Puspa Anggraheni

Biografi S. Puspa Anggraheni , Purbalingga I Purbayasa....

Selengkapnya
Navigasi Web

Siswa Menderita di Sekolah Karena Guru Gagal Paham

Siswa Menderita di Sekolah Karena Guru Gagal Paham

Andi (nama samaran), sekarang duduk di kelas enam. Meski tubuhnya mungil namun lincah, hidungnya mancung,raut wajah ganteng seperti orangtuanya.

Sayang sekali kondisinya sejak jatuh dari sepeda dua tahun yang lalu, Dia sangat menderita. Penderitaan yang Dia rasakan tiada satupun yang tahu. Bisa Anda bayangkan, anak kecil yang tak kuasa mengatakan apa yang dialaminya. Bagaimana jika ini terjadi pada anak Anda, anak seorang guru, atau siapa pun pastinya orang dewasalah yang bertanggungjawab.

Sejak jatuh dari sepeda, Andi menjadi pelupa kata orangtuanya. Sehingga orangtua minder dengan tetangga dan guru-guru di sekolah Andi.

Di sekolah guru sering memojokkan dan kurang peduli karena nilainya sangat kurang. Andi semakin tersiksa ketika pelajaran karena tak mengingat apa yang didengar. Sering terjadi Andi dijadikan bulan-bulanan teman-temannya karena tubuhnya yang kecil. Anehnya sang guru tidak mau tahu, ikutan membenarkan anak-anak yang lain. Sang guru memvonis kata-kata yang diucapkan banyak anak tentu yang benar.

Andi benar-benar merasakan penderitaan siang dan malam. Di rumah ditekan oleh orangtua, di sekolah guru pun tidak pernah peduli dengan kesulitannya.

Saat ini Andi tetap menjalani kegiatan sehari-hari tanpa senyum. Tidak ingat apa yang diucapkan guru karena tidak fokus. Selain tidak fokus karena sikap guru yang gagal paham ini, semakin memperburuk kondisi kejiwaan Andi.

Akhirnya Andi dibawa ke rumah Saya dan menjalani proses hypnoterapi. Yaitu terapi kejiwaan melalui kondisi hypnosa.

Ternyata betapa Andi ingin sekali menjadi anak yang pintar, yang membanggakan orangtua. Tapi bingung karena setiap hari dijauhi temsn-temannya. Juga berharap gurunya bisa melindungi ketika di sekolah dan sabar ketika mengajar.

Ketika Ibunya diminta masuk ruang terapi dan mendapati anaknya memohon"Mah...terimalah diriku apa adanya" sambil mengangkat kedua tanngannya.

Ibunya langsung terduduk dan memeluk sambil bercucuran air mata"iya...maafkan Mamah jika selama ini menuntut berlebih, mulai sekarang Mamah terima Andi apa adanya".

Sekarang, siapa yang musti disalahkan? Apa peran penting seorang guru di sekolah? Apakah kesulitan Andi patut kita abaikan karena mengejar target KKM?

Tahukah wahai Bapak/Ibu guru bahwa semua peserta didik punya hak yang sama untuk bahagia, nyaman, dan sejahtera di sekolah?

Andai sikap orangtua yang belum paham, itu sangat mungkin karena bisa jadi mereka tak mengenal psikologi, ilmu mendidik (pedagogi).

Bagaimana mungkin seorang guru yang memang disumpah dan digaji bahkan plus tunjangan profesi bisa bersikap seperti ini?

Semoga hal yang terjadi pada Andi bisa menjadi pembelajaran agar seorang guru mampu melindungi dan menyanyanyi semua peserta didik dengan sepenuh hati.

Peserta didik yang memiliki kekurangan atau kesulitan jangan dianggap sebagai beban, namun justru merekalah yang menjadikan seorang guru lebih bernilai dalam kehidupannya kelak.

Jika melerai siswa yang bertengkar, jangan tergesa memvonis sebelum berusaha membimbing mereka. Kata-kata guru bisa menjadi trauma siswa yang berkepanjangan.

Trauma tersebut akan mengganggu sepanjang kehidupannya. Artinya sang guru telah merusak jiwa-jiwa yang seharusnya dalam bimbingannya. Ibarat dokter salah memberikan obat dan berdampak pada kematian pasien.

Meskipun kematian itu ketetapan Allah, tapi menunjukkan gagalnya mengemban amanah.

Ya Allah...berikan Kami para guru kekuatan untuk mengemban amanah yang satu saat nanti harus Kami pertanggungjawabkan di hadapan-Mu aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin YRA... Hal inilah yang sering saya temui. Saat di Paud anak mendapat perhatian dan tempat. Namun sayang saat Sd mereka terpojokan. Karena punya kebiasaan dan cara belajar berbeda dari anak lain. Yang akhirnya memaksa mereka putus sekolah. Untungnya cuma di kampung jadi mereka bisa berkebun.

08 Feb
Balas

Astagfrlh...mana boleh begitu bunda...ya Allah...bukakan hati2 yang masih tertutup oleh kepentingan duniawi ini aamiin.

08 Feb

Artikel yg menarik.bahan koreksi diri saya jg bund.smg allah jg mmbukakan hati saya dn smua guru2 agar bisa lebih memahami kondisi siswa dan jg anak kita sndiri.terimaksih bund.

09 Feb
Balas

Sama2 bunda...semoga setiap tulisan sy bermanfaat aamiin, trmksih.

09 Feb

Amiin. Semoga bisa menjadi "gurunya manusia". Terima kasih sudah diingatkan kembali.

08 Feb
Balas

Aamiin...terimakasih pak

08 Feb

Aamiin. Trmksh Bunda...sbg bahan muhasabah..

08 Feb
Balas

Aamiin...in sya Allah, terimakasih kunjungannya bunda.

08 Feb

Mungkin terus keluar ....

09 Feb
Balas

jujur Bund tak sadar air mata ini deras mengalir, teringat adik yg gak dpt ijazah, putus SD, mungkin karena gagal paham jg!

09 Feb
Balas

Begitulah bunda...pendidikan sekarang harus berubah menjadi arif dg semua peserta didik.

09 Feb

kenapa bisa nggak dapat ijasah?

09 Feb

tulisan yang bagus, untuk muhasabah diri. Saat ada siswa yang berbeda, itulah amanah yg d percayakan kepada kita. membimbing siswa yNg berbeda, itu mengasyikkan lho bu....

08 Feb
Balas

In sya Allah bunda...musti sabar dan tulus...aamiin

08 Feb

Gurunya tidak fokus dengan anak didiknya itu Bunda... Mengajarinya tidak sepenuh hati.

08 Feb
Balas

Mungkin bunda...dan ternyata kasus seperti ini tidak sedikit loh

08 Feb

Aamiin... Itulah pentingnya komunikasi antara org tua dan guru, utk mengetahui perkembangan anak.

08 Feb
Balas

Betul bunda...semoga aamiin

08 Feb



search

New Post