KEPANIKAN MELANDA LIBURAN LEBARAN
Kepanikan sungguh membuatku terkulai lemas, membayangkan apa yang akan kujawab jika suamiku bertanya mana anak kita. Aku mulai merasakan keringat dingin sekujur tubuhku tatkala tak kudapati anakku bermain di perosotan tempat yang tadinya kuantarkan lalu aku kembali duduk menunggu. Aku sesekali memperhatikannya bermain sambil membuka hp, menulis apa saja yang kurasakan saat itu, membuka facebook, wa, dan bbm dan segala aktifitas online lainnya. Berselang 10 menit anakku bermain di perosotan itu, aku masih melihanya dengan teman barunya. Tetapi menit berikutnya aku memperhatikannya lagi lho dalam hatiku berkata kok tidak ada kemana anakku. Aku mulai mendekati tempat perosotan itu lalu kubertanya pada anak laki-laki yang tadinya juga bermain d sana. Aku bertanya dengan suara agak gemetaradek ' apakah adek melihat anak perempuan yang memakai baju barbie juga bermain di sini, tau gak kemana dia' Anak laki-laki itu menjawab ' tidak tante'. Aku pun memperhatikan sekeliling area permainan tidak ada kujumpai anakku, dalam hatiku kemana dia bukannya biasanya minta izin dulu jika mau ke mana-mana ini kok tidak. Aku mulai dilanda kepanikan kuambil HP kutelpon suamiku tapi rupanya pulsaku tidak ada, jadi hanya bisa meneruskan panggilan saja. Ku ulangi berkali-kali berharap aku ditelepon dari sana, sambil aku berjalan mengitari seluruh area permainan. Dalam keadaan panik aku masih berjalan mondar-mandir agar anakku melihatku atau aku yang duluan melihatnya. Tetapi masih sia-sia saja usahaku. Aku tak kuasa lagi membendung air mataku membayangkan kejadian terburuk yang akan menimpaku jika anakku sampai tak kunjung kutemukan. Rupanya anakku sudah berpindah tempat permainan lain dengan mengendarai mobil-mobilan di tengah lapangan terik. Suamiku kulihat dari kejauhan tengah bersamanya. Keteganganku mulai berkurang sedikit demi sedikit. Lalu kuhampiri anakku, lalu berkata mengapa pindah tempat permainan tanpa memberitahukan terlebih dahulu. Anakku menjawab 'sudah manggi-mangil mama tapi mama tak dengar.' Astagfirullah aku asyik dengan HP ku sampi tak terdengar lagi anakku memanggilku. Lalu kusiapkan mental untuk mendengar apa yang akan diucapkan oleh suamiku dia berkata 'anak dibiarkan saja tak didampingi ' kuterima ucapan itu, memang salahku. Aku mulai berfikir baru beberapa menit anakku hilang dari pantauanku aku sungguh tidak sanggup merasakan hal itu, bagaimana kalau selamanya masyaallah amanah ini akan kujaga selamanya. Insyaallah semoga kejadian seperti ini tidak menimpa ibu-ibu lainnya di tempat keramaian. Pelajaran tahun ini sungguh sangat berharga.
4 Syawal 2017
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aku pernah merasakan ketegangan itu, manakala anak dikira Hilang... Sesuatu banget.. Sport jantung rasanya..
Iya bun gak enak banget rasanya
Buat deg-degan bu.
Bukan deg-deg an udah tegang semua rasanya
Ikut tegang, Bu. Kebayang.
Saya gak bisa bayangkan jika sampai gak ketemu saat itu
Ikut deg2an...
Dag dig dug jantung mau copot rasanya
Alhamdulillah ketemu ya bu. Memang HP itu godaan syaiton yang terkutuk. Jagain anak sambil main HP.
Benar-benar godaan syaiton bu kalau tak pandai-pandai memanfaatkannya