TaGur-581 (212)

Part.4

***

Selesai sarapan di tempat Mimi Liza, ibu dan Fia menuju rumah nenek.

Rumah nenek terlihat sunyi, mungkin nenek di belakang rumah, sedang memberi ayam-ayamnya makan. Semenjak dulu nenek senang memelihara ayam. Nenek memang bertangan dingin, ayam-ayamnya selalu banyak, malahan kadang-kadang nenek bisa pula menjual.

Benar saja, ketika Fia dan Ibu pergi ke belakang rumah, nampaklah nenek sedang ngobrol dengan Mak Uwo Nuri. Sambil berbincang dengan cekatan tangan nenek mengeluarkan makanan ayam dari kantong kresek, lalu meletakkan di wadah-wadah khusus untuk ayam makan.

Setelah mengucap salam, Fia pun mendekati nenek.

“Wow, ayam nenek banyak sekali,” ujar Fia terlihat senang.

Memang benar, ayam nenek tengah ramai mengerubungi tempat makannya.

“Nah, nah ini pasti ada maunya,” kata nenek sambil melihat Fia.

“He-he-he,” beliau jadi tertawa melihat ulah cucunya itu.

“Ish, nenek tau aja,” ucap Fia malu-malu.

Ibu yang berdiri dekat nenek pun ikut-ikutan tertawa, mendengar obrolan Fia dengan nenek.

“Ibu, ayo bilang sama nenek,” pinta Fia pada ibu.

Tangan Fia menggelendot manja pada ibu. Dia sudah tak sabar, ingin segera memeluk anak ayam kate. Nenek memang memiliki beberapa ekor. Sebenarnya itu kepunyaan Aini, anak Bunde. tapi nenek yang memeliharanya. Bersambung.

Kinali, 20082021