Saat hari ke 3 ibadah hajiku di Masjidil Haram aku mencoba untuk tidak umroh tapi hanya towaf dan bisa sebagai pengganti tahiyatal masjid, ternyata eman banget soalnya lelahnya hampir sama dengan kalau umroh hanya ditambah ambil miqot, dan sa’i, saat kami bersama suami melakukan towaf karena hari masih pagi belum begitu padat, bila telah sholat subuh luar biasa berjubel, berdesakan,bahkan bersikut-sikutan.

Jangan coba-coba kita sampai melawan atau mengganggu kulit hitam atau orang yang tinggi-tinggi bila dia marah siku di ayun pas wajah kita, bisa kaya ketampar lho, tapi kalau kita minta tolong misalnya tolong aku dibelang amankan ya dia malah senang dan tak sungkan-sungkan dia membantunya.

Setiap saat masuk masjid saya selalu minta suami untuk berganti-ganti pintu karena sesuatu yang aku cari dan tak pernah terjawab oleh orang-orang yang aku tanya saat pulang dari haji, sebenarnya sederhana tapi kalau kita tidak mengerti akan memperpanjang perjalanan kita,apalagi saat kita akan umroh lha kita khan mencari rukun Hajar Aswad, dan ternyata telah aku temukan sendiri triknya.

Kalau yang paling lurus dengan rukun Hajar Aswad adalah pintu 79 Babussalam yang paling terkenal sangat diperebutkan orang-orang apalagi yang mau towaf karena kita jalan lurus langsung bisa toleh kiri dan berniat lalu jalan mengitari Ka'bah