BERKARYA ATAU BINASA
Hidup adalah sebuah pilihan. Dimana semua pilihan yang kita ambil hari ini akan berdampak terhadap hidup kita dikemudian hari, baik itu dalam waktu cepat ataupun lambat. Sudah banyak sekali kasus yang memberikan suatu pelajaran pada kita bahwa seseorang akan menerima konsekuensi dari semua perilaku yang ia lakukan, seperti yang terjadi pada kasus yang tengah menarik perhatian banyak masyarakat saat ini dimana seorang jendral polisi bintang dua harus kehilangan jabatan yang sudah puluhan tahun ia bangun akibat satu perbuatan yang telah ia lakukan .
Mengambil pelajaran dari kejadian tersebut, sudah sepatutnya kita juga harus sangat berhati -hati dengan segala Tindakan yang kita lakukan . Sikap hati -hati disini bukan hanya terbatas untuk menghindari perbuatan yang melawan hukum saja, namun juga bagaimana kita harus sangat cermat dalam memanfaatkan waktu yang ada untuk mempersiapkan kehidupan kita dikemudian hari agar jangan sampai kita menjadi binasa ditelan zaman mengingat perkembangan zaman saat ini berjalan begitu cepat.
Dengan dahsyatnya perkembangan Zaman saat ini, sudahkah kita sebagai pendidik berfikir tentang apa yang perlu kita persiapkan agar tidak tenggelam dalam perputaran roda zaman. Tentunya kita tidak ingin menjadi seperti pengusaha warung telekomunikasi (wartel) yang tergilas oleh kehadiran handphone atau produsen pembuat kompor minyak tanah yang tenggelam oleh kemunculan LPG. Semua itu tidak akan terjadi apabila seorang pendidik mampu untuk senantiasa berkarya dan melakukan pengembangan diri.
Berorientasi dari fenomena tersebut, sayangnya, masih banyak oknum pendidik yang kurang bersemangat dalam berkarya dengan berbagai alasan yang sering dijadikan sebagai kambing hitam sebagai bentuk pembelaan dari rasa malas yang melanda.
Salah satu penyebab kurangnya motivasi dalam berkarya adalah karena hal tersebut dianggap sesuatu yang sulit dan rumit. Banyak yang masih berfikir bahwa berkarya itu adalah hal yang sulit dan membutuhkan tekhnologi yang tinggi. Padahal kenyataannya, hal sederhana pun bisa diangkat sebagai suatu karya termasuk diantaranya adalah kegiatan menulis
Salah satu resolusi yang saya targetkan pada tahun dua ribu dua puluh tiga ini adalah saya ingin membuat suatu karya tulis yang bisa mengiinspirasi banyak orang dalam menghadapi putaran konflik antara menantu dan ibu mertua.
Ide ini saya susun sebagai bentuk keprihatinan saya terhadap banyaknya kejadian dimana seorang menantu perempuan sering menjadi penghalang seorang anak laki-laki untuk berbakti pada orang tuanya. Tak jarang hubungan antara orang tua dan anak menjadi renggang setelah sang anak berkeluarga dengan berbagai alasan.
Atas dasar hal tersebut saya berkeinginan, bahwa karya yang akan saya tulis nanti bisa menjadi pencerah bagi para perempuan yang nantinya akan menjadi seorang menantu ataupun bagi yang sudah menjalani kehidupan sebagai seorang menantu. Bukan untuk menyalahkan, apalagi menyudutkan salah satu pihak melainkan saya ingin membangun jembatan dalam membangun sebuah hubungan yang harmonis antara menantu dengan sang mertua.
Mungkin masih banyak orang yang belum merasakan manfaat dan kekuatan dari sebuah tulisan. Padahal kalau kita jeli dalam mengamati sebuah peristiwa, disitu kita akan menyadari bagaimana Tulisan yang kita baca bisa sangat mempengaruhi interprestasi dalam mengambil sebuah kebijakan atau keputusan.
Bukti dari dahsyatnya sebuah tulisan juga terlihat dari program Pendidikan guru penggerak, dimana esai yang ditulis pendaftar dijadikan sebagai salah satu tahapan untuk menentukan lolos dan tidaknya peserta pada tahapan seleksi berikutnya. Disitu para peserta berlomba untuk meyakinkan asesor melalui sebuah tulisan bahwa ia layak dan pantas untuk diberi kesempatan mengikuti program guru penggerak.
Sebetulnya masih banyak bukti lagi yang menunjukkan kekuatan dari sebuah tulisan. Bahkan ketika saya mengikuti pelatihan menulis di salah satu komunitas pendidik, salah satu narasumber menyampaikan bahwa ia pernah mendapat proyek senilai miliaran rupiah hanya karena sebuah tulisan di proposal.
Tidaklah salah rasanya apabila menulis dan membaca akhirnya dianggap sebagai suatu keniscayaan. Karena keduanya bisa diibaratkan sebagai kendaraan bagi guru untuk berkembang dan melahirkan karya-karya hebat yang bermanfaat.
“BISMILLAH, AYO BERKARYA”
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar