Kamilah Perempuan (Kucoba Bertahan)

Jum'at, 220121

"Apa kamu masih bertahan Ras, bukan hanya hati mu yang tersiksa, tapi fisikmu juga," kata Rita pada Rasti sahabatnya sejak duduk dibangku SMA.

"Aku harus bagaimana Rit?" jawab Rasti dengan menghelus pipinya yang merah bekas tamparan suaminya Raka

"Pisah!" jawab Rika dengan tegas.

"Aku takut janda Rit," jawab Rasti dengan wajah serba salahnya.

"Janda itu bukan aib Ras, ini demi kebahagianmu juga," kata Rita sambil merangkul sahabatnya.

Rasti hanya diam dan merenungi apa perkataan Rita, apakah dia harus menjadi seorang janda atau bertahan dengan dirinya sering disakiti oleh suaminya, baik melalui perkataan dan fisik.

"Rasti!" teriak Raka dari teras rumahnya

"Iya!, ada apa bang," jawab Rasti dengan wajah ketakutan

"Kenapa wajahmu pucat seperti orang ketakutan, memangnya aku mau memakanmu," jawab Raka sambil memegang dagu Rasti.

"Maaf bang," kata Rasti singkat

"Bikini nasi goreng hijau, aku lapar," kata Raka

Rastipun langsung mengikuti permintaan suaminya, jika dia sempat berkata tidak, sudah terbayangkan oleh Rasti bagaiana layangan tangannya nanti. Dibalik kekasaran Raka, ada sisi baik yang dimiiki Raka. Raka adalah suami yang curah dalam memberi nafkah, sehingga Rasti bisa menabung walaupun dia tidak bekerja dan Raka tidak perduli berapa angka di dalam tabungan Rasti.

Bukan itu saja, Raka juga sangat perduli dengan pendidikan ke dua putranya, Raka telah mempersiapkan biaya untuk masa dean anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi. Hal itu yang membuat Rasti masih tetap bertahan, demi anak-anaknya. Rasti berharap suatu saat nanti suaminya bisa berubah menjadi suami yang lembut dalam perkataan dan perbuatan.