Pujarsono, S.Pd.

Pujarsono, S.Pd. dilahirkan di Cilacap, 26 Agustus 1969. Sekarang dia mengabdi sebagai guru Bahasa Inggris di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kulon Progo, Daerah Istim...

Selengkapnya
Navigasi Web
PASAR MALAM SETAN

PASAR MALAM SETAN

Cermin ke-2

Tantangan menulis Gurusiana 365 hari [hari ke-36]

.

Aminudin adalah seorang remaja yang masih sekolah di SMAN 1 Majenang kelas XI. Dia tinggal di sebuah desa bernama Cilongrang, kecamatan Wanareja, kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Seperti keluarga yang lainnya keluarga Aminudin juga memelihara domba dan bahkan dombanya saat itu berjumlah 25 ekor. Tugasnya adalah menggembala domba di hutan karet milik PT Perkebunan XVII yang jaraknya sekitar 400 meter dari rumah. Domba-doma itu biasanya dilepas selepas dzuhur dan dijemput sebelum maghrib. Bila dia sekolah maka domba dilepas oleh ayahnya dan dia yang bertugas menjemputnya. Bila hari libur dia melepas dan menungguinya sampai sekitar jam lima sore.

Pada hari Kamis sekitar jam setengah lima sore, ayahnya menyuruhnya menjemput kambing, “Amin kambingnya jangan lupa dijemput.”

“Iya Pak. Segera saya berangkat,” jawabnya. Ia memakai kaos warna coklat, celana kolor panjang warna coklat juga, memakai sepatu boot, topi warna abu-abu, serta membawa ranting kayu sepanjang sekitar satu meter. “Saya berangkat dulu Ayah, Ibu,” dia berpamitan pada ayah dan ibunya.

“Ya, hati-hati,” jawab ibunya.

“Biasanya di ‘bon papat’ (kebun empat-red),” jawab ayah. “Hati-hati,” tambahnya.

Sesampainya di hutan karet, dia bertemu pamannya. “Lik Wito, lihat dombaku nggak?”

“Tadi, aku lihat ke atas. Menuju bon papat,” jawabnya

Segera dia menuju arah yang dituju seperti petunjuk pamannya. Sampai di kebun empat dia tidak menemukan dombannya. Suaranya pun tidak kedengaran, baik suara embik domba maupun suara tok-tok-tok dari kalung domba yag diberi bandul seperti lonceng terbuat dari kayu. Karena capai, dia memutuskan beristirahat, minum air putih dan makan buah rambutan yang senganja diabawa untuk bekal. Sambil istirahat dia memejamkan mata konsentrasi pada pendengarannya. Sayup sayup terdengar suara tok-tok-tok dari kambingnya. Suaranya dari atas. Segera dia melanjutkan pencarian domba ke atas menuju ke ‘bon wolu’ (kebun delapan). Bon wolu ini terdapat dua sungai kecil dari utara dan dari timur. Di bawanhya adalah “Curug Kembar”--artinya air terjun kembar. Curug Kembar ini adalah tempat wisata anak-anak remaja waktu itu. Tempatnya bagus, dua air terjun setinggi sekitar 15 meter, airnya sangat segar untuk mandi.

Sampai tepat di atas air terjun terdengar suara domba mengembik dari arah utara. Hari mulai gelap. Terdengar suara azan bersautan dari beberapa masjid di desanya. Entah mengapa tiba-tiba dia merasa ada yang aneh. Dia merinding, bulu kuduknya berdiri. Menyadari ada yang tidak beres, dia membaca doa. Secara tiba-tiba hutan berubah menjadi seperti pasar malam. Banyak lampu terang-benderang dan warna-warni. Terlihat banyak orang berlalu lalang, banyak penjual dan terdengar pula ada musik dangdut menyanyikan lagu Oma Irama, suara gamelan seperti pertunjukkan wayang, yah pokoknya persis pasar malam.

Yang aneh adalah terdengar dengan jelas suara pangilan dari keluarganya. “Amin rene (Amin ke sini),” suara ibunya memanggil berkali-kali.

“Amin rene,” panggilan ayahnya juga terdengan nyaring.

“Amin rene, nonton dangdut,” suara Hasyim adiknya.

“Amin rene,” suara Tantri adiknya juga memanggil-manggil.

Untung Aminudin masih sadar kalau pasar malam ini adalah hutan. “Astagfirullah! Kok hutan bisa berubah jadi pasar malam ya? Lalu ada suara Ayah, Ibu, adik-adikku pula,” pikirnya, dia bingung dan juga sangat takut. Dia memutuskan tidak menjawab pangilan-panggilan yang dia dengar dan segera berdoa, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari apa yang ada di depanku dan dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang ada padanya. Kuserahkan hidup dan matiku kepada-Mu ya Allah. Allah yang Maha melindungi.” Di samping itu dia membaca ayat kursi, surah an-nas, al falaq dan al-ikhlas berulang-ulang.

Tiba-tiba pasar malam tersebut lenyap dan kembali menjadi hutan karet. Dia mempercepat jalannya setengah berlari, dia sangat ketakutan karena apa yang baru dialaminya. Dia menuju ke bagian atas dan menemukan dombanya.

Karena hari sudah gelap, dia tidak berani pulang lewat jalan dia berangkat dan mencari jalan yang digunakan mobil untuk mengambil latek. Di tengah perjalanan pulang, tiba-tiba ada angin besar berputar diatasnya dengan suara gemuruh. Dia segera ingat Pak Mirun, guru ngajinya di musala, katanya yang seperti ini tanda-tanda munculnya Gandarewo. Segera dia berdoa, “Ya Allah jangan pertemukan saya dengan Gandaruwo. Ya Allah jangan pertemukan saya dengan Gandaruwo", lalu membaca ayat kursi, surah an-nas, al falaq dan al-ikhlas dengan keras sambil berjalan menggiring domba. Tiba-tiba angin dan suara gemuruh hilang. “Alhamdulillah,” ucapnya sambil menangis saking senangnya mendapat pertolonggan Allah.

Mendekati desa, terdengar lagi suara orang memangginya, terdengar suara ayahnya, suara Lik Edi dan Lik Wito, pamannya, dan suara adiknya. Masih terbayang suara dari “pasar malam setan” tadi, oleh karena itu dia tidak berani menjawabnya dan pulang sampai ke rumah sekitar jam setengah tujuh. Dia menggiring dombanya masuk kandang, cuci kaki dan tangan, ambil air wudhu dan shalat maghrib. Lalu ke meja makan karena sangat lapar. Saat sedang makan datang adiknya Tantri. “Mas sudah pulang? Tadi diumumkan di masjid kalau Mas Amin hilang di hutan. Sekarang Ayah dan paman mencari ke hutan.”

“Hah!” dia kaget. Dia menceritakan apa yang dialaminya di hutan. Setelah makan dia menyusul ayah dan adiknya ke tempat Lik Edi. Di sana sudah berkumpul semuanya. Melihat dia datang, pamannya, Lik Wito berdiri dan berkata, “Alhamdulillah!, Lha itu Amin, tadi kita mencari kamu di hutan. Ndak apa-apa to kamu?”

.

Kulon Progo, 11 Juni 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kisah yang inspiratif pak Pujarsono, tapi masih menyisakan gambaran yang lumayan merinding ya ...

12 Jun
Balas

Terima kasih Pak. Salam sehat dan sukses selalu

13 Jun

Alhamdulillah tayang malam

12 Jun
Balas

Masih coba tayangan Cerita Mini (CERMIN). Salam literasi, smoga sehat dan sukses selalu

12 Jun

Kisah yang ada mistiknya ... bikin seruuu. Salam sehat dan sukses selalu, Bapak.

12 Jun
Balas

Terma kasih.. Aamiin yra. Doa yang sama untuk ibu

13 Jun

Walupun masih mencoba, tapi keren menewen, semoga selalu sehat dan sukses Pak Pujarsono.

12 Jun
Balas

Terima kasih ibu Nita. AAmiin yra. doa yg sama untuk ibu...

13 Jun

Cerita yang menarik dan seru. Semoga sehat dan sukses selalu Pak Pujarsono.

12 Jun
Balas

Terima kasih ibu Nanik. Aamiin yra. doa yg sama untuk ibu...

13 Jun



search

New Post