Pentigraf ke-33

Tantangan menulis Gurusiana 365 hari [hari ke-22]

.

Pada tahun 1997, tetangga saya dari Cilacap, bernama Sidik, yang bekerja sebagai operator/supir backhoe akhirnya membawa istrinya Yanti ke Kulon Progo Yogyakarta. Mereka tinggal bersama Mbah Yati di daerah Nanggulan dekat Sidik bekerja.

.

Suatu sore Sidik mengatakan kepada istrinya kalau dia ingin sarapan dengan sayur kesukaannya yaitu sayur "welok" dengan kuah santan yang pedas. Karena jauh dari pasar, untuk belanja kebutuhan sehari hari Yanti belanja di warung Bu Karni yang jaraknya sekitar dua ratus meter dari tempat mereka tinggal. Sampai di warung bu Karni, ternyata sudah banyak ibu-ibu yang antri membeli keperluan dapur.

.

Setelah sampai giliran Yanti, Bu Karni bertanya kepada Yanti akan membeli apa. Yanti menjawab kalau dia ingin membeli lombok satu on, ikan keranjang dua, tempe satu dan “welok” tiga. Segera Bu Karni mengambilkan apa yang akan dibutuhkan Yanti dan karena bingung dia bertanya apa itu “welok”. Yanti langsung menunjuk labu siam. Lalu Bu Karni berkata, “Oalah, niku teng mriki namine jipang.” (Oalah, itu di sini namanya jipang). Semua ibu-bu yang masih mengantri tertawa semua. Ada-ada saja!

.

Catatan: welok = jipang = labu siam

.

Kulon Progo, 28 Mei 2022