My Live My Adventure (part 1)
Setiap orang memiliki cerita perjuangan hidup sendiri, begitu juga aku. Memulai pekerjaan dari guru honorer swasta disekolah kecil dengan honor cuma 50rb waktu itu, itupun dari info teman semasa sekolah yang kebetulan juga mengajar disana. Saat itu aku belum sarjana, hanya bermodal ijazah SMK aku dipercaya mengampu mata pelajaran muatan lokal teknik elektro yang kebetulan sama dengan jurusan kuliah semasa SMK. Karena aku belum pernah memiliki pengalaman mengajar, kegugupan dan kekakuan sikapku di kelas membuat aku kesulitan mengelola dan mengkondisikan kelas. Tak jarang selama pelajaran ku murid-murid ribut dan berlarian dikelas. Pengalaman pertamaku itu sering membuat aku menangis, dimalam hari sering aku berfikir bagaimana caranya aku menguasai kelasku dan membuat murid-murid ku belajar dengan tenang dan nyaman sehingga aku tak perlu berteriak-teriak saat menjelaskan pelajaran akibat kegaduhan mereka. Lama sekali aku tak menemukan cara karena kurangnya komunikasi dan minimnya pembinaan dari sekolah membuat aku tambah terpuruk dalam ketidaktahuan.
Beruntung ada teman tenaga tata usaha yang sangat baik, dia seorang mahasiswa semester akhir dengan kesabarannya dia sudi berbagi ilmu denganku, tentang bagaimana cara mengelola kelas, menenangkan murid-murid sampe cara menyusun program pembelajaran. Maklum saja aku sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan dunia pendidikan apalagi mengajar sebagai guru. Suatu kali aku sempat mengeluh padanya, "mba Er" sebutan ku untuk nya "kok aku ngerasa dikucilkan ya disekolah ini", " gak juga sih bu, kenapa kok ngerasa gitu? " tanyanya padaku, "gak tau mba, soalnya yang lain gak mau ngobrolin aku kayak mba Er, aku dikantor gak punya temen", " namanya juga baru bu, dulu aku juga gitu waktu belum punya temen disini" pungkasnya. Aku memang selalu merasa insecure karena hanya aku yang belum sarjana disekolah itu, cuma guru mulok lulusan SMK, aku juga maklum kalaupun guru lain hanya memandang sebelah mata padaku, yaa karena mereka semua sudah sarjana dan bahkan ada yang lulusan dari Jogja. "Mba lulusan mana? ", tanya salah satu guru, " STM mba jurusan elektronik " jawabku, "ooo...belum sarjana?" dengan nada setengah mengejek. Tapi itu tidak membuat aku menyerah, aku selalu berusaha melakukan yang terbaik semaksimal yang aku bisa selama mengajar dikelas, dengan bekal materi yang aku kuasai cukup membuat aku percaya diri selama action didepan murid-murid. Meskipun itu semua belum cukup untuk mengelola dan menguasai kelasku.
Sampai pada ujian tengah semester ganjil, ini kali pertama ku membuat soal, beberapa kali aku mengajukan draft soal ujian kepada panitia tapi selalu dikembalikan karena alasan soal yang kubuat terlalu mudah dan tidak mewakili materi secara keseluruhan. "Kalo bikin soal gak kayak gini bu, ini gak bisa dibilang soal ujian", kata seorang panitia yang merangkap kepala TU, " oiya bu, nanti saya perbaiki lagi", jawabku dengan sedih karena dia tidak memberikan arahan bagaimana contoh soal yang layak untuk dijadikan soal ujian. Aku tak kecewa dan terus berusaha dengan mencari referensi dari arsip soal tahun terdahulu yang pernah dibuat, maklum saja saat itu belum ada android untuk mencari contoh soal di google. Setelah 4kali aku membuat soal, akhirnya draft soal terakhir diterima karena sudah memenuhi syarat untuk diberikan kepada murid sebagai soal ujian. Aku sangat senang sekali, akhirnya usahaku belajar membuat soal dari arsip-arsip terdahulu tidak sia-sia. (bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Salam literasi
Salam literasi kembali bun