NGAKAN PUTU SUARJANA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengapa menjadi guru?

Mengapa menjadi guru?

Menjadi seorang guru bukanlah impanku saat masih di bangku sekolah. Saat itu, seperti murid lainnya aku ingin menjadi pramuwisata. Setiap hari pekerjaannya liburan. Bepergian ke tempat-tempat wisata dan dibayar tinggi. Sedangkan seorang guru pada zaman itu hanya pegawai rendahan yang pakaianya kusam dan hidup sangat sederhana.

Kehidupan berbicara lain. Aku harus menempuh pendidikan tinggi sesuai harapan orang tua. Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi akhirnya aku pun diangkat menjadi guru sekolah dasar. Guru di sebuah SD di daerah pinggiran. Walaupun dengan berat hati aku pun menjalaninya.

Hari-hari awal menjadi guru aku juga menikmatinya. Menyenangkan sekali bergaul dengan anak-anak yang masih sangat polos. Motivasi belajar mereka menyiratkan bahwa mereka sangat haus dengan bimbingan dan pembinaan. Aku pun membina dan mendampingi mereka belajar dengan semangat. Pagi sampai siang di sekolah dan sore sampai malam di rumah kontrakan. Sangat menyenangkan.

Awal bulan berikutnya, rasa sedih itupun muncul. Saatnya menerima gaji. Rekan-rekan guru yang lain sangat senang, tapi aku? Gajiku sangat kecil, maklum guru baru. Saat itu besarnya tidak lebih dari ongkos mengetik sebuah skripsi yang pernah aku jalani. Beginikah hasilnya? Seharian penuh membimbing siswa belajar hanya dihargai serendah ini?

Perasaan itu terus menghantui sehingga aku pun enggan menjalankan tugas. Buat apa dikenal menjadi guru, PNS tapi gajinya tidak cukup untuk hidup sehari hari yang sangat sederhana sekalipun? Bagaimana mungkin aku bertahan hidup dengan penghasilan seperti ini? Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku bertahan dengan keadaan ini? Banyak dan banyak lagi pertanyaan seperti itu yang selalu muncul.

Bapak kepala sekolah memahami apa yang aku rasakan. Beliau akhirnya mengajak aku saban hari berkunjung ke rumag siswa. Di sana aku bisa berdiskusi dengan orang tua siswa. Aku bisa mengamati kehidupan siswa kesehariannya. Aku bisa melihat betapa kerasnya perjuangan hidup siswaku. Hampir setiap orang anak memelihara sapi atau kambing baik anak laki maupun anak perempuan. Mereka berangkat ke sekolah setelah memberi makan hewan peliharaan tersebut. Pulang sekolah mereka harus menyabit rumput ke kebun yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya. Mereka melakukan dengan riang dan gembira. Tanpa ada beban sedikit pun. Padahal mereka tahu setelah sapi atau kambing mereka besar akan dijual oleh orang tuanya untuk membayar hutang. Duh... kasihan sekali.

Cerita orang tuanya lain lagi. Mereka sangat bersemangat menyekolahlan anak anaknya. Mereka berharap dengan pendidikan yang cukup kelak anak anaknya akan dapat pekerjaan yang baik dan mampu memperbaiki kehidupan keluarga. Anak-anaknya akan menjadi orang mandiri yang sukses. Duh... Begitu besar harapan mereka pada sekolah.

Pengalaman tersebut akhirnya menyadarkan diriku. Menjadi guru bukanlah menjadi buruh yang selalu diukur dengan ongkos. Guru adalah sosok yang harus menjadi teladan bagi siswanya. Guru adalah penerang dalam kegelapan. Aku pun akhirnya menjalankan tugas dengan penuh pengabdian tanpa pernah lagi berpikir berapa gaji yang aku terima. Bukankah rekan guru yang lain bisa? Mereka bahkan mampu menyekolahkan anak anaknya. Aku pun pasti bisa.

Masa kini guru sudah semakin sejahtera. Guru PNS penghasilannya cukup tinggi. Jutaan rupiah. Apalagi ditambah dengan tunjangan sertifikasi dan tunjangan lain dari pemerintah daerah. Pokoknya pasti cukup untuk hidup sederhana yang sejahtera. Adakah alasan lagi untuk tidak bersyukur menjadi guru?

Guru sebagai penerang dalam gulita.

Jangan lupa bahagia. Mari menjadi guru yang melayani dengan cinta dan mendidik dengan penuh kasih.

Renungan pagi di LPMP Bali, 6 Juni 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

dahsyat. mengalir lancar dan crispy

07 Jun
Balas

Terima kasih pak. Mhn bimbingannya

02 Jul

Terima kasih pak. Sedang belajar. Mhn bimbingannya

07 Jun
Balas

Luar biasa motivasinya pak. Semangat dan terus semangat.

06 Jun
Balas



search

New Post