Kemarin, tepatnya tanggal 11 Desember 2019. Aku dikagetkan dengan wa ‘surat cinta’ yang isinya:

“penulisan buku sudah mendekati batas deadline. Tugas harus dilaksanakan dan diselesaikan. Rintangan dan hambatan sudah pasti ada. Hasil tidak akan mengkhianati proses. Selamat menulis. Pesan cinta: sudah sampai halaman berapa ya?”

Nah lo... nah lo.. perasaan deadline masih lama. Bukannya tahun depan? Akupun melayangkan pertanyaan demi pertanyaan agar aku tidak menjadi semakin bingung. Ternyata usut demi usut, ada salah sesi waktu pelatihan SAGUSABU kemarin, yang menyebutkan jika setiap peserta harus menyelesaikan bukunya satu bulan setelah pelatihan. Pantas.. ‘surat cinta’ datang bertubi-tubi. Ternyata batas deadlinennya memang singkat.

Jujur, aku sebenarnya meragukan kualitas buku yang dikerjakan hanya satu bulan oleh ‘penulis awam,’ bagaimana tidak. Jika buku itu hanya menceritakan pengalaman pribadi, it’s okelah. Tapi kalau buku itu karya tulis yang ilmiah dan membutuhkan reverensi, aku rasa buku itu akan dibuat ‘seadanya’. Dan sialnya, buku yang akan ku tulis adalah buku yang seperti itu.

Aku sebenarnya ragu, kalau diminta untuk menyelesaikan 60 halaman dalam satu bulan, tapi layar sudah membentang, lautan telah dicicipi, angin sudah bertiup, maka pantang untuk mundur. Aku meyakinkan diri akan mampu menyelesaikan bukuku beberapa hari kedepan. Mohon doa’nya...

(Penulis adalah guru Kabupaten Bangka Tengah)