Puji Lestari, S.Pd.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Romantika Si Gadis Jawa-Part 16 (Tagur-176)

Romantika Si Gadis Jawa-Part 16 (Tagur-176)

#TantanganGurusiana Hari ke-176

#CeritaBersambung

#RSJ

Romantika Si Gadis Jawa

Oleh : Puji Lestari, S.Pd.

"Jodoh itu ibarat umpan dengan ikan. Banyak ikan yang mendekati umpan. Tapi jika Allah belum menakdirkan, umpan tak akan sampai pada mulut ikan. Kita hanya sebatas sang pemancing. Menanti dengan sabar ikan menjumpai umpan. Dan berjodoh berakhir di meja makan."

****

Matahari bersiap menuju belahan bumi yang lain. Meninggalkan senja yang menyapa dengan syahdu. Widuri mematut diri didepan kaca. Dia sudah menyelesaikan pekerjaan rumahnya lebih awal. Sesuai janjinya, Dewa akan datang malam ini ke rumah.

Ayah dan ibunya yang baru saja pulang merasa heran. Anak gadisnya sudah rapi. Ada apakah gerangan.

"Tumben jam segini sudah wangi. Mau kemana?" tanya Bu Mirna. Memperhatikan anak semata wayangnya dari ambang pintu.

"Nggak kemana-mana, Bu." Widuri bimbang. Apa yang akan dia katakan pada ibunya.

Bu Mirna beringsut menuju kamar mandi. Adzan sebentar lagi berkumandang. Mempersiapkan diri untuk sembahyang.

Widuri yang sudah berwudhu beralih mengambil mukena. Mengembangkan sajadah di samping ranjang. Disaat bersamaan terdengar ketukan pintu.

"Ada apa, Yah?" Seperti sebelumnya, Pak Sapri menemuinya dengan raut wajah yang tak biasa.

"Apa Dewa mau datang, nak?"

Widuri tersentak mendengar pertanyaan ayahnya. Dia menunduk. Berat mulutnya untuk menjawab.

Pak Sapri menanyakan sekali lagi. Pertanyaan yang sama.

"Ayah bisa merasakannya. Tidak biasanya kamu begini. Lelaki mana lagi yang bisa membuatmu sebahagia ini kalau bukan Dewa."

Widuri hanya sanggup mengangguk. Tanpa menatap wajah ayahnya.

"Ayah akan menunggu. Ayah mau lihat kesungguhannya. Kalau memang dia yang terbaik, ayah akan mencoba membujuk ibumu."

Mata Widuri berbinar mendengar kata-kata ayahnya. Dia beralih menatap ayahnya. Matanya mulai berair. Tatapannya seolah memberikan jawaban yang tak mampu ia katakan. Rasa terima kasih dan sebuah harapan besar.

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerpen keren

16 Aug
Balas

Terima kasih, Bunda.

17 Aug

Cie Widuri seneng

17 Aug
Balas

Hehe... Cie cie

17 Aug

Mantap ceritanya bunda Puji Lestari. Menanti Restu orang tua. Sukses selalu bunda.

17 Aug
Balas

Terima kasih sudah berkunjung, Pak. Sukses selalu

17 Aug



search

New Post