rachman firdaus

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Opini Rachman Firdaus

Menulis NO, Naik Pangkat Yes

(sebuah refleksi mudahnya naik pangkat tanpa menulis)

Oleh

Rachman Firdaus, M.Pd

Guru SMPN 1 Nagawutung - Lembata - NTT

Tulisan ini adalah hasil pengamatan dan bentuk refleksi penulis tentang ragam persoalan menjelang kenaikan pangkat bagi guru PNS. Karya tulis menjadi salah satu momok menakutkan bagi sebagian besar guru PNS yang hendak naik pangkat. Berbagai alasan guru untuk tidak mau menyibukkan diri dengan menulis karya ilmiah, seperti waktu yang tidak cukup karena kesibukan profesi dan urusan keluarga, tidak suka menulis, tidak punya ide untuk memulai menulis, dan lain ragam alasan lainnya.

Berdasarkan PermennegPAN dan RB no 16 tahun 2009 bahwa guru wajib mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) setiap tahunnya. PKB harus dilaksanakan sejak golongan III/a dengan melakukan pengembangan diri, dan sejak III/b guru wajib melakukan publikasi ilmiah dan / atau karya inovatif, serta untuk naik dari IV/c ke IV/d guru wajib melakukan presentasi ilmiah. Peraturan ini menjadi tuntutan yang wajib dilakukan oleh setiap guru PNS dalam pengembangan keprofesiannya. Karya tulis ilmiah menjadi sebuah kewajiban bagi guru sebagai bukti adanya implementasi tugas dan kewajiban profesinya.

Namun sayang, demi kesejahteraan dan kepangkatan, Jalan pintaspun akhirnya ditempuh oleh sebagian guru PNS untuk memudahkan urusan tersebut. cukup dengan sejumlah uang, mereka sudah dapatkan satu buah karya tulis berupa PTK untuk urusan kenaikan pangkat tanpa harus melakukan penelitian sampai penyusunan laporan PTK. Sungguh merupakan hal yang sangat mudah ketika seseorang memiliki karya tulis tanpa harus menulis. Sangat ironis jika hal ini menjadi kebiasaan pada setiap urusan kenaikan pangkat bagi guru PNS.

Guru saat ini dituntut untuk lebih kreatif, inovatif, dan mampu menginspirasi siswa maupun guru lainnya dalam dunia pendidikan, atau lebih jelasnya guru harus mampu berkarya. Menulis adalah salah satu wujud berkarya yang mengaktualisasikan pikiran dalam goresan kata yang bermakna. Bayangkan, jika guru punya karya tulis, tapi dari pikiran dan karya tangan orang lain? Apa jadinya dunia pendidikan kita ? hal ini pada akhirnya akan melahirkan generasi plagiator, yang cerdas mengakui karyanya tapi hasil “curian” karya orang lain.

Perlu disadari, bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi, peserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini. Profesional merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Kepangkatan bagi guru PNS adalah bentuk pencapaian atas sebuah pengabdian profesi yang pada akhirnya akan mempengaruhi besaran gaji yang diterima. Begitu banyaknya tuntutan yang harus dilalui guru dalam pengembangan keprofesian, namun sejatinya semua guru dapat dikatakan sebagai guru berprestasi jika ia dapat menjalankan tugas dan tanggungjawabnya secara baik karena memang penilaian tersebut hanya menilai dari rekam jejak yang telah dilakukan oleh guru.

Permasalahannya adalah kemauan dan kemampuan guru dalam menjalankan perannya ini berbeda-beda. Lantas bagaimana cara memeratakan dan meningkatkan kemampuan guru secara teknis? Perlu komitmen besar dari guru untuk mau meningkatkan kemampuan pribadinya. Guru memenuhi administrasi pembelajarannya untuk memenuhi penilaian kinerja guru (PKG) serta melakukan pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif untuk memenuhi penilaian pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB). Pengembangan diri dapat dipenuhi jika guru aktif mengikuti berbagai kegiatan diklat, bimtek, workshop, maupun seminar yang berkaitan dengan profesinya.

Publikasi ilmiah dipenuhi melalui pembuatan karya tulis seperti buku, modul, artikel, esai dll yang diterbitkan pada media massa, penerbit, ataupun diseminarkan pada forum tingkat satuan pendidikan maupun forum yang lebih luas dan disimpan di perpustakaan. Karya inovatif dipenuhi melalui pengembangan media, metode, atau alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran. oleh karena itu, guru harus mampu menulis sebagai bentuk aktualisasasi karya bukan sekedar untuk naik pangkat saja.

Menulis adalah investasi karya

Patteda mengemukakan bahwa karya tulis ilmiah merupakan hasil pemikiran ilmiah tentang disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, benar, logis, utuh, bertanggungjawab, serta menggunakan bahasa yang benar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa karya tulis ilmiah adalah hasil dari pemikiran ilmiah dari berbagai bidang ilmutertentu, disertai fakta dan data yang tersusun secara sistematis, logis, utuh, serta bertanggungjawab. Apa jadinya kalau guru tidak melakukan penelitian dan menulis karya ilmiah, tapi saat urusan kenaikan pangkat ia punya karya tulis? Naudzubillahiminzalik, sungguh memalukan ! hanya untuk memenuhi persyaratan urusan kenaikan pangkat, seorang guru harus menjadi “pencuri” karya orang lain.

Perlu dipahami secara sadar bahwa menulis karya ilmiah bukan hanya sekedar untuk naik pangkat, tapi menulis merupakan aktualisasi pikiran yang diwujudnyatakan dalam bentuk tulisan bermakna. Menulis adalah investasi karya. Guru yang berkarya dengan tulisan ilmiah adalah upaya menginvestasikan ilmu melalui karya keprofesian yang dijalankan oleh seorang guru. Guru yang mengasah kompetensinya dengan karya tulis adalah mereka yang sadar bahwa menulis adalah sebuah investasi yang harus ditanamkan agar memberikan kontribusi positif dalam pengembangan profesi dan kemajuan pendidikan di era milenial saat ini.

Karya tulis tidak akan mati karena bersumber dari pikiran dan tangan kita pada setiap aktivitas keprofesian, namun karya itu akan mati jika bukan merupakan aktualisasi dari hasil pikiran kita melainkan hasil karya orang lain. Guru akan lebih mulia dengan karya yang dicapainya. Guru yang hebat adalah mereka yang mampu menginspirasi orang lain dengan karya.

Guru menulis adalah guru inspiratif

Inspirasi dimaknai sebagai gagasan-gagasan kreatif yang muncul dari dalam diri setelah mempelajari segala sesuatu yang ada di sekitarnya melalui karya tulis ilmiah. Oleh karena itu, guru yang inspiratif adalah pendidik yang mampu memberikan pengaruh positif bagi siswa maupun pendidik lainnya melalui ide-ide , nilai-nilai, maupun tindakan kreatifitas yang positif. Guru yang mampu menginspirasi siswa maupun pendidik lainnya untuk berkarya adalah yang luar biasa.

William Arthur menyatakan bahwa “guru yang “baik” bisa menjabarkan materi dengan baik, guru yang “superior” dapat mendemonstrasikan materi dengan baik, dan guru yang “luar biasa hebat” dapat menginspirasi siswa sehingga mereka terus berkembang dengan sendirinya. Dari pernyataan tersebut, tentu kita semua berharap dapat menjadi guru yang mampu menginspirasi setiap orang untuk berkarya di dunia pendidikan (bukan hanya siswa). Oleh karena itu, guru harus bisa menjadi inspirator yang mendorong siswa maupun guru lainnya untuk memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran sehingga mampu menciptakan kualitas pendidikan menuju generasi abad 21 yang cerdas.

Akhirnya, penulis berharap semoga tulisan ini menjadi refleksi maupun referensi guru dalam upaya membangun komptensi profesi sehingga mampu menginspirasi siswa maupun guru lainnya untuk berkarya, bukan untuk melahirkan siluman” karya tulis ilmiah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ada kalimat yang saya suka dan saya garis bawah, yaitu " menulis bukan hanya sekedar untuk naik pangkat, tapi bentuk aktualisasi yang nyata yang diwujudkan dalam tulisan bermakna". Setuju sekali pak Rachan firdaus. Memang profesi guru harus banyak berinovasi dan berinprovisasi. Dengan kata lain harus terus belajar, salah satunya dengan menulis. Saya sendiri sekarang sedang belajar menulis pk..heee. Salah satu kiat agar bisa menulis, yang saya baca adalah, menulis setiap hari tentang apa saja, sesuai ide yang masuk saat itu. Terus berkarya dan menulis pk, saya tunggu tulisan bapak berikutnya... Salam....

04 Jan
Balas



search

New Post