Legenda Sungai Air Hitam
TaGur-536 (168)
Part.3
Sepeninggal si penyihir barulah Putri Mayang Sari menyadari semua yang telah terjadi. Segera dikeluarkannya cermin kecil yang selalu setia menemani, kemana dirinya pergi. Tentu saja putri sangat terkejut ketika melihat pantulan wajahnya di cermin yang tampak buruk dan hitam legam. Demikian pula dengan kulit tubuhnya, telah berubah sehitam arang.
Putri Mayang Sari tidak berani pulang ke istana. Perasaannya hancur berkeping-keping. Kemudian dia berlari meninggalkan para dayang dan punggawa-punggawanya yang masih berdiri terpaku. Berhari-hari dia terus berlari. Tidak dipedulikan perutnya yang lapar minta diisi serta tubuhnya yang remuk lelah. Sehingga pada akhirnya dia sampai di penghujung hutan.
Langkah kaki Putri Mayang Sari terhenti di tepi sebuah sungai kecil yang berair sangat jernih. Sungai yang di dasarnya bertebaran kerikil-kerikil kecil dan juga terdapat beberapa batu besar yang berwarna putih. Putri pun terduduk kelelahan di pinggir sungai.
Tiba-tiba terdengar suara bisikan di telinga kanannya.
“Ayo Putri, segeralah masuk ke dalam air sungai yang ada di depanmu.”
Awalnya sang putri tidak mengacuhkan bisikan tersebut. Batinnya masih terpukul dengan kejadian yang menimpanya. Namun bisikan itu terus berulang dan berulang. Bisikan yang sama untuk menyuruhnya mandi dan berendam dalam air sungai itu.
Akhirnya Putri Mayang Sari menuruti bisikan yang berulang kali di dengarnya. Dia pun menghambur ke dalam sungai. Tubuhnya juga sudah gerah dan lelah, karena berhari-hari tidak bertemu air.
Lalu sang putri membasuh muka dan menggosok seluruh badannya dengan air sungai yang sejuk. Setelah beberapa lama membersihkan diri, secara tidak sengaja sang putri menatap bayangan wajahnya di permukaan air. Ajaib, ternyata wajah dan tubuh Putri Mayang Sari sudah kembali pada keadaan semula. Malahan sekarang wajahnya jauh lebih lebih cantik dibandingkan sebelumnya.
Tentu saja sang Putri merasa sangat gembira dan tidak lupa bersyukur kepada yang MahaKuasa.
“Nah, itu lihat putri sedang mandi,”
Terdengar beberapa perkataan yang menyebut dirinya. Putri Mayang Sari menoleh ke arah sumber suara. Ternyata para punggawa dan dayang-dayangnya. Rupanya mereka tidak berani pulang, kalau tidak bersama sang putri.
Sudah pasti, mereka merasa senang dapat menemukan Putri Mayang Sari. Keadaan putri pun baik-baik saja, tidak kurang sesuatu apapun. Malahan terlihat lebih cantik. Kemudian mereka pun mengajak sang putri untuk kembali ke istana..
Sementara sungai kecil yang dipakai Putri Mayang Sari mandi, airnya berubah warna menjadi hitam legam.
Tidak lama kemudian, setelah rombongan Putri Mayang Sari berlalu, tiba-tiba turun hujan yang sangat lebat. Selama tiga hari tiga malam, tanpa henti. Selanjutnya air sungai kecil itu meluap hingga menimbulkan suara yang bergemuruh.
Setelah tiga hari tiga malam, hujan lebat pun berhenti. Air sungai kembali mengalir seperti semula, airnya menjadi lebih jernih, dengan hiasan kerikil-kerikil di dasarnya. Namun yang terlihat berbeda adalah batu-batu besar yang terdapat dalam sungai berubah menjadi hitam.
Semenjak peristiwa itulah sungai tersebut diberi nama Sungai Air Hitam. Sungai kecil itu terletak di Kampung Baru, Kenagarian Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.
Kinali, 06072021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar