Qasthoni Rais

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
My S.Pd,I
Sebaik baik orang yaitu yang membagikan ilmunya untuk orang lain

My S.Pd,I

Alhamdulillah segala puji bagi Alloh yang telah memberikan segala nikmatNya sehingga saya dapat menyelesaikan artikel ini.. sholawat dan salam atas junjungan nabi Muhammad SAW yang dengan perjuangannya kita semua dapat merasakan kebaikan Islam,.

Pada kali ini saya akan membahas mengenai gelar yang akan selalu ikut serta dalam perjalanan hidup kita khususnya dalam bidang saya sendiri yakni S,Pdi.

Pernahkah terlintas dalam fikiran para pembaca, apa yang anda rasakan ketika menyandang sebuah gelar? Banggakah ? tentu bangga. Bahagiakah? Tentu bahagia karena untuk meraiahnya pun perlu perjuangan, mulai dari berangkat kuliah yang harus menempuh perjalanan jauh , bermacet macet ria bersama para pengendara lain hingga keseringan berjenuhan menanti kabar dosen yang entah beliau masuk atau tidak. (hehe pengalaman pait).

Namun……….. bukan itu yang saya akan bahas pada artikel ini, karena jika hanya melihat hal negative dari perkuliahan tentunya bukan hal yang etis untuk saya bahas disini. :D

Kewajiban orang berilmu adalah mengajarkan berbagai kebaikan kepada umat manusia dengan hujjah yang terang.

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu bahwa Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Perumpamaan orang yang menuntut ilmu lalu ia tidak mau menyampaikannya adalah seperti orang yang menimbun harta namun ia tidak mau menginfakkan sebahagian darinya”. HR ath-Thabraniy di dalam al-Awsath dan Ibnu Abdil Barr. Berkata asy-Syaikh al-Albani

Sebuah gelar sebenarnya adalah sebuah amanah yang harus disampaikan dan konsekuensi atas stiap piliahan kita, entah nanti akan mendapatkan gelar S.pd, MA, ataupun DR sekalipun. Tentu dalam setiap amanah akan ada sebuah beban yang nantinya akan diemban. Lantas sudah siapkah anda untuk menjalankan amanha tersebut?

Dalam menjalankan sebuah amanah tentunya kita dibekali banyak hal dalam perkuliahan, salah satunya kejujuran saat ujian berlangsung, ujian merupakan suatu amanah dimana didalamnya kita haruslah berbuat jujur untuk menjalaninya.

Sebagai guru agama pantaskah kita untuk terus terjebak dalam atmosfer “kecurangan”? sadarkah kita bahwa nantinya yang akan kita raih adalah sebuah hasil palsu untuk mencetak generasi bangsa jika kecurangan itu terjadi?

Sebelum pohon itu bengkok alangkah baiknya kita sebagai calon penctak generasi membiasakan hidup jujur. Jangan khianati S,pdi yang sedang atau sudah anda perjuangkan. Karena segala amanah kelak akan dimintai pertanggung jawabkan dihadapan Alloh juga orang tua yang sudah memfasilitasi.

Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah di dalam Tafsir al Qur’an al ‘Azhim berkata : Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengabarkan bahwa sesungguhnya Ia memerintahkan (kepada kita) untuk menunaikan amanah kepada pemiliknya. Dalam sebuah hadits dari al Hasan, dari Samurah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tunaikanlah amanah kepada orang yang engkau dipercaya (untuk menunaikan amanah kepadanya), dan jangan khianati orang yang telah mengkhianatimu”. (Diriwayatkan oleh al Imam Ahmad dan Ahlus Sunan)

Ini terkait dengan segala jenis amanah yang wajib ditunaikan oleh seseorang yang dibebani dengannya. Baik amanah (itu) berupa hak-hak Allah atas hambanya, seperti (menunaikan) shalat, zakat, kaffarat, nadzar, puasa, dan lain-lainnya yang ia terbebani dengannya dan tidak terlihat oleh hamba-hamba Allah lainnya. Ataupun berupa gelar yang di emban, jika oran tua sudah memfasilitasi mu untuk mendapatkan sebuah gelar maka berarti orang tua mu sudah percaya bahwa kamu mampu untuk melaksankannnya.

Jaga amanah mu, berupa gelarmu. Karena kelak nantinya pasti akan diminta pertnggung jawabn mulai dari kita berusaha untuk mendapatkannnya sampai nanti kita menunaikannya. Menjaga gelar sama dengan menjaga amanah, jaga S.Pdi mu dan aku pun akan menjaga S.Pdi,ku.. :D

Artikel ini saya buat bukan untuk menyindir atau menyinggung perasaan siapapun tetapi lebih kepada mengingatkan kepada kita semua termasuk diri sya peribadi agar memiliki sifat yang demikian , sifat dimana sifat ini adlah sifat yang mulia.

Dari Jundub bin Abdullah al-Azadiy radliyallahu anhu, dari Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Perumpamaan seorang alim (berilmu) yang mengajarkan kebaikan kepada umat manusia dan melupakan dirinya sendiri adalah laksana sebatang lilin yang menerangi orang lain namun ia membakar dirinya sendiri”(HR AL Khathib al-Baghdadiy, al-Bazzar dan ath-Thabraniy dari Jundub bin Abdullah radliyallahu anhu. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih)

Hadits tersebut merupakan penutup dari artikel yang saya tulis ini, atas segala kekurangan dan kekhilafan saya mohon maaf.

Billahi fi sabilil haq fastabiqul khoirot :D

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah. Barokah ilmunya, barokah gelarnya, barokah amalnya

23 Jul
Balas

Dan pada semua gelar akan bermuara. Kita sebagai hamba Alloh. Trims, membawa sy ke ruang instropeksi.

23 Jul
Balas



search

New Post