Refleksi Aksi nyata modul 1.2
NILAi DAN PERAN GURU PENGGERAK DALAM MENUMBUHKAN MOTIvASI INTRINSIK MURID DALAM MENERIMA FAKTA PERBEDAAN DAN KEBERAGAMAN DI TENGAH MASYARAKAT
Oleh : Quadri, S.Pd
CGP Angkatan 1 Kab. Pinrang
LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara multikultural. Itu sebabnya, toleransi harus jadi fondasi, demi bersatunya aneka suku, bahasa, dan agama, toleransi sebenarnya sudah selalu diajarkan dan berusaha ditanamkan sejak dini. Bangsa ini akan berdiri makin tegak dan kuat dengan kualitas manusia yang mumpuni. Para guru harus sadar dan teguhkan diri sebagai pembentuk masa depan bangsa.
Guru perlu memiliki nilai nilai pada saat berdiri menghadapi peserta didik yang beragam baik sifat maupun kemampuannya. Gurupun harus mampu menentukan sesuatu yang menjadi ranah tanggung jawabnya. Penebaran nilai positif yang dilakukan secara mandiri oleh guru kepada peserta didiknya akan menjadi modal peserta didik dalam menghadapi dunia nyata di kelak kemudian hari
Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik sesuai dengan kodrat yang ada dalam dirinya serta mampu secara aktif dan proaktif mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu pembelajaran yang berpusat pada murid, serta mampu menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan "Merdeka Belajar
Guru penggerak harus memiliki nilai - nilai mandiri, reflektif, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada murid. Dengan nilai -nilai tersebut seorang guru penggerak diharapkan mampu mengemban peran: menjadi pemimpin pembelajaran, yang bisa menumbuhkan motivasi intrinsic muridnya tentang pentingnya toleransi didalam masyarakat melalui pembelajaran dan pembiasaan serta keteladanan dari guru
sehubungan dengan hal tersebut maka dalam aksi nyata ini penulis mencoba melakukan kegiatan pembelajaran yang menghubungkan nilai dan peran guru penggerak dalam meningkatkan motivasi intrinsik murid
Tujuan Aksi Nyata
Tujuan dari pelaksanaan aksi nyata ini adalah :
1.Menumbuhkan toleransi keberagaman dan kepedulian terhadap sesama murid
2.Murid yang kolaboratif tanpa memandang perbedaan
3.Menjadi pelajar yang berkebhinekaan global dan secara umum sebagai pelajar pancasila
Aksi nyata ini akan dilaksanakan dalam waktu 4 minggu ( 16 November - 12 Desember ) dengan rincian sebagai berikut :
-Minggu pertama
.Mencoba memaknai dan menginternalisasi Nilai Kemandiian,Reflektif,Kolaboratif,Inofatif, dan Berpihak pada Murid Mengkomunikasikan dengan Kepala Sekolah dan terkait dengan apa yang akan dilakukan dalam upaya menumbuhkan motivasi intrinsik murid melalui pembelajaran yang diintegrasikan dengan penanaman karakter persatuan dan toleransi keberagaman.-Minggu ke - 2
.Lebih mengintensifkan komunikasi dengan orang tua dan masyarakat di lingkungan peserta didik dalam hal peran Tri Pusat pendidikan untuk perkembangan anak secara utuh.(Kolaborasi) .melakukan kegiatan reflektip melalui umpan balik dari siswa tentang perubahan pembelajaran yang mereka lakukan melalui lembar kuisoner (Reflektif)Minggu Ke – 3 dan ke - 4
.Mendatangkan nara sumber Tentara atau Polisi ke sekolah untuk mengenalkan dampak dari toleransi melalui pengenalan materi bela negara Merancang kegiatan pembelajaran yang bisa membuat siswa secara bebas meningkatkan dan mengembangkan potensinya masing – masing dengan mengintegrasikan PPK, dan juga mengembangkan nilai Toleransi dalam pembelajaran (Kemandirian dan Inovatif)
Langkah - langkah
Langkah pertama dari aksi nyata ini bagaimana penulis mencoba menginternalisani nilai dan peran dari guru penggerak karena Kelima nilai ini akan berpadu dan bersinergi menjadi sebuah kesempurnaan jika dimiliki, dihayati dan diimplementasikan oleh seorang pendidik menuju Merdeka Belajar
Langkah kedua adalah Mengkomunikasikan dengan Kepala Sekolah dan terkait dengan apa yang akan dilakukan dalam upaya menumbuhkan motivasi intrinsik murid melalui pembelajaran yang diintegrasikan dengan penanaman karakter persatuan dan toleransi keberagaman.
Langkah ketiga adalah lebih mengintensifkan komunikasi dengan orang tua dan masyarakat di lingkungan peserta didik dalam hal peran Tri Pusat pendidikan untuk perkembangan anak secara utuh.(Kolaborasi)
Langkah Selanjutnya adalah merancang kegiatan pembelajaran yang bisa membuat siswa secara bebas meningkatkan dan mengembangkan potensinya masing – masing dengan mengintegrasikan PPK, dan juga mengembangkan nilai Toleransi dalam pembelajara salah satunya dengan mengundang nara sumber anggota polisi untuk menjelaskan pentingnya budaya toleransi serta bahayanya intoleransi selain itu dalam pembelajaran siswa diajak untuk mengenal tekhnologi sederhana cara membuat sabun cair setelah itu meminta mereka menyimpan hasil karyanya di rumah rumah ibadah. untuk membiasakan toleransi siswa diajak ikut melayat kerumah orang tua temannya yang meninggal tanpa melihat perbedaan agama dan suku
HASIL DARI AKSI NYATA
Hasil dari pelaksanaan aksi nyata ini adalah penulis menyadari untuk mewujudkan nilai-nilai guru penggerak dalam diri kita bukanlah suatu hal yang mudah, butuh belajar, proses, dan pembiasaan - pembiasaan yang dilakukan secara kontinu agar nilai tersebut melekat dalam diri kita.
Sepintar apapun kita, sekuat apapun kita tidak akan sukses tanpa adanya dukungan dari orang lain. Kepala sekolah yang memiliki daya paling tinggi untuk menggerakkan komunitas mutlak dibutuhkan dukunganya. Dukungan dari teman - teman guru dalam membantu mewujudkan program - program yang telah direncanakan sangat diperlukan sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal. Dukungan dari orang tua murid pun penting bagi guru penggerak, pertemuan dengan orang tua murid dilakukan lebih rutin, tidak hanya pada rapat rapat komite ataupun saat murid mendapatkan masalah tetapi pertemuan dengan orang tua murid bisa dilakukan setiap saat. Orang tua murid merupakan sosok penggerak guru yang paling dekat dengan murid olehnya itu mereka harus dilibatkan dalam merancang pendidikan anak mereka
Tantangan Pelaksanaan Aksi Nyata
Tantangan yang didapatkan dalam kegiatan aksi nyata ini adalah ketika akan melibatkan orang tua dalam kegiatan tapi ada beberapa orang tua murid kurang pedili, ketidak pedulian tersebut dikarenakan latar belakang pendidikan dan pekerjaan orang tua siswa orang tuanya tidak mengetahui apa saja yang dilakukan anaknya begitu keluar dari rumah. Karena kesibukan orang tua dan lupa memperhatikan keberadaan anak, terkadang membuat anak merasa bebas karena tidak ada pengawasan dari orang tuanya.
Tantangan kedua adalah masih banyak teman guru yang masih kurang memahami tugas mereka mereka hanyan menganggap tugas mereka hanya mengajarkan ilmu pengetahuan kepada murid karena dikejar target kurikulum sehingga siswa terbebani dengan tugads tugas sekolah yang diberikan
Perbaikan Kedepan
kedepannya untuk menumbuhkan motivasi intrinsik di dalam diri murid maka perlu komunikasi yang baik tentang Pentingnya peran orang tua dirumah sangat mempengaruhi terhadap diri dan kepribadian anak, sehingga anak bisa berada dalam sosial sekolah atau pun sosial masyarakat dengan pribadi yang baik dan dapat diterima oleh orang -- orang sekitarnya. serta berharap semua guru juga bisa memehami dan menginternalisasi nilai nilai dan peran yang dimilikinys, karena guru harus menyadari bahwa kehadirannya akan menjadi warna bagi setiap anak didiknya. karena seorang guru tidak hanya dituntut pintar dalam pengetahuan tetapi yang tidak kalah penting adalah memiliki karakter yang bisa dipertanggung jaabkan

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar