Pentigraf ke-41

Tantangan menulis Gurusiana 365 hari [hari ke-31]

.

Saat lebaran idul fitri tahun ini, aku dan keluargaku mudik ke kampung halamanku di desa Cilongkrang, Wanareja, Cilacap. Kami mudik berempat saja: aku, istriku dan dua anakku yang nomor tiga dan empat. Anakku yang pertama dan kedua tidak ikut karena ada acara reuni dengan teman-teman SMP mereka. Karena perjalanan macet, kami menempuh waktu cukup lama di perjalanan dan setelah delapan jam perjalanan baru kami sampai di rumah. Rencananya, kami akan berada di sana selama empat hari.

.

Pada hari ke dua, kami berkunjung ke tempat adikku di Banjar, Jawa Barat. Betapa senangnya kami bisa bertemu dengan keluarganya setelah dua lebaran kami tidak pulang dan bertemu. Adikku mempunyai anak seorang perempuan yang waktu itu berumur lima tahun. Nama panggilanya Vanya. Anaknya periang dan menggemaskan. Anaknya yang bicaranya masih cedal selalu membuat kami tertawa.

.

Di tempat adikku ada warung Bakso yang sangat terkenal dan super enak. Oleh karena itu istriku selalu menyempatkan untuk membeli bakso saat kami berkunjung ke sana. Tak heran, karena makanan favorit istriku adalah bakso. Maka istriku dan dua anakku pun meminta izin kepadaku untuk membeli baso untuk di bawa pulang. Ternyata keponakanku makanan kesukaannya bakso juga. Saat sudah siap berangkat istriku mengatakan kepada Vanya bahwa budhenya mau keluar membeli bakso dan bertanya kepada Vanya mau dibelikan apa. Dia menjawab dengan berteriak menggemaskan, “Bakso Ulat!” (maksudnya adalah bakso urat). Dengan gemes istriku mencubit pipinya yang tembem.

.

Kulon Progo, 06 Juni 2022