Menjadi guru, bukalah cita-cita masa kecilku. Namun kebahagian dan senyum orangtuaku, membawaku untuk memenuhi keinginan mereka. Seiring perjalann waktu, doa orangtua ternyata menjadi kebesaran Alloh di dunia yang kurasakan. Diantaranya, Alhamdulillah setelah lulus kuliah aku bisa langsung menerapkan ilmunya. Meski diawal aku menikah dan menjadi ibu rumah tangga disitulah justru ilmu keguruan kuterapkan. Aku bisa menjadi ibu rumah tangga terbaik, dari versiku. Begitu 4 tahun usia pernikahanku, aku benar-benar terjun di dunia pendidikan untuk menjadi seorang guru. Subhanalloh ternyata bahagia itu tidak perlu mencari jauh-jauh. sungguh menyenangkan bisa dekat dengan peserta didik yang lucu dan kadangkala menjengkelkan. Latar belakang keluarga dari peserta didik yang berbeda-beda, membuatku terus ingin belajar menggapai kehidupan penuh berkah.

Keterpaksaan membawa hidupku penuh keberkahan, banyak suka, duka pengalaman yang singgah dalam perjalan menjadi guru. Sampailah aku menjadi guru di sebuah wilayah yang selama ini, berfikirpun tidak, aku ditempatkan menjadi guru di SMPN 1 Rogojampi. Segala yang baru terus berulang, peserta didik yang setiap tahun baru, teman baru begitu juga pemimpin baru. Semua kunikmati dengan indahnya. Sampai pada masa yang tak pernah terbayangkan. Memasuki tahun 2020, diawal yang penuh harap ada banyak perubahan besar dengan datangnya Kepala Sekolah baru, ternyata goncangan mmulai datang tanpa di undang. Wabah yang menyerang tanpa ampun. Wabah Corona menyerang semua Negara tak terkecuali Indonesia. Untuk menghindari penularan masal wabah tersebut, semua aktifitas dilakukan di rumah. Begitu juga dengan profesiku sebagai Guru. Total 100% per 16 Maret 2020, semua aktivitas pembelajaran di Banyuwangi hususnya, dilakukan dari rumah. Jujur saya sempat bingung, Mengajar jarak jauh…? Bisakah ? mampukah peserta didik saya menjalani hal ini. Pembelajaran offline saja, peserta didik seringkali harus melakukan berbagai pendekatan, sedang saat ini… Segala berkecamuk, menuntut saya terus bertanya dan bersemangat untuk memberikan yang terbaik bagi anak didik. Bagaimana dengan jarak jauh pembelajaran tetap menyenangkan.

.

Semangat “pembelajaran menyenangkan”, membuat saya terpacu mengikuti pelatihan maupun diklat yang bisa menambah wawasan. Ternyata memang semua hampir sesuai bayangan saya di awal masa pandemi. Kegiatan diklat yang juga secara otomatis saya ikuti secara online membutuhkan kesabaran, banyak sekali tantangan yang saya dapatkan. Namun ini justru menjadi pemacu semangat yang lebih lagi untuk mewujudkan keinginanku memberikan yang terbaik untuk peserta didik. Permasalahan demi permasalahan mulai saya hadapi. Dari laptop yang mulanya bisa dipergunakan Zoom akhirnya rusak tidak bisa digunakan lagi,.Asyik asyiknya melakukan pelatihan daring tiba-tiba hilang sinyal karena jaringan lemah. Dimana itu semua tidak membuat saya putus asa. Berbagai ilmu saya dapatkan dari diklat dan pelatihan secara daring. Mulai pembuatan soal menggunakan Google formulir, Powtoon dan mengubah powerpoint menjadi vidio ataupun menjadi PDF. Semua program pembelajaran yang saya gunakan bisa mempermudah saya dalam mengambil nilai Hal ini membutuhkan kesabaran yang luar biasa.

Kesabaran ternyata di uji tidak sampai disitu saja, dari hasil pelatiahan pada akhirnya saya terapkan kepada peserta didik. Mulai dari yang paling sederhana yakni mengerjakan soal dengan menggunakan google formulir PDF yang nanti dishare lewat aplikasi e-learning. Kebetulan tahujn ini saya mengajar di kelas 7, yang notabennya banya peserta didik yang pemula di bidang IT.Beberapa peserta didikmulanya tidak tahu cara menggunakan beberapa aplikasi yang saya pakai. Kejadian lucu yang membuatku tersadar, bahwa peserta didik membutuhkan kesabaran lebih dan lebih lagi untuk memahamkan semua ini. Namun kejadian lucu ini juga sekaligus menjadi obat spaneng di masa pandemic. Suatu ketika peserta didik saya ajak pembelajaran melalui Zoom. Saya memberikani ID (kode) dan alamat Zoom, Malah peserta didik bertanya Kita mau kemana…? Dan peserta didik yang lainnya malah bertanya “Minta dikirim kemana alamat ini ? Akhirnya dengan kesabaran saya coba memberikan penjelasan kepada peserta didik lewat wa. Apa itu aplikasi zoom..

Ada kepuasa tersendiri, ketika peserta didik mulai faham dan bisa mengikuti alur pembelajaran. “Start is difficult”, itu mungkin memang benar. Namun happy ending dirasakan oleh saya sebagai guru, juga peserta didik yang justru selain mata pelajaran, mereka juga bisa meningkatkan wawasannya dibidang IT. Itulah jejak saya sebagai guru, yang berpetualang mencari cara “pembelajaran menyenangkan”..

*Guru IPA SMPN 1 Rogojampi Banyuwangi