Puspa Anggraheni

Biografi S. Puspa Anggraheni , Purbalingga I Purbayasa....

Selengkapnya
Navigasi Web

Belajar Melepas Dunia

Belajar Melepas Dunia

Aku terharu dengan testimoni yang baru saja kuterima. Dia alumni advance Hypnoterapi yang termuda. Dia sudah dua belas tahun aktif di pondok pesantren Nurul Quran. Awalnya menjadi santri. Sekarang selain nyantri sekaligus membantu mengajar para santri baru. Umurnya kurang lebih 25 tahunan. Semuda ini sudah melatih diri melepas jerat dunia.

Berikut ini pengakuannya padaku.

"Saya juga baru kehilangan laptop kak...!"

Apakah saya sedihh?

Ya jelas sedih too... Wong namanya kehilangan๐Ÿ˜…, apalagi di dalamnya banyak data-data penting....

Tapi kok ada yang beda ya kak...? Kali ini sedihnya cuman sebentar... Ngga sampai 30 menit... ๐Ÿ˜

Padahal dulu setiap saya mendapatkan kesedihan... Itu aaaaweet kak๐Ÿ˜… bisa sampai bulanan saya terjebak di dalamnya..

Alhamdulillah setelah mengenal hipnoterapi, saya jadi lebih bijak dalam menyikapi setiap persoalan hidup.๐Ÿ˜Œ๐Ÿ˜"

Entah kenapa hati Aku bergetar membaca WA nya. Aku teringat seumuran Dia masih sering sedih, kecewa, mengeluh. Jika punya sedikit uang, cepet-cepet ke bank cari tabungan apa yang bunganya paling besar. Aha, sudah dapat jenis deposito. Masih ditimbang-timbang jika 1 bulan sekian, 3 bulan sekian, 6 bulan sekian dst.

Meskipun Aku menjadi guru sejak umur 20 tahun. Aku juga masih menghitung-hitung jam kerja. Jika terlambat karena kendaraan angkot yang ngetem, Aku anggap hal biasa. pikiranku mengatakan tidak salah alias wajar atau manusiawi. Bahkan alasan dengan menyalahkan angkot. Tetapi jika rapat sekolah sudah 15 menit lebih dari jam pulang, Aku sudah gelisah merasa waktuku berkurang diambil sekolah.

Seperti Doraemon. Aku ingin begini, Aku ingin begitu. Ingin...ingin...banyak sekali.

Jika Aku dapatkan apa yang kuinginkan, bahagia. Sayangnya bahagia itu hanya sebentar, karena muncul keinginan yang lain. Begitu seterusnya, hingga suatu saat Aku jatuh sakit selama 14 hari harus istirahat total.

Aku mulai merenung. Ternyata Aku sudah salah mengejar keinginan. Ketika menginginkan sesuatu, lupa apa yang sudah kumiliki. Lupa apa yang sudah dianugerahkan Allah padaku. Inilah kufur. Inilah sumber Aku tak bahagia.

Satu-satunya cara adalah menghilangkan sumber yang membuatku kufur akan nikmat-Nya.

Akhirnya kutemukan rasa bahagia itu ada di dalam hatiku sendiri. Ya...melepaskan jerat dunia.

Terimakasih Mas An (nama samaran)atas testimoninya. Semoga Allah selalu membimbing langkah kita aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah, keren Neng! Jadi bahan renungan ku juga. Makasih!

08 Apr
Balas

Aamiin...sama2 bunda yg cantik...

08 Apr

Masih dalam tahap belajar mengikhlaskan dunia.smg mjd lbih baik lagi.trmksh bund ilmunya

08 Apr
Balas

Aamiin...mari belajar bund...karena Allah menilai proses kan?

08 Apr

Bahan renungan yang luar biasa bund. Terimakasih

09 Apr
Balas

Sama2 bund...mari selalu muhasabah yaaa

09 Apr

Bahan renungan yang luar biasa bund. Terimakasih

09 Apr
Balas

Bahan renungan yang luar biasa bund. Terimakasih

09 Apr
Balas

Merelakan segala yang bukan milik kita. Mantap Bun.

08 Apr
Balas

Memang kita tak punya apa2 kan?semua milik-Nya.

08 Apr

Betul betul betul

09 Apr
Balas

Injih Ibu...terimakasih meski sibuk berkenan kunjung.

10 Apr

Muantap ibu. Mas Anwar membelajari kita tentang keikhlasan.

08 Apr
Balas

Iya...maaf tadi tak sempat revisi tulisan, banyak yg salah, cuma ada wkt 20 menit terus otw hehe

08 Apr

Betuul bunda ... Untuk mempunyai sikap seperti itu perlu proses krn tdk semua orang bisa langsung seratus persen rela menerima ketika kehilangan sesuatu ... apa lagi kehilangan sesuatu yg sangat berharga dlm hidupnya ... Kalau kehilangan hal duniawi mungkin masih bisa di cari gantinya yg lbh baik ... Krn pasti ada hikmahnya ... Asal jangan kehillangan iman dan taqwa ... Siiip lah Bund ....

09 Apr
Balas

Sesuatu yang termahal dlm hidup kt adalah iman, dan kedua sehat...begitu kata ustad.

09 Apr

Cakep banget Bunda, mungkin itulah tasawuf modern, p kyai ngendika itulah zuhud. Hipnoteacher dh di tangan Bunda, baru pd Ucapan Syukur

08 Apr
Balas

Alhamdulilh...smg bermanfaat aamiin.

08 Apr

laur biasa ceritanya mas anwar. ...

08 Apr
Balas

Subahanallah...betul bunda... Masih muda sudah bisa begitu.

08 Apr

Sesuai dengan ajaran tasauf yg selama ini coba saya jalani. Tulisan yg menginspirasi

08 Apr
Balas

Insya Allah...terimakasih kunjungannya bund...

08 Apr



search

New Post