RABIAH, M.Pd

RABIAH, M.Pd lahir Di Pulau Kijang, (Kabupaten Indragiri Hilir, Riau) 27 November 1987. Mengajar Di SMP Negeri 3 Keritang Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri...

Selengkapnya
Navigasi Web

Silaturahmi itu, tidak Kuinginkan

Ketika kubuka masengger, masuklah inbok dari seorang yang kukenal setahun yang lalu. Namun akhir-akhir ini isi inbok itu menggangguku dan membuatku tidak nyaman. Bahkan rasanya sakit hati membaca isi inbok itu. Puncaknya hari ini ketika saya masih berada di Dinas Pendidikan untuk berbagai urusan sekolah dia menelponku dengan memakai nomor lain. Ketika teleponku berdering dengan cepat kuterima dengan ucapan salam, bahkan beberapa menit dia bercerita saya pun belum bisa mengenal suaranya. Tiba-tiba dia bilang kenapa inbok ku tidak dibuka saya baru tersadar sedang berbicara dengan siapa. Astagfirullah saya tak bisa lagi menghindar kukatakan memang saya sedang marah makanya saya tidak ingin membalas inbok-inbok itu. Penyebabnya ketika janji sudah siap dilaksanakan dia mengatakan "maaf ya bu". Saya mulai saat itu berfikir dia hanya senang jika saya membantu, giliran saya yang minta bantu ah dia bilang "maaf ya bu". Terasa sesak di dada dan sampai hari ini pun saya belum ingin membalas inboknya meskipun permintaan maaf ketika lebaran telah diucapkan. Sepertinya saya belum ikhlas memaafkannya. Bukan tidak berdasar saya menghindar berteman dengan orang seperti dia lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya. Jadi saya fikir lebih baik berhenti berteman dengan orang seperti dia. Teman yang hanya mementingkan kepentingan diri sendiri. Saya muak dan mencoba mengalihkan semua pembicaraanku tadi dengan mengatakan saya lagi banyak urusan. Karena saya tahu betul dia menelponku hari ini ada kepentingan dia yang ingin dia sampaikan, namun saya tidak ingin menanggapinya lagi. Perjalanan dari ibukota kabupaten kurang lebih dua ada beberapa inbok yang masuk dari dia dan panggilan masengger namun saya bergeming tidak ingin sekalipun menanggapinya langsung saja kuhapus pesan itu. Sampai inbok terakhir dia tuliskan "sampai hati ibu" saya mulai terpancing dengan membalasnya "biarlah memang saya sampai hati" dalam hatiku siapa duluan yang memulai ingkar janji itu teman, bukan saya rasakanlah kepedihan hatiku. Tapi itu hanya kuucapakan di dalam hati saja. Apakah saya berdosa memutuskan silaturahmi ini, hanya Tuhan yang tahu. Saya hanya ingin menenangkan diri dari gangguan teman yang tak bisa menepati janjinya. Dan memberikan pelajaran bahwa janji itu mestilah ditepati jika ingin bersahabat denganku. Saya memohon ampun pada Allah atas segala kesalahanku jika memutuskan silaturahmi adalah dosa?

Tembilahan, 7 Juli 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ya bu masih belajar ni

08 Jul
Balas

Belajar iklhas

08 Jul
Balas

Semoga Allah mengobati luka hati ibu ya.

07 Jul
Balas

Haha obatnya apa pak yudha

08 Jul

Sabar ya bu...smoga bisa berdamai kembali.

07 Jul
Balas

Iya semoga bu. Aamin

08 Jul



search

New Post