Puji Narima Wati, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar Speaking Lebih Menyenangkan dengan “Two Stay Two Stray”
Pembelajaran TSTS

Belajar Speaking Lebih Menyenangkan dengan “Two Stay Two Stray”

Salah satu cara bagi guru untuk meningkatkan kualitas dalam mendidik adalah memberikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Selama ini pembelajaran speaking pada pelajaran Bahasa Inggris masih menjadi momok bagi sebagian besar siswa. Pasalnya, sebagaian besar siswa mengeluhkan bahwa speaking adalah kemampuan yang paling sulit untuk dikuasai dalam pelajaran bahasa Inggris. Oleh karena itu, guru perlu mencari model pembelajaran yang menarik agar kemampuan berbicara siswa terasah dengan baik.

Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) merupakan salah satu variasi model pembelajaran Cooperatif Learning yang menyenangkan. Model pembelajaran ini berbasis permainan di mana dua siswa tetap tinggal dan dua siswa lainnya bertamu. Model pembelajaran ini sangat menarik, karena ada aktivitas bertamu dan mencari informasi dalam belajar. Selain itu juga memberikan suasana baru bagi siswa. Siswa tidak hanya duduk dan memperhatikan apa yang disampaikan guru, tetapi mereka berpartisipasi aktif dalam proses belajar terutama dalam meningkatkan speaking skill mereka.

Langkah penerapan model pembelajaran ini cukup mudah. Pertama, diawali dengan pembagian kelompok. Selanjutnya guru memberikan tugas berupa permasalahan yang harus didiskusikan oleh setiap kelompok. Setelah diskusi internal, dua siswa dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertemu dengan seluruh anggota kelompok lain melalui dua orang duta. Pihak yang tidak menjadi duta bertugas menerima tamu dan menyajikan hasil kerja kelompoknya. Adapun pihak yang menjadi duta harus berkeliling untuk mencari informasi. Terakhir baik duta yang tetap tinggal untuk menerima tamu maupun duta yang berkeliling untuk bertemu kelompok lain, setelah selesai langsung berkumpul untuk membahas dan mencocokkan hasil kerja masing-masing.

Akibat dari penggunaan model ini mengarahkan siswa untuk lebih aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab dan mencari jawaban. Keuntungan lainnya adalah siswa mampu menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu model pembelajaran ini memberi kesempatan pada kelompok untuk mengembangkan hasil informasi dengan kelompok lainnya yang membuat siswa lebih antusias.

Selain menyenangkan dari sisi proses pembelajaran, siswa juga merasa senang karena bekerja secara berkelompok. Kelompok yang dibentuk dalam model pembelajaran ini pun bervariasi mulai dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Sehingga siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. Penghargaan juga lebih berorientasi pada kelompok daripada individu. Inilah yang membuat semangat siswa untuk bekerja sama menjadi lebih tinggi.

Dimodifikasi dengan Media Pembelajaran

Suatu model pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari model ini di antaranya pembelajaran akan lebih bermakna, pembelajaran berpusat pada siswa, siswa akan lebih aktif, siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya, meningkatkan kemampuan berbicara siswa dan meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran bahasa Inggris. Sedangkan kelemahannya adalah memerlukan waktu yang lama dan membutuhkan banyak persiapan.

Dari kelemahan tersebut guru dapat menyiasatinya dengan menambah media pembelajaran seperti maket, gambar, media slide power point agar setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengamati dan memberikan pendapat terhadap media yang mereka lihat. Guru harus mempersiapkan media tersebut dengan baik dan membentuk kelompok yang heterogen ditinjau dari segi jenis kelamin dan kemampuan akademis.

Selain media-media tersebut, di akhir pembelajaran guru juga bisa memberikan kuis kepada setiap siswa ketika mengamati media pembelajaran. Kompetisi ini dapat meningkatkan motivasi siswa agar lebih berani mengasah kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris. Guru pun bisa mengevaluasi peningkatan kemampuan berbicara setiap siswa

Jika guru dapat mengkreasikan antara model pembelajaran Two Stay Two Stray dengan berbagai media pembelajaran kepada siswanya, niscaya siswa tidak hanya senang akan tetapi siswa lebih cepat terampil dalam speaking . Dengan demikian, pelajaran bahasa Inggris terutama speaking tidak akan lagi menjadi momok bagi siswa. Semoga.

Tulisan ini dimuat di Koran Jateng Pos tanggal 2 Maret 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren bu, sangat bermanfaat , bisa discontoh. salam kenal

01 Jul
Balas



search

New Post