Priska.M

Guru RA dari Sumbar "Mencoba menjadi yang terbaik"...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ban Bocor, Gagal Makan

Ban Bocor

Tantangan 365

"Sudah sholat, saatnya beres-beres untuk pulang," gumanku dalam hati. Semua kertas yang masih berantakan di atas meja di ruang kelas, ku susun dengan rapi dan ku letakkan lembaran tugas baru untuk besok yang akan dikerjakan oleh peserta didikku.

Setelah semua tersusun rapi baik di meja dan permainan yang telah dimainkan anak tadi, aku segera mengambil tas dan leptop yang kubawa dari rumah untuk menyelesaikan tugasku. Akupun memanggil putraku yang merupakan salah satu peserta didik ditempatku mengajar.

"Irsyad? ambil tasnya, kita pulang lagi," kataku memanggil Irsyad yang sedang bermain seluncuran.

"Iya umi," jawabnya sambil berlari mendekatiku dan segera mengambil tasnya yang masih berada di dalam kelas.

"Bu, ada undangan," Tiba-tiba suara Anggi muncul dari bali pintu kantor.

"Ibu tidak bisa pergi, ibu puasa, pergilah bertiga," jawab Bu Epa sebagai kepala sekolah tempatku mengajar.

Akhirnya aku dan 3 rekanku bersiap untuk berangkat dan kami mengambil sepeda motor masing-masing.

"Astagfirullah, ban sepeda motor kita bocor Syad," kata ku pada Irsyad.

"Iya mi, bannya kempes," jawab Irsyad sambil jongkok menatapi ban sepeda motor ku.

"Anggi, ibu tidak jadi pergi, Anggi sama Bu Deni saja pergi," kataku pada Anggi yang sudah di atas sepeda motornya.

"Ikut saja bu, dekat kenduri ada bengkel bu," jawab Anggi

"Baiklah kalau begitu," kataku sambil menghidupkan sepeda motor.

Setelah sampai di tempat kenduri, bengkelnya tutup, akhirnya aku ambil kepetusan saja, kalau Anggi dan Bu Deni saja yang lanjut kenduri, sedangkan aku mencari bengkel dan aku tidak tahu dimana aku akan menemukan bengkel tambal ban.

Cukup jauh ku mengendarai sepeda motor, akhirnya disimpang empat aku menemui bengkel. Sepeda motorku sekarang ditangani oleh mahirnya.

"Umi, tidak jadi kita makan tempat kenduri?" tanya Irsyad

"Tidak, kita langsung pulang aja," jawabku sambil mengendarai sepeda motor yang sudah diperbaiki.

"Nggak jadi Irsyad makan ditempat kenduri mi," kata Irsyad dengan suara kecewa.

"Insyaallah, suatu saat nanti kita bisa makan ditempat orang kenduri lagi," jawab ku untuk menghibur Irsyad.

Singkat cerita, aku dan Irsyad telah sampai di rumah. Sampai di rumah, ibuku meminta temani pergi kenduri nanti siap sholad Ashar. Irsyad langsung gembira dan berteriak.

"Horeee, akhirnya jadi juga makan tempat orang kenduri," katanya dengan girang.

Itulah hidup, rezeki yang sudah berada di depan mata, bisa jadi tidak untuk kita, sedih, kecewa itu wajar, tapi ingat Allah akan menggantinya dengan yang lain.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Rezki, jodoh, pertemuan, maut....sudah ketentuan yang Kuasa. Kita tinggal menjalankan saja lagi keren

12 Jan
Balas

Pembelajaran yang baik, rencana Tuhan lah yang terbaik. Makna-makan

12 Jan
Balas



search

New Post