TaGur-571 (202)

Part.1

Hari Senin, merupakan hari pasar di tempat Fia. Sepulang sekolah, Fia mampir di pasar. Kebetulan ayah sedang di toko, Fia pun minta ditemani untuk membeli ayam warna-warni.

Ayah memang sudah berjanji akan membelikan Fia anak ayam. Semenjak ayam-ayam, di belakang rumah di pindahkan ke kandang, Fia jadi kesepian. Ayam-ayam tersebut sudah pada besar-besar, tentu tidak mungkin lagi dipelihara dekat rumah.

Sementara kandang cukup berjarak dari rumah mereka. Kadang-kadang Fia mau berangkat sendiri ke sana. Ibu sering merasa khawatir, karena lokasi di sekitar kandang agak sepi. Maka itulah sebabnya, dibelikan lagi anak ayam untuk Fia.

Tiga ekor ayam warna warni dibeli Fia. Masing-masing berwarna merah jambu, orange dan hijau daun. Sebenarnya ayam-ayam itu aslinya berwarna putih. Akan tetapi supaya menarik bagi anak-anak, maka diberi warna. Fia terlihat senang sekali, sekarang sudah ada ayam yang akan dipeliharanya kembali.

Sesampai di rumah ketiga ekor anak ayam itu dimasukkannya ke dalam kandang kecil.

“Ayo masuk dan jangan bertengkar, ya!” ujar Fia pada anak-anak ayamnya. Ayam-ayam mungil itu seolah mengerti dengan ucapan Fia.

“Ciap-ciap-ciap... ,” mereka terlihat senang menempati rumah yang baru.

Kemudian Fia memberi mereka makan, dengan makanan ayam yang dibelinya juga tadi. Ketiga ekor anak ayam itu pun makan dengan lahap. Lapar benar mereka terlihat.

“He-he-he,” Fia tertawa senang memandang anak-anak ayam itu.

“Mereka lucu dan imut sekali,” gumam Fia.

Dia merasa gemes dengan ketiga anak ayam yang nampak lucu. Mereka juga terlihat sehat dan lincah. Bersambung

***

Kinali, 10082021