Sifat anak pada dasarnya ingin bebas dan semau apa yang diinginkan, akan tetapi dalam satu riwayat, Rosulullah bersabda " bahwa setiap anak yang lahir itu dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya yang akan membentuk apakah akan dijadikan yahudi, nasroni atau majusi". beranjak dari hadis ini diambil kesimpulan karakter anak dapat dibentuk apa saja, tergantung bagaimana dia dididik. kalau diibaratkan kertas putih yang polos itu dapat ditulis dengan tinta apa saja, mau merah, hitam atau yang lainnya.

suatu pembiasaan akan tertanam dan membekas ketika pembiasaan itu dilakukan secara rutin dan tekun, sehingga pembiasaan tersebut tidak menjadi beban akan tetapi menjadi ringan sebagai mana hobi mereka yang muncul dari nalurinya. usia anak SMP adalah usia yang masih labil karena memasuki masa pubertas, yang mana pada usia ini keinginan-keinginan yang tidak wajar pun muncul karena didasari rasa ingin tahu yang tinggi. dan rasa ingin tahu yang tinggi kalau tidak diarahkan maka akan timbul penyimpangan-penyimpangan dan anak akan menyeleweng ke arah vandalisme.

pada era digital ini begitu besar faktor yang menyebabkan anak-anak tidak terkontrol baik dari pantauan orang tua apalagi guru yang waktunya terbatas. dan dengan faktor itu pula cepet terpengaruh dengan ajakan-ajakan yang tidak baik sampai kearah radikalisme. maka sepatutnya pendidik lebih memperhatikan bagaimana menanamkan karakter yang baik kepada anak-anak didiknya. salah satunya dengan pembiasaan seperti pembiasaan berdo'a bersama, pembiasaan baca al-Qur'an dan yang lainnya.

keberhasilan pembentukan karakter tidak cukup hanya dilakukan disekolah-sekolah saja akan tetapi kerjasama dengan orang tua dan lingkungan sekitar menjadi pemicu berhasilnya penanaman karakter. terutama faktor keluarga yang harus dominan dalam pembentukan karakter.