Priya Santosa

Priya Santosa, M.PdI ...

Selengkapnya
Navigasi Web
PARAFRASE MELAWAN PLAGIARISME

PARAFRASE MELAWAN PLAGIARISME

Buku jendela dunia. Dunia perbukuan dan penulisan semakin ramai akhir akhir ini. Kian menggeliatnya kegiatan literasi utamanya di grup gurusiana sangatlah membanggakan. Setelah vakum beberapa saat menulis akibat serangan herpes, ingin rasanya saya ingin bermesraan dengan laptop lagi. Kali ini saya ingin mengupas perihal plagiarisme. Kadang bagi seorang pemula menulis merupakan sesuatu yang berat. Diantara kesulitan kesulitan tersebut adalah pilihan diksi dan kosa kata yang tepat. Semakin seseorang itu gemar membaca, maka gizi yang ia miliki sangat cukup. Saya sendiri awal awal menulis juga merasakan hal yang serupa. Maka bagi pemula perlu sesuatu bekal teknik yang bisa menyelematkan diri dari kejaran hantu plagiarisme. Ada beberap teknik untuk menghindari hantu tersebut. Diantaranya dengan penggunaan paraphrase. Teknik menulis paraphrase, cara lain untuk menghindari plagiarisme ketika menulis dengan melakukan kutipan tidak langsung. Mengutip secara tidak langsung dapat diwujudkan dalam tiga bentuk yakni membuat parafrase, meringkas atau menyusun kesimpulan. Ketiga hal ini adalah cara pengutipan yang membutuhkan keahlian yang berbeda. Serta penting dilakukan saat menulis buku.

Parafrase merupakan salah satu cara meminjam gagasan/ide dari sebuah sumber tanpa menjadi plagiat. Menurut Kamus Oxford Advanced Leaner‟s Dictionary, parafrase merupakan “cara mengekspresikan apa yang telah ditulis dan dikatakan oleh orang lain dengan menggunakan kata-kata yang berbeda agar membuatnya lebih mudah untuk dimengerti.” Pengutipan yang dilakukan dalam teknik menulis parafrase merupakan kutipan yang menggunakan kata-kata sendiri untuk mengungkapkan ide yang sama. Sehingga dapat diaplikasikan saat menulis buku. Dan aktivitas tersebut ialah legal. Selain membuat gagasan lebih mudah untuk dimengerti, parafrase dapat juga digunakan untuk menjaga koherensi dan keutuhan alur tulisan.

Menurut OWL Purdue, sebuah website yang banyak memberikan ulasan tentang menulis buku akademis (Purdue OWL, 2016: https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/619/1/), parafrase didefinisikan sebagai berikut: 1) kemampuan seseorang untuk menulis ulang ide atau gagasan orang lain dengan kata-katanya sendiri dan ditampilkan dalam bentuk yang baru, 2) merupakan cara yang legal dan syah dalam meminjam gagasan orang lain, 3) sebuah pernyataan ulang (restatement) yang lebih lengkap dan detail dibandingkan dengan sebuah ringkasan. Teknik menulis parafrase merupakan sebuah keahlian yang sangat berharga karena parafrase lebih baik dibandingkan dengan mengutip informasi dari sebuah paragraf atau tulisan yang kurang menonjol.

Parafrase membantu penulis untuk mengontrol cobaan melakukan kutipan yang terlalu sering. Proses mental yang dibutuhkan bagi keberhasilan sebuah prafrase membantu penulis untuk memahami sepenuhnya makna teks sumber yang akan ia sadur.

Setiap penulis memiliki dan mengembangkan tekniknya sendiri untuk mengembangkan keahlliannya dalam melakukan parafrase. Teknik tersebut bersifat unik. Bagi penulis pemula, ia perlu belajar mengembangkan keahlian membuat parafrase. Jika belum terbiasa melakukan parafrase, berikut ini adalah 6 teknik menulis efektif dalam melakukan parafrase seperti yang diberikan oleh panduan OWL Purdue (Purdue OWL, 2016: https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/619/1/):

Jika masih memiliki kesulitan dalam melakukan parafrase, maka mulailah berlatih dari tingkatan yang termudah terlebih dahulu, yakni membuat parafrase pada taraf kalimat. Sebelum memparafrase satu artikel saat Anda menulis buku ilmiah. Jika telah cukup mahir dalam melakukan parafrase kalimat, maka buatlah parafrase untuk sebuah paragraf. Berikut ini adalah contoh parafrase untuk tingkat kalimat terlebih dahulu:

Contoh 1:

kalimat asli : Komputer mampu membawa orang ke tempat-tempat yang belum pernah bisa mereka kunjungi sebelumnya, termasuk ke permukaan planet lain.

Parafrase : Melalui komputer, orang dapat pergi ke tempat yang belum pernah mereka kenal. (Krisnawati, 2000, hlm 57).

Sebagai pemula, parafrase diatas masih diijinkan. Namun jika telah belajar dan memiliki keahlian melakukan parafrase, baik Booth maupun panduan dari OWL universitas Purdue menjelaskan bahwa parafrase yang sangat mirip dengan naskah aslinya masih dianggap sebagai melakukan plagiasi, sekalipun sumber aslinya dicantumkan disana. Ini merupakan hal yang sangat pelik dan memerlukan banyak latihan. Sebagai contoh simaklah contoh 3 & 4:

Contoh 2:

Naskah Asli:

Sangatlah pelik untuk mendefinisikan plagiasi saat Anda melakukan ringkasan atau parafrase. Keduanya memang berbeda, tetapi batas-batas parafrase dan ringkasan sangatlah tipis sehingga Anda tidak menyadari jika Anda berpindah dari melakukan parafrase menjadi meringkas, kemudian berpindah ke malakukan plagiasi. Apapun tujuanmu, parafrase yang sangat mirip dengan naskah asli dianggap sebagai melakukan plagiasi, meskipun Anda telah menuliskan sumbernya (Booth et al., 2005, hlm 203).

Paragraf di bawah ini dianggap hasil plagiasi karena parafrase yang sangat mirip dengan naskah aslinya: Sangatlah sulit untuk mendefinisikan plagiasi saat ringkasan dan parafrase terlibat didalamnya, karena meskipun mereka berbeda, batas-batas keduanya sangatlah samar, dan seorang penulis mungkin tidak mengetahui kapan ia melakukan ringkasan, parafrase atau plagiasi. Meski demikian, parafrase yang sangat dekat dengan sumbernya diperhitungkan sebagai hasil plagiasi, meskipun sumber aslinya dicantumkan di sana.

Contoh berikutnya menunjukkan parafrase yang berada diperbatasan antara plagiasi dan yang diijinkan:

Sangatlah sulit untuk membedakan antara ringkasan, parafrase dan plagiasi. Anda berisiko melakukan plagiasi jika Anda melakukan parafrase yang sangat mirip, meskipun Anda tidak bermaksud untuk melakukan plagiasi dan mencantumkan sumber naskah aslinya.

Kata-kata dalam paragraf diatas masih dapat dilacak sumbernya oleh seorang pembaca yang teliti, jika ia pernah membaca sumber tersebut. Berikut ini adlah contoh parafrase yang aman dan tidak dianggap sebagai plagiasi:

Menuruth Booth, Colomb, dan Williams, penulis terkadang melakukan plagiasi tanpa mereka sadari karena mereka menggira melakukan ringkasan, saat mereka melakukan parafrase yang terlalu mirip dengan naskah asli, suatu aktifitas yang disebut plagiasi. Bahkan saat aktifitas tersebut dilakukan dengan tidak sengaja dan sumber pustakanyapun dituliskan (hlm 203).

Contoh 3:

Naskah Asli:

Mahasiswa sering berlebihan dalam menggunakan kutipan langsung saat membuat catatan, sebagai akibatnya mereka menggunakan kutipan yang berlebihan dalam tugas karya ilmiah (paper). Mungkin hanya sekitar 10% dari manuskrip akhir yang diperbolehkan muncul dalam bentuk kutipan langsung. Oleh sebab itu, Anda harus berusaha untuk membatasi jumlah penulisan yang sama persis dengan materi sumber saat kalian menulis buku atau catatan. Lester, James D. Writing Research papers. 2nd ed. (1976): 46-47.

Parafrase yang legal:

Dalam paper ilmiah, mahasiswa sering mengutip berlebihan, dan gagal untuk mengubah materi yang dikutip ke level yang diinginkan. Karena masalahnya bersumber dari penulisan catatan, maka sangatlah penting untuk meminimalkan pencatatan materi atau kata per kata yang sama persis (Lester46-47).

Parafrase versi plagiat:

Mahasiswa sering menggunakan terlalu banyak kutipan langsung saat mereka menulis buku atau catatan. Sebagai akibatnya, ada banyak kutipan langsung dalam paper tugas akhir mereka. Seharusnya hanya sekitar 10% paper berisi kutipan langsung. Dengan demikian, sangatlah penting untuk membatasi jumlah materi yang dikopi saat melakukan catatan.

Maka bagi pemula, disarankan dengan senanatiasa menegembangkan diri untuk berbenah. Mencari jati ditri tidak mudah. Butuh pengorbanan, waktu stamina dan sedikit mengurangi nafsu menjiplak karya karya orang lain. Menurut Arswendo , sedikitnya bagi yang berniat mennekuni dunia tulis menulis, ia memiliki sandi 3 N Niteni, Nambahi dan Niroke. . Demikian sedikit yang bisa saya ulas tentang teknik menulis parafrase. Semoga membantu para penggiat literasi untuk menulis karya tulis dan terhindar dari hantu plagiarisme. Wallualam bi showaf.

Madiun, Oktober 2019

Priya Santosa Penggiat Literasi Alumni Sekolah Menulis Ngawi , P4TKIPA 2017 Diklat Jurnalistik UNESA 2109

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masih bingung......

13 Oct
Balas

Aswrwb. Ya b zaitun. Untuk langkah langkah 6 teknik tidak tulis. Ibu ricek d halaman web yang saya cantumkan d artikelnya. Biar ibu bisa mempelajarinya. Salam kenal ibu dari kota mana.

13 Oct



search

New Post