Kupanggil Dia, Mama dan Ibu
Kupanggil Dia, Mama dan Ibu
Oleh: Priska.M
RA,.Nurul Huda Payakumbuh
Setiap anak terlahir pada satu rahim seorang perempuan baik itu mama maupun ibu. Panggilan pada perempuan itu ada yang memanggil sebagai umi, ibu, mama maupun bunda juga ada yang memanggil dengan panggilan emak. Apapun itu nama panggilannya, mereka adalah perempuan yang luar biasa, kuat, sabar dan ikhlas.
Tapi beda dengan diriku yang mempunyai dua perempuan cantik yang hebat dan luar biasa, dia ku panggil mama dan ibu. Aku memang terlahir pada satu rahim seorang perempuan yang ku panggil mama, beliau ikhlas dan sabar mengandungku selama 9 bulan lamanya dengan harus menahan segala sakit yang dialaminya saat aku berada di rahimnya dan juga sabar menyusuiku sehingga aku tumbuh selayaknya anak-anak lainnya.
Entah apa yang membuat aku harus berada disamping mama dalam waktu yang begitu singkat. Pada usia belum 5 tahun, aku telah tinggal bersama saudara perempuan papaku, yang ku panggil ibu. Apa yang menyebabkan aku bisa tinggal bersama ibu, aku tidak tahu pasti, apa karena kondisi ekonomi keluarga orang tuaku saat itu atau memang Allah telah mentakdirkan aku tinggal bersama ibu.
Ibu adalah seorang perempuan yang ditakdirkan oleh Allah tidak mempunyai seorang keturunan, mungkin itu sebabnya Allah mempertemukan aku dengan beliau. Aku memang tidak terlahir pada rahimnya, tapi dengan sentuhan kasih sayang yang aku rasakan, tidak ubahnya seperti sentuhan kasih sayang seorang ibu pada anak kandungnya sendiri, jadi aku tidak merasakan sepi maupun sedih tidak berada di samping mama yang telah melahirkanku.
Aku merasa bangga memiliki seorang perempuan cantik yang mencintai dan menyayangiku sepenuh hatinya. Aku merasa lebih beruntung dari anak-anak lain yang hanya memiliki seorang ibu maupun seorang mama. Aku tidak pernah membedakan beliau berdua, bagiku mereka telah rela berkorban demi diriku, sehingga aku tumbuh besar seperti ini, sampai aku merasakan bagaimana menjadi seorang mama, maupun seorang ibu.
Sekarang mama dan ibu berada pada sisiku, aku berusaha untuk membuat mereka selalu tersenyum dengan kemampuan dan kesanggupan yang aku punya. Mungkin dari segi kekayaan aku tidak bisa memberi beliau kesenangan materi Namun aku terus berusaha membuat mereka tidak kecewa dan tidak menjadi beban pikiran mereka.
Mama, terima kasih akan ikhlas dan sabar dirimu menahan sakit saat melahirkan aku ke muka bumi ini dan kesabaranmu saat menyusuiku yang tanpa aku sadari sering membuatmu kesal, bahkan mengambil waktu istirahatmu disaat sakitku dulu. Sabar mengajarkan aku mulai belajar memanggil namamu dan berjalan satu demi satu langkahku yang masih belum kokoh seperti saat ini, juga akan doa-doa terbaikmu untukku yang selalu terselip dalam setiap sujudmu.
Ibu, aku memang tidak terlahir pada rahimmu, tapi bukan berarti dirimu bukan mamaku. Bagiku diriimu adalah lentera yang ikhlas menerangi jalanku dalam menjalani kehidupan ini, sampai aku tumbuh besar seperti ini dan sanggup menahan semua goncangan kehidupan ini dan telah berhasil melewati beberapa lorong kehidupan yang penuh suka duka cerita. Terima kasih ibu, mungkin jerihmu dalam membesarkanku sampai saat ini belum terbalaskan, bahkan sampai detik ini aku juga masih menyusahkan dirimu dengan lahirnya putra-putraku. Terima kasih akan doa-doamu untukku dan putra-putraku. Maafkan aku ibu bila selama ini aku menyinggung hatimu sehingga membuat dirimu menangis, tidak ada niat sedikitpun aku melakukan itu.
Mama, ibu hanya doa yang bisa aku untaikan dalam setiap sujudku agar dirimu selalu dalam keadaan sehat dan bahagia. Semoga sampai sisa usiaku bisa selalu bersikap adil pada mu perempuan hebatku, juga selalu membuat dirimu tersenyum.
Biodata Penulis
Priska.M,S.Pd.I tempat tanggal lahir Metro Lampung, 10 Maret 1983. Guru Kelas RA. Nurul Huda Kota Payakumbuh. Prestasi yang pernah diraih, tahun 2015 sebagai guru berprestasi juara 3 Tingkat Provinsi Sumatera Barat. Tahun 2018 Juara Harapan 1 Lomba mendongeng Tingkat Nasional. Tahun 2019 Juara 2 Lomba Opera Tingkat Nasional.
Telah Menulis buku tunggal yang berjudul Hati sang Ibu dan Buku cerita anak dengan judul Matahari dan Tomat. Telah berhasil lolos mengikuti lomba menulis pada Media Guru Indonesia dengan judul buku Sudahkah Kita Merdeka Belajar, Di Rumaha Aja (Bekerja dari rumah, Belajar di Rumah), Belajar Daring Anti Garing dan Kopexso, Pejuang Literasi dan Literasi Keluarga. Buku antologi Beliau Sumangat, Cinta untuk Rashid dan Bye, Bye Corona.
Beliau sekarang menjabat sebagai sekretaris KPPL (Komunitas Penulis Penggiat Literasi) Kemenag Kota Payakumbuh, juga Ketua KKG RA Kota Payakumbuh. Beliau bisa dihubungi melalui Email [email protected], nomor WA 081364993749.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap salam sehat selalu dan salam Literasi.Orang yang selalu mengayomi bisa dianggap ibu. Keren salam