Purbo Kuncoro

Namaku Purbo Kuncoro. Saya lahir di Pekalongan pada tanggal 26 April tahun 1960. Ayah saya bernama Sijam Sami Adji dan ibu saya bernama Sudijanti....

Selengkapnya
Navigasi Web

Gangguan aneh

Gangguan aneh

Kejadian rajah dan sinar biru hijau sudah lama berlalu. Kami merasa nyaman tinggal di rumah dinas. Entah siapa yang bermaksud membuat warung kami sepi atau tidak laku, kami tak pernah menghiraukan lagi. Prinsip kami rejeki itu sudah diatur Tuhan yang Mahakuasa.

Suatu malam saat bulan purnama aku tidak bisa tidur. Seperti biasa pukul 21.00 listrik diesel di kampung kami sudah dimatikan. Kami bertiga sudah beranjak tidur. Anak dan istriku sudah tertidur. Tinggal aku sendiri masih terjaga. Doa mau tidur sudah aku baca. Entah mengapa.

Pukul 22.00 aku belum tertidur. Dengan berbantalkan kedua tangan mataku berketap-ketip memandang atap seng rumah dinas. Ada beberapa tempat dekat bubungan berlubang kecil-kecil. Cahaya bulan menyusup lewat lubang-lubang menyerupai bintang gemintang di langit. Tiba-tiba satu lubang yang paling atas dekat bubungan cahaya bulan itu menjadi sinar merah. Sinar merah itu seperti sinar laser yang biasa untuk mainan anak-anak.

Aku melihat ke dada. Sinar merah mengenai tepat di uluhati. Aku lalu melihat ke titik tempat sinar merah itu datang. Lama kelamaan dadaku menjadi sesak. Aku sulit bernapas. Aku bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menghindari sinar merah itu. Akan tetapi rasa-rasanya aku sulit bergerak. Semakin keras aku berusaha menghindar semakin kuat sinar merah itu menekan dada.

"Aduh, apa ini? Apa aku harus mati dalam keadaan seperti ini?"pikirku. Akhirnya aku diam saja membaca ayat kursi sambil menahan napas. Sebanyak tiga kali aku baca ayat kursi sambil tetap menahan napas. Lama kelamaan sinar merah itu menyusut, berkurang. Plas. Sinar menghilang melalui lubang seng tempat ia masuk. Dadaku terasa lega seperti semula.

Pukul 23.00 aku mulai kelelahan. Mengantuk. Aku tidak tahu gangguan aneh berupa sinar merah. Apakah gangguan jin atau ulah orang. Aku tertidur hingga terdengar azan subuh.

Aku tidak menceritakan kejadian semalam. Aku seperti biasa melakukan tugas rutin. Membuka, menyapu dan menata masakan di warung.

Malam purnama bulan berikutnya terjadi lagi. Aku tidak bisa tidur sampai pukul 22.00 lebih. Ketika aku terlentang memandang atap rumah dinas yang sudah berlubang di beberapa tempat, tiba-tiba muncul asap. Asap itu menyusup lewat celah di bawah jendela kamar tidur. Semakin lama semakin banyak.

"Siapa malam-malam begini membakar sampah hingga asap masuk ke rumahku,"pikirku ada tetangga yang membakar sampah. Biasanya karyawan pak haji Karusi membakar buah melinjo yang sudah berjamur. Tapi tidak kucium bau asap sampah melinjo dibakar.

Asap yang sudah masuk tiba-tiba berubah menjadi seperti ular sanca besar. Asap menyerupai ular sanca itu melilit tubuhku. Semakin lama tubuhku terasa mau diremuk. Aku berusaha melepaskan diri dari belitan ular asap.

Aku berdiri dari amben. Aku meronta-ronta untuk melepaskan belitan. Semakin keras aku meronta semakin kuat ular asap membelit. Aku menendang-nendang. Tendanganku mengenai almari dan dinding kamar tidur. Oleh karena tidak bisa lepas, akhirnya aku berdiam diri. Aku membaca ayat kursi sambil menahan napas. Kemudian aku membaca surat Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, dan surat An Naas dengan tetap menahan napas. Selesai membaca ayat-ayat Al Quran, ular sanca berupa asap itu melonggarkan belitannya. Aku tendang sisa tubuh ular asap sebelum keluar dari jendela. Braakk. Istriku terbangun.

"Ada apa, pak kok gedubragan?"tanya istriku.

"Ini tadi aku dibelit asap menyerupai ular sanca,"jawabku.

"Sudah, pak, tidur lagi. Hari masih gelap,"kata istriku menyuruh aku tidur. Aku baca doa menjelang tidur lagi. Tertidur.

Gangguan aneh itu aku anggap merupakan gangguan jin. Jin merasa kepanasan barangkali. Aku dan istriku setiap selesai shalat maghrib membaca Al Quran. Sebelum kami tempati setelah pak Son, rumah dinas dalam keadaan kosong. Selama beberapa bulan tidak ada yang menempati. Akhirnya ditempati jin.

Limpung, 09 Februari 21

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post