Puspa Dani,S.Pd.

Seorang ibu yang mengisi waktu luang dengan menulis. Baginya menulis itu membahagiakan. Menulis, menulis dan terus menulis. Saat ini berprofesi sebagai Pengawa...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kerbau Pedati Angkutan Tempo Dulu

Kerbau Pedati Angkutan Tempo Dulu

Tantangan hari ke-295

#TantanganGurusiana

Kenalkah dunsanak (saudara) dengan kabau pidati?

Kabau pidati adalah istilah dalam bahasa minang, sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut kerbau pedati. Mendengar nama kerbau pedati, angan kembali melayang, ke masa silam sekitar 30 tahun yang lalu. Di kala itu, suasana belum seramai sekarang. Mobilpun belum ada, terkhusus lagi di kampung penulis. Maka salah satu alternatif transportasi yang digunakan, adalah kabau padati atau kerbau pedati.

Di pertengahan malam yang sunyi, kerbau pedati berjalan menyusuri jalanan berbatu. Derit-derit bunyi roda yang berputar, membelah keheningan yang dingin. Membuat mata yang tengah terlelap, jadi terjaga. Suara roda kayu yang beradu dengan batu jalanan, menimbulkan irama khas di gendang telinga.

Di kampung penulis saat itu, kerbau pedati, digunakan sebagai alat angkutan. Salah satunya untuk pengangkut beban pedagang yang hendak berjualan di pasar. Dengan setia si kerbau menarik gerobak yang sarat beban, di bawah komando tuannya. Berjalan gontai karena tubuhnya yang gendut, diiringi kloneng-kloneng bunyi genta yang bergayut di leher si kerbau.

Penulis sering memperhatikan kerbau pedati yang melewati rumah penulis. Kerbau yang bertubuh tambun, berlenggak-lenggok menarik gerobak kayu yang beroda besar. Apalagi, ketika waktu subuh, kerbau pedati sering lewat secara konvoi menuju kampung yang menggelar pasar.

Sampai saat ini, ada sebuah pedati yang tidak pernah hilang dari memori penulis. Pemiliknya bernama bapak Datuak Khaidir. Pak Datuak yang selalu berselempang kain sarung, duduk di bagian depan gerobak pedatinya. Sigap memberi komando pada kerbaunya, yang besar untuk menarik gerobak pedati. Dengan patuh si kerbau pun berjalan, menarik gerobak yang sarat muatan.

Kalau siang pedati Pak Datuak kembali melintas pulang. Saat pedati itu lewat, penulis tidak akan melewatkan kesempatan untuk mengamati roda-roda pedati yang berputar teratur. Roda-roda yang bergerinyit beradu dengan batu. Ditingkahi suara klenang-klenong genta kerbau yang berirama beraturan.

Nah, di saat itu abang penulis, bersama teman-temannya tidak akan melewati kesempatan itu. Ketika pedati itu lewat di depan rumah kami, dengan sigap abang dan kawan-kawanya bergelayut di bagian belakangnya. Namun, tentu saja secara sembunyi-sembunyi, sebab kalau ketahuan, tidak akan diperbolehkan oleh Pak Datuak.

Sesekali ketahuan juga, Pak Datuak pun turun dan melongok ke belakang pedatinya. Lalu bergema teriakan Pak Datuak, menyuruh abang dan teman-temannya untuk turun. Semua segera lari berhamburan, tapi itu cuma sejenak. Kalau pak Datuak terlengah, mereka kembali menggapai-gapai mengulanginya.

Demikian terus terulang, dilarang hari ini, besok mereka beraksi lagi. Abang dan teman-temannya tetap setia menunggu kerbau pedati yang lewat. Agar nanti bisa bergelantungan beramai-ramai di belakang pedati itu. Lucu rasanya kalau mengingat kenangan itu. Kalau cerita tersebut, penulis ungkapkan kembali, abang jadi tersenyum, hingga tertawa terbahak-bahak.

Sekarang kerbau pedati itu sudah tidak ditemukan lagi. Sekali-sekali kerinduan padanya, kembali hadir dalam ingatan. Namun, itu semua tinggal kenangan. Sebuah kenangan yang akan selalu tersimpan di memori, yang akan diceritakan kembali kepada seluruh anak cucu.

Pasbarku, 04112020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul Bu...mengingatkan kita ke masa old...Salma literasi

04 Nov
Balas

Makasih, salam kembali

04 Nov



search

New Post