Kate Betina Terbang Tinggi
TaGur-556 (187)
Part.3
Biar nanti Fia saja yang menangkap, jawab ayah ketika ditanya ibu, kenapa perburuan terhadap kate betina beliau hentikan.
Usut punya usut, ternyata si kate betina dari belakang rumah, juga terbang tinggi, makanya tiba tempat buya. Padahal pagar pembatas rumah Fia dengan rumah buya tingginya ada sekitar tiga setengah meter. Namun bagi si betina nampaknya itu hal mudah. Etek Sur sebelah rumah, yang memergoki ulah si kate betina Fia pagi itu.
Tentu saja Fia geleng-geleng kepala dengan ulah hewan piaraannya itu.
“Awas, kalau nanti tertangkap akan kukurung, tak ‘kan kulepas,” ancam Fia berang.
Mulutnya mengomel-omeli si kate betina itu, hingga ibu dibuat tertawa melihat tingkah Fia.
“Sabar, Sayang,” ujar ibu sanbil mengelus rambut Fia yang hitam dan lebat.
Kemudian ibu pun berjalan ke luar pagar rumah. Ternyata ibu pergi melongok ke pagar belakang rumah buya.
“Fia-Fia, masih di sana, katenya masih di sana!”
Terdengar seruan ibu memanggil Fia.
Fia yang sedang asyik menonton film Upin Upin kesukaannya, segera menghampiri ibu. Matanya pun mencari-cari keberadaan kate betinanya, di antara sekumpulan ayam buya yang lumayan banyak.
“Benar, Bu, itu dia!” Fia berteriak gembira.
Selanjutnya dia mengajak ibu untuk pergi ke belakang rumah buya untuk mengambil si kate betina. Kebetulan saat itu, ayah baru kembali dari toko untuk makan siang. Tentu bisa diajak sekalian untuk membantu menangkap si kate yang bandel.
Mereka bertiga akhirnya tiba dekat si kate betina yang sedang asyik makan di antara para ayam. Menyadari ada yang mendekat, segera ia berlari menjauh. Sempat terbang pula, tapi syukurlah hanya rendah saja dan masih di sekitar lokasi itu.
“Ayo, tangkap Fia,” ujar ayah memberi semangat putrinya.
“Ayah Ibu, diam saja di situ dulu, biar aku sendiri yang tangkap,” ulas Fia.
Ayah dan ibu pun menuruti perkataan Fia. Mereka berdiri agak menjauh dan memberi kesempatan kepada Fia untuk menangkap sendiri ayamnya.
“Krrrk-krrrk-krrrk, kate betina sini, makan dulu,” pancing Fia sambil pura-pura mengulur makanan pada si katenya.
Awalnya si kate betina acuh saja, malahan pergi menjauh. Namun Fia tidak putus asa, dia terus berusaha mendekat, sambil memanggil-manggil nama ayamnya itu.
Akhirnya usaha Fia membuahkan hasil juga, si kate betina berhasil ditangkapnya. Wajah Fia terlihat senang. Ibu dan ayah juga turut senang. Mereka berdua salut dan heran dengan Fia yang berhasilkan menjinakkan si kate..
Padahal tadi pagi, ayah sudah berusaha keras untuk membujuk si kate betina itu. Eh, malahan ia semakin kabur dan terbang setinggi-tingginya.
Gadis kecil Fia pun memegang ayamnya erat-erat, takut nanti terlepas lagi.
“Kamu harus masuk kandang dulu, untuk dikurung selama tiga hari,” ujar Fia pada kate betinanya.
“Apa tak kelamaan Fia?” tanya ibu.
“Biar saja, Bu, hukuman untuknya, biar ia jera dan yang lain tidak pula meniru,” jawab Fia serius.
Jawaban Fia yang apa adanya itu, membuat ibu dan ayah jadi tertawa.
“Fia-Fia, ada-ada saja, kamu, Nak,” kata ibu sambil menoleh pada ayah. Terlihat ayah tersenyum sambil geleng-geleng kepala mendengar ucapan Fia yang lucu.
Maka terkurunglah kate betina di dalam kandangnya selama tiga hari. Makanan dan air minumnya, tentu saja tidak lupa Fia masukkan ke dalam kandang untuk tiga hari.
“Makanya, jangan buat ulah, kate betina,” gumam Fia sambil memandang ayamnya yang sedang termenung. Mungkin lagi menyesal diri. Hiks.
Kinali, 26072021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tagurnya sudah 556. Keren, Bu. Semoga saya bisa