambil mengusap kepala Mia dengan kasihnya.

"Ia bunda," Mia menjawab dengan semangat.

Dengan mata yang masih sembab, Mia raih tas sekolah dan mengambil buku hafalannya. Ia ingat ada beberapa doa yang harus ia hafalkan, salah satunya doa meminta kesembuhan. Dengan terbata-bata ia coba membaca doa itu lalu mengulang-ulangnya. Namun akhirnya ia tertidur sambil mendekap buku hafalan.

Usapan lembut di kepala mulai membangunkan Mia dari tidurnya. Setelah itu ia mendengar sayup-sayup suara memanggil, "Kak.. bangun nak."

Ia usap kedua matanya lalu melirik ke arah suara. Betapa kaget dan bahagianya ia melihat sosok yang duduk di pinggir tempat tidurnya.

"Bunda. Bunda. Bunda sudah bangun?" pertanyaan polos meluncur begitu saja dari bibir mungilnya. Mia masih shock melihat bunda kini berada di sampingnya, sedangkan selang inpus masih merekat erat di tangannya.

Bunda membalas dengan senyuman rindu kepada gadis kecilnya itu, "alhamdulillah, berkat doa kakak nak."

Mia memeluk bunda sambil menahan rasa haru. Rasa rindunya sungguh tak terbendung. Kini, Mia pun tak ragu menyampaikan keinginannya.

"Bunda, boleh kakak murojaah hafalan dengan bunda? Hari Senin nanti, kakak ujian," ujar kakak penuh harap.

"Dengan senang hati, sayang."

Mia sangat bahagia mendengarnya. Kini, ia tak gundah lagi untuk menghadapi ujian. Matanya berbinar mengisyaratkan semangat.

Sungguh kita tidak tau, doa siapa dan seperti apa yang akan diijabah, dan mungkin saja hafalan Mia tadi telah menembus pintu langit. Para malaikat mengamini, hingga akhirnya diijabah Allah SWT.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga anak-anak kita Soleh dan Solehah

17 Jun
Balas

Semoga anak-anak kita Soleh dan Solehah

17 Jun
Balas

Kereeen Bu Ayyy... Ceritanya runtut dan yang baca masuk pada emosi yang dirasakan oleh Mia. Mendeskripsikan "rasa" nyaa pas.

16 Jun
Balas

Alhamdulillah, terima kasih Bu Sus. Bimbing kita terus y Bu.. Bismillah

16 Jun

Tulisannya singkat tetapi begitu menyentuh.Sukses selalu buat bu ayu.

16 Jun
Balas

trima kasih bestiee.. sukses buat semua..

16 Jun

sedih ceritanya bu ayu, berhasil membawa pembacanya kedalam situasi cerita. mantap............nanti ajarin yah

16 Jun
Balas

MasyaAllah, benerkahhh Bu Dede,Ini Faksi Bu De, nyoklah kita sering2 curhat, bisa kita jadiin faksi YESS...Yukk,, kita belajar bareng sama fasil kita.Mudah2an, Mas Eko n bapak/Ibu lainnya memberikan komentar juga

16 Jun
Balas



search

New Post