puspa lestari

Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Toroh Grobogan. Mengawali menulis sejak tahun 2017 dan bergabung di Media Guru Indonesia. Tiada hari tanpa menulis karena me...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tulisan ke-445 (81)

Tulisan ke-445 (81)

P5 Kewirausahaan Wujudkan Jiwa Berwirausaha

#21

Awal

Pembelajaran kurikulum merdeka terdapat perbedaan dengan kurikulum lama, adanya proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5). Sebagai sekolah yang bukan penggerak namun sekolah berusaha untuk menerapkan P5 seperti yang dijalankan sekolah penggerak. Pelaksanaan P5 di SMA Negeri 1 Toroh baru pertama dijalankan dengan memilih tema kewirausahaan, dengan topik From craft to art with amazing bamboo. Sekolah melihat aset daerah sekitar sekolah yang memiliki pohon bambu di sepanjang sungai Ngasem yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Melalui P5 kewirausahaan maka harapannya siswa mampu memiliki jiwa kewirausahaan terutama dalam mengolah dan memasarkan hasil kerajinan bambu.

Letak sekolah yang berada di pinggiran pedesaan yang masyarakatnya memiliki pengrajin bambu tradisional. Bambu masih digunakan untuk peralatan memasah dan rumah tangga seperti; bakul, kukusan, caping cikrak, dan alat dapur lainnya sehingga nilainya belum begitu tinggi. Harga kerajinan tradisional yang masih rendah dan pengrajin hanyalah sesepuh atau orang tua yang temurun dari keluarganya. Anak muda tidak mengenal atau mengikuti jejak orang tua atau budaya tradisional sebagai pengrajin bambu.

Tantangan

Mengenalkan kewirausahaan kerajinan berbahan bambu diharapkan mampu menumbuhkan jiwa enterprener muda. Kondisi saat ini masih banyak lapangan pekerjaan yang berpeluang bagi pengusaha muda, namun seiring perkembangan zaman maka aka nada sebagian usaha yang tergerus bahkan hilang karena kurang mampu bersaing dengan era digital. Hal ini menyebabkan siswa tidak dapat mengenali jenis usaha tersebut salah satunya pengrajin bambu yang hampir hilang karena perkembangan teknologi.

Kegiatan P5 yang dijalankan di sekolah mewadai ide atau gagasan dari semua siswa. Kewirausahaan dipilih berdasarkan pemikiran guru berkolaborasi dengan guru sebagai fasilitator dan pendamping. Tantangan bagi sekolah terutama guru yaitu menumbuhkan sikap peduli dan mampu merespon perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar lingkungan. Harapannya siswa memiliki jiwa empati dan peduli untuk merespon stimulus yang terjadi di lingkungan baik sekolah maupun masyarakat sehingga siswa dapat mengikuti perubahan zaman.

Aksi

Sosialisasi tentang pengertian P5 dan tujuan yang akan dicapai merupakan langkah awal yang dilakukan guru dengan membentuk tim P5 terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara, coordinator P5, fasilitator serta pendamping. Tugas sosialisasi dijalankan oleh fasilitator dibantu pendamping yang saling berkolaborasi untuk menerapkan P5 sesuai tema yang ditentukan. Sosialisasi dilakukan secara langsung melalui paparan menggunakan LCD maupun ceramah serta melalui media sosial sehingga siswa dan juga orang tua memperoleh informasi yang tepat.

Pembentukan kelompok setiap kelas ditentukan berdasarkan hasil tes diagnostic yang dilakukan sebelum pelaksanaan P5. Tes diagnostic memancing siswa untuk menuangkan ide atau gagasan sehingga pelaksanaan P5 dapat dijalankan sesuai dengan suara, pilihan dan kepemilikan siswa. Pengelompokkan berdasarkan minat dan gaya belajar siswa agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan keinginan siswa setiap kelompok.

Survey lingkungan dijalankan setiap kelompok ke masyarakat pengrajin bambu dan wilayah yang mempunyai tanaman bambu. Masing-masing kelompok akan mendapatkan waktu 3 jam untuk melakukan survey lingkungan dengan pendampingan dari fasilitator maupun pendamping. Tujuannya siswa mampu menggali informasi tentang kerajinan berbahan bambu dan proses pembuatan kerajinan bambu. Siswa melakukan wawancara dengan pengrajin bambu maupun tokoh masyarakat yang mengelola bambu untuk pembuatan kerajinan.

Selama 2 minggu siswa diminta untuk bekerja mulai dari menyusun proposal, membuat scrapbook tentang proses dan promosi, membuat kerajinan dari bambu yaitu lampu hias dan mempresentasikan hasil kerja di depan kelas serta mengikuti pameran gelar karya siswa P5. Fasilitator dan pendamping bergiliran untuk mendampingi siswa dalam menjalani aktualisasi karya. Siswa diminta untuk browsing dari internet mencari informasi pengolahan bambu yang tidak mudah mulai dari mengerat dan membentuknya menjadi sebuah karya.

Siswa awalnya mengalami kesulitan mengolah bambu, bahkan tak jarang tangan siswa terluka karena terkena pisau, namun semangat siswa tak pernah padam sehingga luka itu memicu antusias siswa untuk mampu menyelesaikan karya. Tugas fasilitator dan pendamping selalu memotivasi dan mendukung kinerja siswa supaya hasil karya dapat terselesaikan tepat waktu. Hasilnya siswa semangat mengikuti proses sampai berhasil membuat lampu-lampu hias dari bambu yang bernilai jual tinggi.

Karya siswa dari bambu dipamerkan pada acara gelar karya P5 tema kewirausahaan. Setiap kelas diberikan membuat stand pameran yang unik dan didekorasi sesuai keinginan masing-masing kelompok. Hasilnya siswa benar-benar kreatif menyajikan stand pameran, sarana promosi dan mengekspresikan jiwa enterprener yang selama ini belum terlihat maka di pameran itu semua nampak dengan jelas. Kerjasama dan kolaborasi antar siswa terjalin erat sehingga gelar karya dapat berjalan lancar.

Pelajaran

Gelar karya P5 mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan secara bertahap dan menumbuhkan karakter kreatif, kolaboratif dan inovatif. Karakter tersebut jelas nyata dari proses pelaksanaan P5 yang dijalankan selama sepekan. Kerjasama Tim P5 dan juga fasilitator serta pendamping mampu membawa iklim sejuk bagi semua siswa untuk berkarya. Tumbuhnya karakter baik sesuai dengan dimensi yang dipilih sejak awal serta mencapai tujuan P5 yang sebenarnya. Meskipun karya kerajinan siswa belum maksimal, namun siswa telah berani membuat dan mempromosikan karya sesuai kemampuan sebagai seorang enterprener.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post