rachman firdaus

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kearifan Lokal Kegiatan Ekonomi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Kabupaten Lembata

Kearifan Lokal Kegiatan Ekonomi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Kabupaten Lembata

KEARIFAN LOKAL KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN DAYA ALAM KABUPATEN LEMBATA

Rachman Firdaus

SMPN 1 Nagawutung - Lembata - NTT

Email: [email protected]

Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasikan kearifan lokal Kabupaten Lembata yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran sehingga mampu mendekatkan pembelajaran IPS dengan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar agar mampu menggali informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang lebih bermakna. Penelitian ini berkaitan dengan Materi IPS SMP yaitu Kegiatan Ekonomi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang disesuaikan dengan Potensi Kearifan lokal di Kabupaten Lembata propinsi Nusa Tenggara Timur,

Kata kunci : Kearifan lokal, sumber belajar

Pendahuluan

Peningkatan mutu pembelajaran merupakan salah satu agenda penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran pada tingkat sekolah yang erat kaitannya dengan lingkungan masyarakat dalam proses pembelajarannya. Pendidikan berbasis kearifan lokal merupakan Pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran IPS untuk lebih mendekatkan siswa dengan lingkungan belajarnya. Pendidikan berbasis kearifan lokal dapat digunakan sebagai media untuk melestarikan potensi daerah. Potensi daerah merupakan potensi sumber daya spesifik yang dimiliki suatu daerah tertentu.

Pengaruh modernisasi teknologi dan komunikasi menyebabkan pemanfaatan sumber daya alam dan kegiatan ekonomi berbasis kearifan lokal belum menyentuh pada kehidupan siswa. Pergeseran nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat lembata sehingga kearifan lokal menjadi kehilangan makna dari aspek nilai pendidikan maupun fungsi sosialnya. Siswa seharusnya dapat lebih mengenal Potensi sumber daya alam daerahnya sejak dini sehingga kelestariannya tetap terjaga melalui penerapan kurikulum di sekolah yang membelajarkan materi tentang kearifan lokal agar potensi sumber daya alam tetap dikembangkan dalam kehidupan sosial masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasikan kearifan lokal Kabupaten Lembata yang sesuai dengan karakteristik siswa dan kebutuhan pembelajaran sehingga mampu mendekatkan pembelajaran IPS dengan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar agar mampu menggali informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang lebih bermakna. Penelitian ini berkaitan dengan Materi IPS SMP yaitu Kegiatan Ekonomi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang disesuaikan dengan Potensi Kearifan lokal di kabupaten Lembata propinsi Nusa Tenggara Timur,

Potensi Sumber Daya Alam Kabupaten Lembata

Kabupaten Lembata adalah salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki beragam potensi kearifan lokalnya. Dinas pertanian dan kehutanan kabupaten Lembata menggambarkan bahwa Luas daratan kabupaten Lembata 126,684 ha. Potensi lahan pertanian di kabupaten Lembata mencapai 58.972 ha (46,57 dari luas kabupaten). Bila dilihat dari kondisi lahan pertaniannya, ada sekitar 720 ha (1,22%) merupakan potensi lahan basah yang tersebar dikecamatan Buyasuri, Omesuri dan Nubatukan. Sedangkan potensi lahan kering mencapai 58.252 ha (98,78%) yang keberadaannya tersebar disemua kecamatan dan areal yang terluas terdapat di kecamatan Nagawutung mencapai 25.250 ha. Jenis komoditi pertanian yang ada di kabupaten Lembata adalah padi, palawija, jagung, kacangan-kacangan, sayuran dan buahan.

Selain itu, Potensi perkebunan di kabupaten Lembata masih sangat terbuka dan menjanjikan, seiring dengan animo masyarakat untuk berusaha di bidang perkebunan khususnya untuk komoditi vanili, jambu mete, dan kakao. Lahan yang potensil untuk perkebunan di kabupaten Lembata mencapai 53.834,37 ha yang tersebar diseluruh kecamatan. Namun dari potensi yang ada baru 32% (17.619 ha) yang sudah dikembangkan, sehingga potensi yang masih tersisa untuk dikembangkan mencapai 36.215,57 ha. Perkebunan yang sudah dibudidayakan oleh masyarakat adalah: kelapa, jambu mete, kopi, kakao, pinang, kapuk, cengkeh, lada dan vanili. Potensi peternakan di kabupaten Lembata sangat tinggi baik dari potensi sumber daya alam sebagai faktor pendukung utama ataupun dari populasi penduduk dan vegetasi tanaman pakan yang secara alamiah telah berkembang dengan baik di kabupaten Lembata. Dilihat dari jenis ternak yang dipelihara di kabupaten Lembata juga memiliki potensi besar dalam peluang ternak terutama ternak sapi, kambing, babi, dan kuda. Mencermati luas lahan kering kabupaten Lembata yang cukup besar yakni 58.252 ha (45,99%) maka potensi pengembangan sub sektor peternakan terutama jenis ternak ruminansia seperti Sapi, kerbau, dan juga kuda sangat tepat bila dijadikan salah satu komoditas andalan kabupaten Lembata. Hal tersebut didukung potensi yang besar pada kemungkinan pengembangan tanaman pakan yang cocok di lahan kering berkualitas baik. Potensi hutan di kabupaten lembata mencapai 48.627,44 ha (39,65% dari luas wilayah). Meliputi hutan lindung dan hutan produksi terbatas dengan masing-masing luasan 41.557,44 ha dan 7050 ha. Mengingat hutan dan keberadaannya mempunyai banyak fungsi memberikan perlindungan terhadap lingkungan hidup melalui : penyediaan air, menjaga kesuburan tanah, menjaga erosi, banjir, dan kekeringan. Kebiasaan petani membuka lahan garapan dengan cara membakar dan perladangan berpindah yang mengakibatkan lahan menjadi tidak produktif.

Pada potensi pertambangan, kabupaten Lembata memiliki tiga gunung api aktif. Gunung-gunung api itu antara lain ; gunung api Ile Lewotolok, Gunung Api Ile Batutara dan Gunung api Ile Werung. Beberapa gunung api tersebut berpotensi menghasilkan bahan galian tipe A, Tipe B, dan Tipe C (bahan galian industri). Bahan galian tersebut antara lain yaitu panas bumi (Gheotermal) dikecamatan Atadei, Emas di kecamatan Lebatukan, Buyasuri, Omesuri, dan Atadei. Belerang dan sirtu di kecamatan Ile Ape. Semua bahan galian ini sangat potensial namun belum dikelola karena lemahnya Sumber Daya Manusia, masih kentalnya budaya dan adat istiadat serta kondisi geologi setempat yang tidak memungkinkan dilakukan eksploitasi sumber daya alam dalam skala besar. Selain menghasilkan bahan galian, gunung-gunung api di kabupaten Lembata juga berpotensi sebagai obyek wisata kebumian dan rekreasi yang apabila dikelola dengan baik maka dapat meningkatkan pendapatan daerah.

Potensi sumber daya perikanan di kabupaten Lembata cukup besar dan variatif, terutama sumber daya perikanan laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Namun pemanfaatannya masih sangat terbatas. Besarnya potensi lestari sumber daya perikanan kabupaten Lembata didasarkan pada posisi geografis wilayah lembata yang termasuk wilayah tangkapan (fishing ground) perikanan besar Indonesia yaitu perikanan tuna, baik tuna besar maupun tuna kecil (skipjack tuna). Ekosistem wilayah pesisir dan laut kabupaten Lembata merupakan ekosistem perairan yang mempunyai keunikan karena fenomena biologi dan geo-ekologi yang dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi di laut flores, laut banda, laut sawu, dan samudera hindia serta muson barat dan muson timur. kondisi tersebut membentuk ekosistem wilayah pesisir dan laut Lembata dan pulau pulau kecil di sekitarnya terdiri dari pantai dangkal yang relatif sempit terutama yang berdekatan dengan daerah daratan yaitu dibagian utara dan barat dari pulau lembata dan perairan dalam (deep sea) hingga laut lepas pada selat-selat lebar yang menghubungkan lembata khususnya basin sawu dengan kedalam sekitar 3.000 meter, basin flores dan banda selatan dengan kedalaman 5.000 meter.

Stanis (2005) yang meneliti tentang Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut melalui pemberdayaan kearifan lokal di kabupaten Lembata propinsi Nusa Tenggara Timur mengatakan bahwa Nilai kearifan lokal yang mempunyai peranan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir adalah Badu, Muro, Kolo Umen Bale Lamaq, Poan Kemer Puru Larang, Toto, Bito Berue, Lepa Nua Dewe, Bruhu Bito dan Leffa Nuang. Ketaatan masyarakat terhadap nilai kearifan lokal sangat tinggi, karena mereka memiliki kesadaran dan persepsi bahwa eksistensi kehidupan mereka tidak terlepas dari eksistensi kehidupan makhluk lainnya (ikan dan makhluk hidup lainnya) dalam kebersamaan di bumi yang satu dan sama ini.

Pasar Barter Sebagai Bentuk Kegiatan Ekonomi Tradisional Masyarakat Kabupaten Lembata

Kabupaten Lembata memiliki kegiatan ekonomi tradisional yang masih terjaga sampai saat ini yaitu Gelu Gore (dalam bahasa suku Lamaholot) atau Kelung Lodong (dalam bahasa suku Kedang) yang dalam istilah Ekonomi disebut dengan barter. Pasar barter merupakan salah satu pasar tradisional yang menggambarkan transaksi barang pada jaman dahulu sebelum manusia mengenal uang sebagai alat pembayaran. Aktifitas pasar barter Lembata dimulai pada jam 10.00 pagi yang ditandai dengan tiupan peluit atau biasa disebut ”Buri” dari petugas yang dikenal dengan sebutan ”mandor” yang mengawasi kegiatan barter.

Uran (2008) dalam penelitiannya tentang Sistem Barter Masyarakat Lembata menyatakan bahwa masyarakat Lembata mengakui bahwa Gelu Gore atau Kelung Lodong sangat membantu dan tidak terpengaruh dengan naik turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Selama Indonesia didera krisis ekonomi sebagai akibat menurunnya nilai tukar rupiah, masyarakat di wilayah ini sama sekali tidak terpengaruh. Kegiatan barter membantu tetap mengalirnya pemenuhan kebutuhan produk pertanian di tingkat masyarakat Lembata. Ini menjadi dasar bagi keberlanjutan pasar bagi kebutuhan pertanian dan memandirikan konsumsi masyarakat setempat. Selain itu, barter menjadikan petani memiliki posisi tawar terhadap komoditas yang dihasilkannya. Barter di wule menjadikan keputusan penting ada di tingkat lokal, tidak tergantung pada keputusan oleh pihak lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Blikololong (2010) tentang Du Hope di tengah modernisasi Kabupaten Lembata menyatakan bahwa sebagian besar responden (91%) menyatakan keyakinan bahwa barter akan tetap bertahan bersama uang, dengan persentasi lebih tinggi di Lamalera (96%), sedangkan di Karafate (86%). Hanya 6% yang mengatakan barter akan punah (2% di Lamalera dan 10% di Karafate). Hasil ini menunjukkan bahwa orang pesisir dan pedalaman merasa yakin bahwa apa yang terjadi saat ini, yakni barter yang berkoeksistensi dengan uang, akan terus berlanjut di masa mendatang. Dengan ini mereka menegaskan pula bahwa barter tidak akan punah, walaupun uang akan lebih lancar. Pernyataan ini juga mendukung penegasan dalam pertanyaan nomor 11 tentang tiga kemungkinan yang bermanfaat: barter, uang, atau barter dan uang. Ternyata sebagian orang pesisir dan pedalaman (80%) mengatakan barter dan uang lebih bermanfaat bagi mereka. Mereka menegaskan lagi bahwa koeksistensi barter dan uang seperti saat ini sangat bermanfaat bagi mereka dan itulah pilihan mereka untuk masa depan.

Pemanfaatan potensi sumber daya alam dan Pasar Barter merupakan potensi kearifan lokal Kabupaten Lembata yang masih terjaga hingga saat ini. Barang yang dibarter antara lain hasil-hasil perikanan laut seperti Ikan ditukarkan dengan hasil pertanian seperti beras, jagung, singkong, sayur dan buah-buahan. Pasar barter sangat membantu masyarakat dari pesisir dan gunung untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Pasar barter ini merupakan warisan nenek moyang, di pasar tersebut mereka tidak hanya menukarkan barang hasil usaha, tetapi juga membangun persaudaraan, kerukunan antar warga pesisir atau orang pantai dan warga pedalaman atau orang gunung.

Kearifan Lokal Sebagai Sumber Pembelajaran IPS SMP

Wagiran (2011) yang meneliti tentang “Pengembangan Model Pendidikan Kearifan Lokal Dalam Mendukung Visi Pembangunan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2020” menyatakan bahwa Implementasi nilai-nilai kearifan lokal dalam proses pendidikan di sekolah menunjukkan variasi yang beragam. Upaya sosialisasi, perumusan model dan perangkat pendidikan kearifan lokal perlu dilakukan secara terpadu mengingat besarnya potensi yang dimiliki sekolah dalam implementasi pendidikan kearifan lokal.

Selain itu, Mulyasa (2010) mengemukakan bahwa Tugas Guru dalam pembelajaran IPS ini, tentu saja bukan memaksakan metode atau model pembelajaran yang beragam saja, akan tetapi harus bersifat kontekstual dengan menjadikan lingkungan sosial sebagai bahan belajar, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai kearifan lokal dalam masyarakat dan dekat dengan kehidupan peserta didik, sehingga diharapkan melalui pembelajaran yang berlandaskan pada bahan ajar yang lebih menarik, IPS akan jauh lebih menyenangkan dan lebih bermakna. Seiring dengan perubahan paradigma pendidikan dari teacher centered ke student centered, maka fungsi guru tidak lagi hanya sebagai sumber belajar bagi siswa tetapi sebagai fasilitator bagi siswa. Vitalnya peran guru dalam pembelajaran, karena tidak saja sebagai perencana (designer) pembelajaran, namun juga sekaligus sebagai pelaksana (implementer), dan penilaian (evaluator) pembelajaran

Dari Beberapa Penelitian terdahulu tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa mengangkat potensi kearifan lokal suatu daerah sebagai salah satu sumber pembelajaran IPS SMP akan lebih bermakna dan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi siswa. Hasil identifikasi sumber daya alam berbasis kearifan lokal Kabupaten Lembata, diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi sekolah dan guru pada khususnya untuk mengembangkan materi dalam pembelajaran IPS.

Simpulan

Potensi kearifan lokal kabupaten Lembata meliputi potensi sumber daya alam (pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan dan pertambangan) dan Pasar barter sebagai bentuk kegiatan ekonomi tradisional. Potensi tersebut berada dilingkungan sekitarnya siswa dalam kehidupannya sehari-hari sehingga potensi kearifan lokal tersebut dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran IPS agar dapat mewujudkan pembelajaran yang lebih bermakna.

Saran

Kegiatan Ekonomi dan Pemanfaaatan Sumber daya alam berbasis kearifan lokal kabupaten Lembata memilki kontribusi dalam pembelajaran IPS. oleh karena itu guru diharapkan dapat mengembangkan potensi kearifan lokal untuk mendukung materi pembelajaran IPS agar dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan keterampilan siswa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren. local wisdom yg diperhatikn dan dilestarikn.

21 Aug
Balas



search

New Post