TaGur-580 (211)

Part.3

Kemudian Fia mengikuti langkah ibu masuk ke dalam rumah. Setelah mengambil handuk, dia pun menuju kamar mandi. Ternyata ibu sudah menyediakan air hangat untuk mandi Fia.

Pagi ini cuaca memang terasa agak dingin. Ibu paling mengerti kalau udara sudah dingin begini, Fia tidak akan berani mandi kalau tidak dengan air hangat. Ibu memang perhatian sekali. Itulah makanya Fia tidak berani membantah semua perkataan ibu.

Setelah beberapa lama, akhirnya Fia selesai mandi, lalu berganti pakaian. Rambutnya pun sudah disisir, juga tak lupa mukanya dia beri bedak.

“Nah, gitu dong, anak ibu sekarang sudah wangi dan cantik,” ujar ibu membenahi bedak Fia yang berlepotan.

“Ya, ialah, anak Ibu...” Fia membalas sambil tertawa.

Ha-ha-ha, ayah yang sedang sarapan jadi tertawa mendengar ocehan Fia bersama ibu.

“Ayo sekarang kita berangkat ke rumah nenek,” ajak ibu menggandeng tangan Fia.

“Nanti sarapannya tempat Mimi Liza saja, Bu,” ujar Fia sambil menganggukkan kepala.

“Aku nanti mau makan nasi goreng mentega buatan Mimi,” sambung Fia lagi.

Ibu hanya manggut-manggut mendengar ucapan gadis kecilnya itu. Fia dan semua sepupunya memang suka masakan Mimi Liza. Terkadang pagi-pagi semua sudah berkumpul di tempat Mimi. Oh, ya, Mimi Liza itu juga adik ibu. Setiap pagi beliau menjual aneka sarapan. Lumayan ramai, kalau ke sana agak sedikit siang, ditanggung semua sudah habis.

Maka berangkatlah Fia bersama ibu ke rumah nenek. Rumah Mimi dan tempat jualannya bersebelahan dengan rumah nenek. Selesai sarapan tempat Mimi, barulah mereka ke rumah nenek. Tujuannya, selain mau menengok nenek, juga mau meminta ayam kate.

“Kate 0h kate.”

“Semoga nanti nenek bermurah hati, memberiku,” gumam Fia berdoa. Bersambung.

Kinali, 19082021