Puri Astuti

Seorang guru yang masih belajar meninggalkan jejak kebaikan untuk kebermanfaatan. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
TANTANGAN GURUSIANA 7 Merancang Kematian

TANTANGAN GURUSIANA 7 Merancang Kematian

Jika suatu saat kita mendapatkan surat undangan untuk bertemu dengan presiden, katakanlah begitu. Pada hari, waktu dan agenda yang spesial. Kesempurnaan tersebut ditambah lagi dengan si pengundang amat mencintai anda dan amat menantikan bertemu dengan anda. Tentu anda merasa tersanjung.

Apatah lagi dengan undangan dari Rabb yang memiliki kita. Beliau dipanggil pada hari jumat, penghulunya hari. Tidak hanya itu, beliau juga diwafatkan di masjid saat hendak menjadi khatib. Masya Allah. Semua bertabur kebaikan. Akhir hidup yang indah.

Tentu terbersit rasa iri bagaimanakah kehidupan beliau sehingga Allah amat memberikan keistimewaan diakhir hidupnya. Bertemunya ia dengan Rabbnya pada hari mulia, amal mulia, dan tempat yang mulia. Beliau Almarhum Mang Oded, wakil walikota Bandung.

Rupa-rupanya beliau almarhum memiliki amalan istimewa yang baru diketahui khalayak sepeninggal kepergiannya. Almarhum adalah orang yang selalu memaafkan orang lain sebelum beranjak tidur. Tak pernah menginginkan popularitas, namun bisa jadi nama belia viral dikalangan penduduk langit.

Beliau yang tak pernah lepas dari sholat berjamaah, mendirikan qiyamul lail, dan mencintai al quran. Hingga kecintaannya pada quran ia tanamkan juga kepada anak-anaknya.

Teringat saya akan ucapan seorang guru yang pernah mengisi dalam sebuah kajian. Kalau hanya sekedar merancang hidup, rasa-rasanya itu adalah hal yang biasa. Namun jika merancang kematian, seorang hamba perlu kejujuran iman dalam hatinya.

Kisah seorang sahabat yang menemui Rasulullah sebelum peperangan yang meminta untuk didoakan agar dia syahid dengan luka pedang pada dadanya. Rasulullah tersenyum dan berkata kepada para sahabat lainnya, jika ia jujur dengan imannya dan niatnya maka akan kita dapati ia sesuai dengan apa yang ia cita-citakan.

Qodarullah sahabat tersebut membuktikannya. Ia tidak hanya syahid, namun juga letak pedang yang menghunus pada tubuhnya persis seperti yang ia inginkan.

Maka mari teman kita rancang kematian kita dengan kejujuran iman agar Allah memberikan kita akhir yang baik (khusnul khotimah) dengan amal akhir terbaik, waktu, dan tempat yang baik pula.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan sebagai pengingat diti. Terimaksih sudsh diingatkan

07 Jan
Balas



search

New Post