Diam
Tidak semua harapan penantian di balasakan pertemuan, namun kadang sikap menjadi pertanda akan sebuah akhirnya perjalanan rasa, berikut ini puisi yang mewakili perasaan atas sikap kediaman.
Diam
Sikapmu kepadaku sulit kuduga
Hingga aku menerka nerka isi kepala
Diammu sudah menjadi pertanda
Kau tak lagi suka
Mungkin hanya aku yang mencinta
Tapi kau tidak
Dan akhirnya aku sadar
Kamu tak lagi aku kejar
Mungkin ini akhir atas yang terjadi
Perjalanan yang dilalui
Serta penantian untuk disudahi
Karena diammu aku menepi.
Ditulis oleh Putri Wulandari.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow, keren puisinya. Lebih baik menepi, dibanding sakit dalam diam. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Terima kasih bunda amiin sukses selalu untuk bunda
Kerennn... Mantap
Terima kasih semoga bisa istiqamah dalam menulis
curahan hati puisinya... :)
Dari hati puisinya