Dihukum kok bahagia?
Hafiz seorang anak dari teman kuliah ku, sekarang ini dia duduk di kelas 3 SD. Pagi ini di sangat terburu-buru berangkat sekolah, meskipun jarak rumah dan sekolah tidak terlalu jauh, tapi dia selalu terburu-buru tiap pagi. Seperti biasa dia selalu menyapaku saat berpapasan dijalan, sambil berlari dan memegang buku ditangannya dia menyapa "ibu baiiim.. " sapa nya, " yaaa... " balasku. Setengah berlari dia menyeret tas beratnya sepanjang jalan sambil sesekali dia angkat kembali, mungkin karena banyaknya buku yang dibawa dan membuat nya keberatan membawa tas dipundaknya yang kecil. Sampai disekolah dia mencari teman-teman nya dan berlarian keluar kelas, tengok kanan kiri sambil berteriak "Adit, Galuh, vano... " mereka adalah teman sekelas yang dicarinya. Tapi tak ada tanda-tanda temannya tersebut sudah berangkat. Dengan wajah cemas dia menunggu teman-teman nya sambil membolak-balikan buku PR, tampak wajahnya khawatir. Sampai semua teman masuk kelas belum nampak juga ketiga teman yang dipanggilnya tadi, "kemana sih mereka itu? ", bisiknya lirih. Bu Guru pun masuk kelas menyapa dengan memberi salam kemudian memeriksa kehadiran siswa, tiba saat nama ketiga teman Hafiz dipanggil, tapi mereka belum datang, " Hafiz, kemana teman-teman mu, kok belum datang? " tanya bu Guru pada Hafiz, "emmm... saya gak tau bu, tadi saya dateng gasik kok bu, gak terlambat" jawabnya agak ketakutan. Tak lama kemudian muncul ketiga teman Hafiz yang ia panggil tadi, dengan berlari dan terengah "assalamu'alaikum... maaf Bu Guru kami terlambat", Guru menanyakan alasan mereka terlambat tapi tak satupun dari mereka menjawabnya. " Baiklah kalau tidak ada yang mau jawab, kalian berdiri dulu didepan kelas sampai kalian menjawab alasan kenapa kalian terlambat " kata bu guru dan meninggalkan ketiga anak itu didepan kelas.
Bu guru menanyakan apakah tugas kemarin sudah dikerjakan atau belum, semua murid mulai mengumpulkan tugas, nampak Hafiz penuh kekhawatiran memegang erat buku PR nya, bu guru mendekati dan bertanya "kamu sudah selesai PR nya Hafiz? ", dia hanya menggelengkan kepala tanda dia belum mengerjakan tugas rumahnya, pandangan bu guru beralih pada ketiga anak yang berdiri didepan kelas tadi " apakah PR kalian sudah dikerjakan? ", dengan kompak mereka menjawab " beluuum buuu... ", tampak bu guru sangat kecewa, kemudian mengintruksikan hafiz dan ketiga temannya berdiri didepan kelas dengan satu kaki diangkat dan tangan menjewer telinga masing-masing sebagai hukuman akibat tidak mengerjakan PR. Tampak Hafiz yang tertawa senang saat menerima hukuman, bu guru bertanya " Hafiz kok tertawa? Kamu senang dihukum? " , Hafiz dan ketiga temannya meringis atas pertanyaan bu guru tapi tak satupun dari mereka menjawab pertanyaan guru. Sampai hukuman selesai Hafiz dan ketiga temannya tidak merasa sedih atau menyesal karena hal tersebut.
Bu guru yang merasa kecewa memanggil mereka kekantor "tadi saat saya menghukum kalian, kenapa kalian tertawa?", " gak apa apa kok bu" jawab Vano dengan lugunya, " kalian senang dihukum? atau kalian mengejek ibu tadi waktu dikelas? ", " egak bu, gak gitu kok" jawab Hafiz dan ketiga temannya, "trus kenapa? " tanya bu guru untuk terakhir kalinya, setelah terdiam beberapa saat mereka menjelaskan kenapa mereka tertawa-tawa saat dihukum didepan kelas tadi. Mereka mengatakan bahwa mereka merasa senang saat diberi hukuman oleh bu guru karena mereka dihukum bersama-sama, mereka berpikir bahwa bu guru sangat adil karena memberikan hukuman yang sama pada semua murid dan yang lebih membuat mereka senang adalah karena mereka dihukum bersama teman-teman kesayangan. Itulah dunia anak-anak, banyak hal tidak terduga diluar nalar orang dewasa yang kadang tidak bisa kota maklumi. Dihukum kok bahagia? mungkin terasa aneh atau konyol, tapi bagi mereka nilai kebersamaan dengan teman-teman nya memiliki porsi lebih besar dihati mereka sehingga mengalahkan logika orang dewasa yang selalu menuntut bahwa seharusnya anak harus bisa memilih teman yang sama-sama rajin, pintar dan ideal bagi pandangan orang dewasa. Tapi tidak demikian dengan pemikiran anak-anak, mereka akan merasa senang dalam keadaan apapun selama itu dilakukan bersama-sama dengan teman-teman nya. Dan mereka tidak peduli apakah teman mereka itu pandai atau tidak, rajin atau tidak orang kaya atau tidak, yang paling penting bagi mereka adalah teman-teman nya itu bisa diajak main dan melakukan hal-hal menyenangkan bersama-sama. Tugas kita sebagai guru menanamkan nilai-nilai kebaikan dan memberikan pengertian kepada murid supaya bisa melakukan hal-hal baik bersama-sama dengan teman, bukan bekerjasama untuk tidak mengerjakan PR, tentunya hal tersebut harus disampaikan dengan bahasa yang santun dan lemah lembut, bukan memaksa atau menuntut murid untuk menjadi seperti yang diinginkan oleh guru.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantab betul.... Salam literasi sukses selalu.
Keren bunda
Setuju, mengaar dengan hati
Setuju, mengajar dengan hati