Perjuangan (Tantangan Menulis Gurusiana hari ke-8)
"Baduuttt... " teriak Baim anak ku saat melihat serombongan orang berkostum boneka beruang. Tampak dibelakang nya seorang pemuda bertubuh kecil dilumuri cat berwarna perak dengan lincahnya menari ala battle dance. Seketika jalanan menjadi ramai karena kedatangan rombongan tersebut, musik ceria digemakan dari mini speaker yang membuat suasana bertambah riuh riang. Anak-anak kecil dengan girang berlari keluar rumah menyambut kedatangan rombongan badut sembari mengikuti tarian-tarian yang disajikan. Satu sosok yang sangat menarik perhatian ku, yaitu sosok tubuh kecil berlumur cat silver, baim menyebutnya 'manusia silver'. Dia sangat antusias sekali menari dengan gerakan setengah akrobatik demi menghibur anak-anak dan penonton lain yang menunggu ditepi jalan. Seolah tak peduli keringat yang membanjiri tubuhnya yang berlumuran cat itu, dia terus menari mengikuti irama musik tanpa henti, sambil tertawa sembari menyapa anak-anak yang terus mencolek-colek cat yang menutupi tubuhnya. Tak ada rasa terbebani yang tersirat di wajah mereka, perasaan gembira yang tergambar dan tawa yang meledak membuat anak-anak dan penonton menjadi lebih antusias menambah uang saweran supaya atraksi bisa lebih lama.
Setelah atraksi berhenti, beberapa badut dari rombongan mulai berjalan meninggalkan lokasi, hanya tersisa si manusia silver yang masih beristirahat. Dengan keringat yang bercucuran dan nafas yang mulai terengah-engah dia mengambil tempat duduk tepat diteras rumahku, "mba boleh minta air dingin" pintanya padaku, "oiya mas, sebentar", akupun mengambilkan air dingin untuknya. Sambil beristirahat akupun iseng bertanya " panas gak mas badannya dicat kayak gitu? ", sangat penasaran karena keringat nya yang bercucuran tapi sepertinya dia sangat menikmati perannya. " Yaa panas banget mba, tapi mau gimana lagi, namanya juga cari duit,mau kerja gak punya ijazah", sejenak aku mlongo mendengar jawabannya, "tanggung jawab saya besar mba, adek saya ada 4 masih sekolah semua, orang tua saya cuma ngerongsok hasilnya gak seberapa, saya sendiri gak selesai SD sekolah nya cuma bisa nguli atau ngamen kayak gini", tambahnya. Waduh tambah sedih aku dengar ceritanya, " malu gak mas keliling dengan badan berlumuran cat gitu sambil nari-nari? " tanyaku, dia menjawab "akan lebih malu lagi kalo saya ngemis atau ngebegal mba, udah orang mlarat, gak sekolah, jadi begal pula, saya malu mba hidup kayak gitu".Benar juga apa yang dia katakan, lebih baik ngamen daripada menjadi pengangguran atau pencuri.
Dari manusia silver aku belajar tentang arti sebuah perjuangan, betapa seorang anak muda yang dengan gigih tanpa malu menjadi pengamen badut keliling demi membantu orang tuanya mencari nafkah untuk keluarganya. Tekad yang kuat mengalahkan rasa gengsi dan rela menghabiskan masa remajanya untuk berjuang demi keluarga tercinta.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pentigraf yang luar biasa mencerahkan, semoga si badut bisa mendapat rezeki yang Barokah. Sukses sll Bunda Pujiastuti
Aamiin...terimakasih bunda Anita, sukses juga untuk bunda