Drh. Puji Astuti, MSi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BELAJAR DARI SEEKOR ELANG

BELAJAR DARI SEEKOR ELANG

#Tantangan Menulis Hari Ke-3

BELAJAR DARI SEEKOR ELANG

Elang....

Si Burung Gagah, Kokoh dan Tajam

Saat mendengar nama burung elang, orang telah mengenalnya dengan burung yang kuat dan kokoh. Mungkin itu sudah menjadi karakter seekor burung elang.

Elang termasuk dalam golongan hewan berdarah panas. Hewan ini mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu pelepah. Dia juga dikenal dengan sebutan hewan pemangsa. Burung ini mempunya cara berkembangbiak dengan bertelur. Seperti hewan lainnya, elang menjaga anak-anaknya dengan baik. Elang menjaga anaknya hingga mampu terbang. Makanan utamanya berupa hewan mamalia kecil seperti tikus, tupai, kadal, ikan dan ayam. Ciri khas dari elang adalah mempunyai paruh yang tidak bergigi tetapi melengkung dan kuat, kuku yang tajam dan mempunyai mata yang awas untuk memburu mangsa meskipun jaraknya jauh.

Sistem pernafasan burung elang sangat baik, hingga mampu mencukupi kebutuhan elang ketika terbang. Jantungnya terdiri dari empat bilik seperti halnya manusia. Adapun jenis-jenis elang di Indonesia banyak sekali diantaranya elang hitam, elang brontok, elang jawa, elang laut, elang buteo, elang gunung, garuda, elang bondol, elang paria dan lainnya. Begitulah sekilas penampakan seekor burung elang.

Jika anak sekolah akan berujung dengan ujian untuk kenaikan kelas. Beda halnya dengan kita dalam sehari-hari dalam samudra kehidupan ini akan selalu dihadapkan dengan ujian hidup. Hidup bagaikan proses untuk belajar terus-menerus mengarungi dan merasakan senang maupun sedih. Beda warna, beda rasa. Begitu juga, berbeda orang akan menghadapi dengan berbeda ujian hidup dengan rasa yang berbeda. Untuk bisa terus belajar dan memperbaiki hidup kita harus lakukan dengan semangat, tentunya berdoa dan ikhlas. Setiap orang juga dihadapkan dengan pilihan hidup. Setiap orang pasti juga pernah mengalami kegagalan. Tak banyak yang bisa bangit dari kegagalan. Padahal, kegagalan itu adalah proses sukses yang tertunda. Masa depan, cita-cita dan harapan yang sukses harus kita yakini, harus kita genggam untuk mendapatkan yang terbaik dengan langkah yang pasti. Untuk bisa mencapai kesuksesan, hambatan terbesar kita adalah diri sendiri. Sebagai pribadi yang mau bertransformasi, kita bisa belajar hidup dari seekor burung elang.

Seperti yang kita ketahui, elang yang dikenal sebagai burung perkasa memiliki cengkraman cakar yang sangat kuat dan penglihatannya sangat tajam bagaikan mata pedang. Ternyata, dibalik segala keunggulannya tersebut, elang harus membutuhkan proses yang sangat berat untuk bisa memiliki umur panjang yang mencapai 70 tahun. Pilihan hidupnya ada disaat elang berusia 40 tahun. Di usia tersebut, dia harus memilih untuk tetap hidup (harus berjuang) demi menambah usianya 30 tahun lagi atau menyerah hidup di 40 tahun tersebut. Inilah masa terberat kehidupan seekor burung elang.

Ada apa di umur 40 tahun bagi seekor elang? Paruhnya akan semakin panjang hingga mencapai dada, sehingga sulit untuk memakan mangsanya. Belum lagi, kuku cakarnya pun menjadi panjang, rapuh dan tidak bisa digunakan untuk menangkap mangsa. Ternyata tidak hanya itu, bulu-bulunya yang semakin banyak juga akan menyulitkannya untuk terbang bebas tinggi mengarungi angkasa. Pastinya dalam kondisi ini yang terus menerus, maka elang akan menjadi lemah dan berakhir dengan kematian.

Hal pertama yang elang lakukannya yaitu mematukkan paruhnya pada bebatuan sampai paruhnya lepas. Untuk melepaskan paruhnya, elang membutuhkan waktu tidak hanya satu atau dua hari. Namun, ia membutuhkan waktu hingga lima bulan lamanya. Setelah selesai dengan paruhnya, selanjutnya adalah mencabuti semua kuku pada cakarnya dan bulu-bulu pada tubuhnya. Tak hanya harus menahan sakit, dan perihnya luka, elang juga harus bertahan dari terpaan angin dingin dan panasnya terik yang yang menerpa tubuhnya.

Elang yang mampu bertahan hidup, dialah pemenang dalam kehidupannya. Tak hanya seperti terlahir kembali menjadi burung yang gagah dan mampu menghadapi pahitnya kehidupan, namun ia mempunyai usia yang lebih panjang mencapai 30 tahun lagi. Banyak hal yang bisa kita ambil dari proses transformasi elang tersebut, diantaranya bahwa :

· Hidup itu merupakan sebuah pilihan. Kesuksesan dalam hidup harus dicapai, diperjuangkan dan diupayakan. Elang saja bertanggung jawab dengan keputusannya yaitu dengan menyelesaikan apa yang sudah menjadi jalan hidupnya.

· Selalu fokus dalam tujuan. Saat kita fokus mencapai tujuan kita, pasti akan mendapatkan kesuksesan itu. Seperti halnya elang yang selalu fokus diri untuk mencapai tujuan tak peduli seberapa besar halangan yang dihadapi.

· Tak kenal takut

Berani dalam menghadapi pahitnya kehidupan. Bagaikan elang yang terbang tinggi mengarungi angkasa tanpa ada rasa takut untuk jatuh

· Hidup mandiri

Sebagai orang yang mau sukses, tentunya kita harus mandiri dan mampu berjuang tanpa lelah. Elang tak pernah menggantungkan dirinya dengan yang lain. Ia mampu berjalan sendiri untuk mencapai sebuah tujuan yang ingin diraih.

Kita bersama-sama bisa belajar dari kehidupan elang, bahwa kita harus semangat, tak kenal lelah, pantang menyerah dalam hidup ini. Rasa sakit, pedihnya hidup, luka yang dalam yang pernah kita rasakan, hanya ujian dari Allah SWT yang diberikan pada kita. Percayalah bahwa Allah SWT telah menyiapkan jalan dan waktu yang jauh lebih indah untuk kita. Aamiin..

Pojok Cipaku, 29 Desember 2020

#Tantangan Menulis Hari Ke-3

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah, sebegitu beratnya elang dalam bertranformasi. Tujuannya agar penampilannya baru lagi seperti elang2 muda lainnya. Manrap ulasannya, Bu Dokter. Sukses selalu untuk Bunda Puji Astuti.

29 Dec
Balas

Betul... Salam kenal bu Siti Khotijah.Suksea selalu untuk ibu

29 Dec



search

New Post